Pria, Waspadai Bahaya Diseksi Aorta


Penyakit Diseksi Aorta tak bisa dianggap enteng (Foto: pixabay/pexels)
PENYAKIT jantung merupakan merupakan salah satu pembunuh paling berbahaya di dunia. Masalah jantung biasanya disebabkan berbagai faktor. Mulai hipertensi, diabets, kolesterol hingga faktor genetik.
Ada berbagai masalah jantung yang bisa membahayakan diri. Salah satu jenis penyakit jantung yang jarang diketahui banyak orang ternyata bisa mengancam nyawa para pria. Penyakit itu ialah aneurisme aorta atau diseksi aorta.
Baca Juga:
Menurut data dari CDC, aneurisme aorta menyebabkan 9.923 kematian pada 2018 dan sekitar 58% kematian karena aneurisme aorta atau disesksi aorta terjadi pada pria.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Heartology Cardiovascular Center Brawijaya Hospital dr Suko Adiarto, Sp.JP(K), PhD FIHA, FICA, FAsCC mengatakan aorta merupakan bagian terbesar dari pembuluh darah arteri. Pembuluh darah itu memanjang dari jantung hingga ke perut bawah. Robeknya aorta dapat terjadi tiba-tiba dan tidak menimbulkan gejala.
"Robeknya aorta tidak menimbulkan gejala, tetapi bila dalam dua hingga tiga jam tidak segera dioperasi, penderita akan meninggal dunia," tutur Suko pada acara virtual media gathering, Kamis (12/11).
Menurut Suko, diseksi aorta serta aneurisma aorta tidak bisa dibedakan berdasarkan gejala maupun pemeriksaan fisik. Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan penunjang seperti CT scan. Hal yang terpenting, kecepatan serta ketepatan dokter spesialis jantung dalam mendiagnosis diseksi aorta sangat menentukan keselamatan si pasien.
Diseksi aorta muncul karena adanya riwayat penyakit ini dalam keluarga, hipertensi, naiknya tekanan darah secara mendadak, riwayat aneurisme aorta, artherosklerosis ataupun kelainan genetic (sindroma Marfan).
Sementara itu, menurut laporan NCBI (National Center for Biotechnology Information), insiden terjadinya diseksi aorta mencapai 5-30 kasus per 1 juta orang dengan rentang usia 40-70 tahun.
Berdasar kondisinya, ada dua jenis aorta yang robek: tipe A dan tipe B. Yang paling berbahaya dan mematikan adalah tipe A, sebab, bagian aorta yang robek ada pada pangkalnya yang menempel ke serambi jantung atau yang disebut dengan aorta asendens. Penanganannya juga harus melalui operasi.
Beda dengan tipe B, yang umumnya bisa diatasi dengan obat atau dengan intervensi endovaskular. Pada tipe yang lebih complicated mungkin memerlukan kombinasi berupa bedah dan endovascular yang dapat dilakukan di OK/Cathlab Hybrid yang tersedia di Heartology Cardiology Vascular.
Di bagian tengahnya, aorta asendens memiliki tiga cabang arteri. Bagian yang bercabang itu dikenal dengan nama aorta arch. Pada kasus diseksi tipe A, dua jenis aorta itulah yang robek parah sehingga perlu diganti dengan graft dari bahan dakron. Operasi penggantian aorta arch itu disebut dengan operasi Hemiarch Aorta Replacement.
Mengganti aorta asendens arch tak semudah mengganti katup atau pembuluh darah koroner. Sebab, untuk menggantinya, kondisi pembuluh darah tersebut harus benar-benar 'bersih' dari darah. Dengan begitu, ahli bedah bisa melihat dengan jelas seberapa panjang yang perlu diganti.
Baca Juga:
Terkait masalah kesehatan tersebut, Operasi Bentall merupakan salah satu solusi. Operasi Bentall sendiri merupakan operasi aorta, yang termasuk salah satu operasi tersulit di dunia, sehingga membutuhkan banyak persiapan.
Dalam operasi tersebut, tim dokter, tim pendukung dan ketersediaan teknologi merupakan kunci keberhasilan operasi Bentall dan pergantian hemiarch.
"Semua harus dilakukan secara perlahan serta sangat hati-hati, agar aman bagi pasien. seluruh proses operasi tersebut memakan waktu hingga delapan jam. Pascaoperasi, tim dokter masih harus memperhatikan pasien dengan sangat cermat. Sebab, risiko pendarahan atau stroke atau hal-hal lain akibat proses pembekuan tadi bisa muncul setelah operasi," ujar dr. Dicky Aligheri Wartono, Sp.BTKV(K) FIHA, FICA, sub spesialisasi Bedah Thoraks dan Kardiovaskular .

Adapun alasan mengapa proses tersebut harus dilakukan secara hati-hati, karena risiko kegagalan dalam operasi bentall yang didahului pergantian hemiarch sekitar 70%.
Untuk para pengidap aneurisme aorta atau diseksi aorta, Heartology Cardiovascular Center memiliki kemampuan untuk melakukan operasi Bentall dan penggantian hemiarch, karena adanya perpaduan tim medis dan teknologi mutakhir.
Sedikit informasi, Heartology adalah cardiovascular center yang berfokus pada diagnostik, intervensi, bedah jantung dan pembuluh darah, serta aritmia. Filosofi “Advanced. Uncompromised” merupakan komitmen Heartology dalam menyediakan layanan kardiovaskular dewasa dan anak, berbasis teknologi mutakhir dan tim dokter berpengalaman untuk memberikan layanan paripurna.
Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan khusus, Heartology diperkuat oleh tim dokter spesialis dengan subspesialisasi, yang ahli dan berpengalaman dibidang kardiovaskular serta ditunjang oleh fasilitas yang modern. (Ryn)
Baca Juga:
Bolehkah Pengidap Penyakit Jantung Bersepeda? Ini Kata Dokter
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
