Menilik Peran Diaspora Indonesia Dalam 'Pertarungan' Joe Biden-Donald Trump

Angga Yudha PratamaAngga Yudha Pratama - Senin, 02 November 2020
Menilik Peran Diaspora Indonesia Dalam 'Pertarungan' Joe Biden-Donald Trump

Calon Presiden Amerika Biden dan Trump. (Foto: VOA),

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih.com - Salah satu kelompok diaspora Indonesia berkewarganegaraan AS yang aktif dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat, Pejuang Indonesian Coalition mengusung misi untuk memberikan kesadaran bagi diaspora Indonesia untuk tidak asal memberikan hak pilihnya. Namun, harus memilih pemimpin yang tepat.

“Kita akan encourage (mendorong) orang-orang, khususnya mereka diaspora Indonesia yang sudah menjadi US citizen, untuk benar-benar take it seriously (memberi perhatian serius.red)untuk mereka vote (pilih.red). Dan bukan hanya sekedar vote, tapi vote untuk the right leader,” kata Aldo Siahaan, salah satu anggota Pejuang Indonesian Coalition.

Hasil pilpres AS kali ini dinilai akan mempengaruhi sejumlah kebijakan penting selama empat tahun ke depan. Sebut saja soal kebijakan imigrasi dan penanganan pandemi virus corona.

Baca Juga:

Facebook Berantas Jaringan yang Unggah Hoaks Soal Pilpres AS

Sehingga tak heran, sejumlah diaspora Indonesia berkewarganegaraan AS kali ini turut aktif dalam mendukung calon presiden (capres) AS pilihan mereka dengan beragam cara. Mulai dari secara publik menyatakan dukungan, memberikan donasi, menghadiri kegiatan kampanye, hingga menjadi relawan bagi capres yang mereka dukung.

Kelompok tersebut merefleksikan masalah-masalah kaum imigran, terutama diaspora Indonesia di Philadelpia dan sekitarnya.

Dikutip dari VOAindonesia, beberapa unggahan Pejuang Indonesia Coalition menunjukkan dukungannya kepada calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden. Dalam kampanyenya, Biden menjanjikan sejumlah kebijakan pro-imigrasi bila dia terpilih, termasuk menaikkan kuota jumlah pengungsi yang diperbolehkan masuk ke AS.

Sebaliknya, Presiden Trump selama menjabat menerapkan kebijakan imigrasi yang lebih ketat, misalnya, membangun tembok perbatasan dan membatasi kuota jumlah imigran yang mengajukan permohonan izin tinggal.

Katherine Antarikso, anggota di Pejuang Indonesia Coalition, mengatakan kelompok tersebut ingin menonjolkan visibilitas imigran Indonesia.

“Jadi kita mau grup ini membuat diaspora Indonesia dan imigran dari Indonesia terlihat,” beber Katherine.

Pilpres AS akan digelar pada 3 November 2020 diperkirakan akan menjadi pemilihan dengan tingkat partisipasi pemilih tertinggi dalam sejarah. Hal ini karena kedua calon presiden, petahana Presiden Donald Trump dari Partai Republik dan lawannya, Joe Biden dari Partai Demokrat, menawarkan program-program yang saling bertolak belakang untuk sejumlah isu penting, seperti imigrasi dan penanganan pandemi virus corona.

Menurut data United States Elections Project di Universitas Florida, jumlah suara yang masuk dalam pemungutan suara dini di seluruh Amerika Serikat telah mencetak rekor dengan melewati 60 persen dari total 2016. Terakhir kali partisipasi pemilu melampaui 60 persen terjadi pada 1986. Untuk pilres 2020, United States Elections Project bahkan memperkirakan partisipasi dalam pilpres bisa menembus angka 65 persen.

Relawan Pejuang indonesia Coalition lainnya, Rania Nurita Bakhri mengaku sudah menelepon orang-orang yang sudah ada dalam daftar dan memastikan apakah mereka sudah terdaftar sebagai pemilih.

Ia juga menanyakan apa mereka butuh surat suara lewat pos atau ada pertanyaan-pertanyaan lain. Tak lupa, ia juga mendorong mereka untuk menggunakan hak suaranya.
"Saya fokus pada komunitas muslim di area Tri-State dan Pennsylvania,” kata Rania, yang juga relawan Council on American-Islamic Relations (CAIR) wilayah Philadelphia.

Sementara itu, sejumlah diaspora Indonesia yang mendukung Presiden Trump bergabung dalam kelompok Indonesian American for Trump. Kelompok itu lebih mendorong keterlibatan anggotanya untuk mempelajari isu-isu politik.

Baca Juga:

Dipilih Joe Biden, Kamala Harris Jadi Wanita Kulit Hitam Pertama di Pilpres AS

Sylvia Scott, seorang anggota Indonesian American for Trump, mengaku dia selama ini agak kurang memahami isu politik. Ia tergelitik untuk mendalami politik agar dapat mengenal sepak-terjang Trump lebih dekat. Apalagi, kata Sylvia, selama ini dia hanya mendengar hal-hal negatif mengenai Trump.

“OK, kalau gitu saya harus tahu. Enggak mungkin lah orang sebanyak ini milih. Pokoknya jadi bertanya-tanya gitu. Kenapa dia yang terpilih karena semuanya yang saya dengar, all negative things, right? So finally, dari situ mulai tanya-tanya,” paparnya.

Seluruh usaha diaspora Indonesia untuk memenangkan capresnya akan terlihat hasilnya hanya dalam beberapa hari mendatang. Akankah Presiden Trump berhasil mempertahankan posisinya atau Joe Biden yang akan menggesernya? Kita tunggu saja. (VOAindonesia)

#Pilpres AS #Joe Biden #Donald Trump
Bagikan

Berita Terkait

Dunia
Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Pemerintahan Trump disebut kejam karena tak memperhatikan rakyat.
Dwi Astarini - Rabu, 29 Oktober 2025
  Program Bantuan Pangan Dihentikan, Setengah dari Negara Bagian AS Gugat Pemerintahan Donald Trump
Indonesia
Indonesia Harapkan Amerika Kenakan Tarif Ekspor Minyak Sawit 0 Persen Seperti ke Malaysia
Untuk produk-produk unggulan Malaysia seperti minyak sawit, produk karet, produk kayu, komponen penerbangan, dan produk farmasi, dibebaskan oleh AS dari tarif 19 persen tersebut, alias menjadi 0 persen atau bebas tarif.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 29 Oktober 2025
Indonesia Harapkan Amerika Kenakan Tarif Ekspor Minyak Sawit 0 Persen Seperti ke Malaysia
Dunia
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Setidaknya ada tiga hal penting yang didapat Trump sebagai oleh-oleh: pujian, kesepakatan investasi, dan janji dukungan untuk nominasi Hadiah Nobel Perdamaian.
Dwi Astarini - Rabu, 29 Oktober 2025
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Indonesia
Trump dan Xi Jinping Bakal Bertemu di Korea Selatan, Kedua Menlu Lakukan Pembicaraan Telepon
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah meninggalkan Malaysia, Senin pagi seusai menghadiri sejumlah pertemuan di sela KTT Ke-47 ASEAN, di Kuala Lumpur, Malaysia, sejak Minggu (26/10).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 28 Oktober 2025
Trump dan Xi Jinping Bakal Bertemu di Korea Selatan, Kedua Menlu Lakukan Pembicaraan Telepon
Indonesia
Hadiri KTT ASEAN di Malaysia, Donald Trump Lempar Pujian untuk Kepemimpinan Negara ASEAN
Presiden AS, Donald Trump, melempar pujian untuk kepemimpinan negara ASEAN. Hal itu ia ungkapkan saat pidato di KTT ke-47 ASEAN di Malaysia, Minggu (26/10).
Soffi Amira - Minggu, 26 Oktober 2025
Hadiri KTT ASEAN di Malaysia, Donald Trump Lempar Pujian untuk Kepemimpinan Negara ASEAN
Indonesia
Donald Trump Puji Prabowo, Sebut Bantu Amankan Perdamaian di Timur Tengah
Presiden AS, Donald Trump, memuji Prabowo karena dianggap membantu amankan perdamaian di Timur Tengah. Hal itu ia ungkapkan saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN, Minggu (26/10).
Soffi Amira - Minggu, 26 Oktober 2025
Donald Trump Puji Prabowo, Sebut Bantu Amankan Perdamaian di Timur Tengah
Dunia
44 Warga Palestina Tewas Saat Gencatan Senjata, Trump Takut Israel Bahayakan Perjanjian
Israel melancarkan serangkaian serangan udara mematikan di Jalur Gaza pada Minggu, menewaskan sedikitnya 44 warga Palestina setelah menuduh Hamas telah menyerang pasukannya di kota Rafah di selatan.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 21 Oktober 2025
44 Warga Palestina Tewas Saat Gencatan Senjata, Trump Takut Israel Bahayakan Perjanjian
Dunia
Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Menteri Pertahanan Pete Hegseth menanggapi gelombang penolakan dari berbagai media dengan mengunggah emoji tangan melambai di platform X, isyarat perpisahan yang dianggap sinis.
Dwi Astarini - Jumat, 17 Oktober 2025
 Media Besar AS Tolak Pembatasan Pers, Ramai-Ramai Say Good Bye ke Pentagon
Olahraga
Bikin Kontroversi Lagi, Donald Trump Ancam Pindahkan Laga Piala Dunia 2026 dari Boston
Presiden AS, Donald Trump, mengancam akan memindahkan laga Piala Dunia 2026 dari Boston.
Soffi Amira - Kamis, 16 Oktober 2025
Bikin Kontroversi Lagi, Donald Trump Ancam Pindahkan Laga Piala Dunia 2026 dari Boston
Indonesia
Perang Dagang AS dan China Makin Panas, Menperin Sebut Trump Ingin Investasi Lebih
Kebijakan Trump terkait dengan tarif impor baru juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan Neraca Perdagangan AS dengan para mitra dagang.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 14 Oktober 2025
Perang Dagang AS dan China Makin Panas, Menperin Sebut Trump Ingin Investasi Lebih
Bagikan