Menlu Retno Bahas Perang Rusia Ukraina Dengan Perwakilan PBB di Bali


Suasana desa Moshchun yang hancur, di tengah invasi Rusia, Kyiv, Ukraina, Kamis (19/5/2022). Foto diambil dengan drone. ANTARA FOTO/REUTERS/Leonardo Benassatto/WSJ/cfo
MerahPutih.com - Kondisi konflik antara Rusia dan Ukraina menjadi kekhawatiran berbagai negara. Bahkan, dampak ekonomi sudah dirasakan negara-negara berkembang akibat perang yang sudah berlangsung sejak 24 Februari lalu.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi melakukan sejumlah pertemuan bilateral dengan pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di sela-sela rangkaian kegiatan Sesi ke-7 Global Platform on Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Nusa Dua, Badung, Bali.
Baca Juga:
Presidensi G20 Punya Tanggung Jawab Sikapi Dampak Ekonomi Perang Rusia-Ukraina
Menlu RI bertemu antara lain dengan Deputi Sekretaris Jenderal PBB Amina J. Mohammed, Presiden Sidang Majelis Umum PBB Abdulla Shahid, Penasihat Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Saima Wazed Hossain
Dalam pertemuan dengan Deputi Sekjen dan Presiden Majelis Umum PBB, Menlu Retno membahas mengenai dampak perang di Ukraina terhadap dunia, termasuk ancaman krisis pangan dan energi, terutama di negara-negara yang belum berkembang.
Menlu Retno menyampaikan kekhawatiran tentang dampak perang terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang akan semakin jauh dari target.
Menlu menekankan prinsip posisi Indonesia yang konsisten mengenai pentingnya setiap negara menghormati kedaulatan dan integritas wilayah negara lain. Selain itu, menyampaikan kekhawatiran mengenai belum terciptanya lingkungan yang memungkinkan bagi penyelesaian perang secara damai melalui negosiasi.

"Menjadi tanggung jawab semua pihak untuk berkontribusi agar lingkungan yang memungkinkan tersebut dapat segera tercipta sehingga negosiasi penyelesaian perang secara damai dapat berlangsung dan membawa hasil baik," katanya.
Menlu RI juga menilai bahwa mekanisme multilateralisme mendapatkan tantangan besar dengan terjadinya perang di Ukraina.Pendekatan unilateralisme semakin mengemuka dan pendekatan "take it or leave it" dalam berbagai pembahasan naskah resolusi baik di PBB maupun organisasi internasional lainnya juga semakin sering terjadi.
Presiden Majelis Umum PBB Abdulla Shahid menyampaikan apresiasi atas kepemimpinan Indonesia di G20, terutama di tengah tantangan yang sangat besar.
"Sampai saat ini Indonesia masih dapat membuat rangkaian kegiatan G20 berjalan dengan baik," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Berawal dari Kamboja, Kemenlu Temukan 10 Ribu WNI Jadi Korban TPPO di 10 Negara Asia

Israel Perluas Pemukiman di Tepi Barat, Bangun Zona Penyangga Pemukiman Elit

Serangan Israel ke Gaza Bikin Satu Dari 7 Keluarga Dikepalai Perempuan, Gencatan Senjata Tidak Akhiri Krisis Nutrisi

Tentara dan Tank Israel Masih Bertahan Sekitar RS Indonesia di Gaza

Pakistan dan Afganistan Saling Serang di Perbatasan, Kerahkan Senjata Berat

Ribuan Warga Gaza Termasuk Warga Dihukum Seumur Hidup di Bebaskan Isreal

Wakil Ketua MPR Dukung Pemerintah Siapkan Tentara Perdamaian ke Gaza

Ribuan Orang Kembali ke Rumah di Jalur Gaza, Pasukan AS Pantau Pelaksanaan Gencatan Sejata

Gencatan Senjata Mulai Berlaku, Ribuan Pengungsi Palestina Kembali ke Gaza

DPR Sahkan UU Ekstradisi RI-Rusia
