Mengenal Genggong, Alat Musik Tradisional Sumatera Selatan yang Mirip Harmonika
Alat musik tradisional Sumatera Selatan, Genggong. Foto: Perpustakaan Digital Budaya Indonesia
MerahPutih.com – Memiliki bentuk unik serta mengeluarkan suara yang tak biasa, alat musik tradisional asal Sumatera Selatan ini berasal dari Besemah, Kota Pagaralam yang bernama Genggong. Alat musik yang ditiup itu menghasilkan suara mirip harmonika.
Dikutip dari Budaya Indonesia, umumnya alat musik tiup ini terbuat dari bilah bambu, kayu, pelepah enau atau logam. Dulunya, Genggong dimainkan oleh para petani yang sedang menunggu padi di sawah atau di tengah kebun.
Menurut seniman sekaligus budayawan Kota Pagaralam, Satarman mengatakan, selain memiliki peninggalan sejarah seperti Megalitikum dan Rumah Baghi, Pagaralam juga memiliki alat musik tradisional khas Besemah.
"Kita punya alat musik khas Pagaralam. Alat musik tiup ini bernama Gengong yang dulunya terbuat dari bambu, kayu atau pelepah pohon enau," terangnya.
Baca juga:
Alat musik gengong ini sudah berusia sekitar 3.000 tahun. Pada awalnya, alat ini terbuat dari pohon Enau. "Alat musik ini biasa digunakan petani di Besemah saat berada diladang. Alat ini dimainkan sebagai pengusir sepi saat berada diladang," lanjutnya.
Namun, saat Belanda masuk ke Besemah dan banyak membawa material logam dan besi, Genggong dibuat dari besi bercampur kuningan.
"Sejak Belanda masuk ke Besemah alat ini banyak dibuat dari besi oleh para seniman dahulu," jelasnya.
Saat ini, tidak banyak lagi masyarakat Pagaralam atau Besemah yang bisa memainkan alat musik Genggong ini. (far)
Baca juga:
Tarian Gundala-Gundala Ritual Pemanggil Hujan dari Tanah Karo
Bagikan
Berita Terkait
Menenun Cerita Lintas Budaya: Kolaborasi Artistik Raja Rani dan Linying
IdeaFest 2025 Angkat Tema '(Cult)ivate the Culture', Ajak Kreator Indonesia Menghidupkan Budaya Lewat Inovasi
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
15 Tahun Batik Wistara Konsisten Berdayakan Disabilitas Lewat Batik Khas Surabaya
Cuaca Ekstrem Diperkirakan Terjadi di Sumatera Selatan 15-18 September, Waspada Potensi Banjir dan Tanah Longsor
Pramono Sebut Jakarta Harus Punya Lembaga Adat Betawi, Jadi Identitas Kuat sebagai Kota Global
Tradisi Yaa Qowiyyu Klaten, Ribuan Warga Berebut Gunungan Apem
Keberagaman budaya Indonesia Masih Jadi Magnet Bagi Wisatawan Mancanegara
Genre Imajinasi Nusantara, Lukisan Denny JA yang Terlahir dari Budaya Lokal hingga AI
Menbud Pastikan Pacu Jalur yang Kini Viral Sudah Lama Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda Nasional