Mengenal Sindrom Edema Idiopatik


Pembengkakkan di beberapa area tubuh disebabkan oleh edema idiopatik. (Foto: dictio)
APA itu edema idiopatik? Ini adalah satu penyakit yang belum banyak diketahui masyarakat Indonesia. Penyakit ini juga dijuluki dengan sindrom malfungsi tubuh. Kondisi yang membuat retensi cairan berkumpul dan mengakibatkan terjadinya pembengkakan di area tertentu.
Biasanya pengidapnya akan mengalami pembengkakan di area wajah, lengan, dan kaki. Sindrom edema idiopatik akan lebih parah jika terjadi pada siang hari, ketika pengidapnya sedang aktif melakukan kegiatan.
Mengutip laman somepomed, edema idiopatik lebih sering menyerang perempuan yang sedang mengalami masa pra-menopause. Ketika tubuh mengalami ketidakseimbangan hormon, edema idiopatik seringkali timbul sebagai gejala dari sebuah penyakit.
Bukan hanya itu faktor yang menyebabkan sindrom ini muncul. Kamu juga bisa mengidap edema idiopatik jika tidak menerapkan pola hidup sehat.
Baca juga:
1. Menopause

Menopause biasanya terjadi kepada perempuan yang mulai memasuki usia 40an. Fase menopause adalah ketika proses alat reproduksi perempuan mulai tidak berfungsi atau tidak haid lagi. Itu lah mengapa perempuan yang sudah usia lanjut mulai kesulitan untuk hamil.
Fase menopause tentunya membuat keseimbangan hormon di dalam tubuh perempuan menjadi kacau seketika. Salah satu cara tubuh menunjukkan adanya kekacauan hormon adalah timbulnya edema idiopatik, seperti pembengkakan di beberapa area tubuh.
2. Diabetes

Pengidap diabetes pasti sudah akrab dengan yang namanya kaki bengkak. Diabetes memang seringkali mendatangkan berbagai komplikasi penyakit, salah satunya edema idiopatik.
Kondisi seperti ini disebabkan oleh rusaknya pembuluh kapiler, sehingga cairan di dalamnya masuk ke jaringan di sekitarnya kemudian menimbulkan pembengkakan.
Baca juga:
3. Depresi

Orang depresi seringkali mengidap sindrom idiopatik. Ciri-ciri edema idiopatik tidak hanya pembengkakkan pada beberapa area tubuh saja. Seringkali orang merasakan gejala penyakit ini berupa kenaikan dan penurunan berat badan secara drastis, tubuh terasa sakit meskipun tidak melakukan aktivitas berat, atau sakit kepala sampai mual dan muntah.
4. Diet ketat

Mengurangi porsi makan secara drastis akan memberikan dampak buruk bagi tubuh. Meskipun sedang menjalankan diet, bukan berarti kamu boleh mengabaikan kandungan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Jika terlalu ketat sampai kekurangan asupan protein, sindrom edema idiopatik juga bisa muncul. (Mar)
Baca juga:
Kandungan Makanan ini Dipercaya dapat Meredam Gangguan Kecemasan
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
