Mengenal Androphobia, Ketakutan Berlebih Terhadap Laki-Laki
Androphobia, merasa takut berlebihan terhadap laki-laki. (Foto: Unsplash/Catalin Pop)
APAKAH kamu merasa takut setiap kali bertemu laki-laki? Kalau iya, bisa jadi kamu mengalami androphobia. Fobia ini biasanya terjadi akibat trauma masa lalu, misalnya akibat kekerasan seksual seperti pelecehan atau pemerkosaan.
Sesekali takut atau canggung ketika harus berinteraksi dengan lawan jenis sebenarnya hal yang umum terjadi. Namun, bila rasa takut sudah berlebihan hingga orang tersebut menghindar atau bahkan tidak mau bertemu laki-laki, bisa dikatakan ia mengalami androphobia.
Meski lebih sering terjadi pada perempuan, androphobia juga dapat terjadi pada pria. Ketakutan ini tentunya dapat menghambat aktivitas penderitanya, apalagi kalau ada banyak laki-laki di lingkungannya seperti di tempat kerja. Hal ini pun bisa mengganggu kualitas hidup penderita androphobia.
Baca juga:
Mengutip laman Alodokter, ada beragam penyebab androphobia seperti pernah menjadi korban kekerasan baik secara fisik, verbal, maupun emosional dari pelaku laki-laki. Mereka juga memiliki trauma masa lalu dengan laki-laki, misalnya sosok ayah atau pasangan yang manipulatif atau berperialku kasar.
Tidak hanya itu, androphobia juga dapat terjadi akibat gangguan pada fungsi otak yang berfungsi merespons rasa takut, yaitu bagian amigdala. Jika organ tersebut terganggu, rasa takut bisa berkembang secara berlebihan sehingga menimbulkan fobia, salah satunya androphobia.
Baca juga:
Saat rasa takut berlebihan muncul, penderita androphobia juga dapat mengalami gejala fisik seperti jantung berdebar, sesak napas, mual, keringat berlebih, tubuh gemetar, dan sakit kepala.
Jika tidak segera mendapatkan pengobatan, androphobia bisa membuat seseorang cenderung menarik diri dari kehidupan sosial untuk menghindari interaksi dengan laki-laki. Dampaknya, aktivitasnya sehari-hari pun dapat terganggu.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi androphobia, seperi terapi perilaku kognitif, mengonsumsi obat anticemas, dan terapi pemaparan. Namun, penggunaan obat ini hanya bisa dilakukan jangka pendek karena dapat menyebabkan penderitanya mengalami ketergantungan. Oleh karena itu, penggunaan obat ini perlu di bawah pengawasan dokter.
Selain dengan beberapa cara di atas, dokter juga akan menyarankan penderita androphobia untuk melakukan teknik relaksasi, seperti latihan pernapasan maupun relaksasi otot, guna meredakan kecemasan. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Teknologi Bedah Robotik Memungkinkan Tindakan Presisi untuk Kenyamanan Pasien, kini Hadir di Siloam Hospitals Kebon Jeruk
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem