Kesehatan

Mengenal Latrophobia, Ketakutan Berlebih Terhadap Dokter

Andreas PranataltaAndreas Pranatalta - Kamis, 02 Maret 2023
Mengenal Latrophobia, Ketakutan Berlebih Terhadap Dokter

Memiliki takut berlebihan terhadap dokter atau dunia medis. (Foto: Unsplash/National Cancer Institute)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

PERNAHKAH kamu merasa takut ketika ingin berobat atau memeriksa diri ke dokter? Kalau iya, bisa jadi kamu mengalami latrophobia. Jika dibiarkan tanpa penanganan, perilaku ini bisa berdampak negatif karena membuat seseorang enggan berobat.

Hal ini sebenarnya wajar terjadi. Namun, rasa takut yang ekstrem dapat memicu kecemasan berlebihan dan serangan panik yang dikenal dengan istilah latrophobia.

Ketakutan yang berlebihan membuat seseorang menghindari konsultasi, pemeriksaan, bahkan tindakan medis yang diperlukan di fasilitas kesehatan. Mengutip laman Alodokter, berikut beberapa faktor yang bisa menyebabkan latrophobia.

Baca juga:

Tutorial Jadi Dokter Cinta di Tongkrongan Padahal Enggak Pernah Pacaran

Mengenal Latrophobia, Ketakutan Berlebih Terhadap Dokter
Ketakutan yang berlebihan membuat seseorang menghindari konsultasi. (Foto: Unsplash/Clay Banks)


1. Trauma Masa Kecil

Penderita latrophobia biasanya pernah mengalami hal yang tidak menyenangkan pada masa kanak-kanak seperti dipaksa minum obat atau ketika disuntik di rumah sakit.

Beberapa anak bisa merasa cemas saat dirinya ditakut-takuti ke dokter meski hanya sekadar candaan. Misalnya, “Nakal ya, nanti disuntik loh sama dokter.” Hal ini bisa saja membuatnya makin takut dengan dokter.

Ingatan itu bisa saja membekas sampai dewasa sehingga membuat orang yang mengalaminya sangat takut ke dokter.

2. Menerima Kabar Buruk

Sering kali dokter memberikan kabar yang tidak diharapkan terkait kondisi penyakit. Tentu tidak semua orang dapat langsung menerima kenyataan tersebut, apalagi jika kabar buruk berkaitan dengan kondisi pribadi dan keluarga. Penolakan atas kabar buruk yang terjadi dapat memicu latrophobia.

Baca Juga:

Hidup Mewah Ala Putri Jasmine si Anak Sultan dengan Modal Gaji UMR

Mengenal Latrophobia, Ketakutan Berlebih Terhadap Dokter
Psikolog maupun psikiater akan menyarankan terapi perilaku kognitif bagi penderitanya. (Foto: Unsplash/Julia Taubitz)


3. Terlalu Sering ke Dokter

Rutin pergi ke rumah sakit bukan hal yang asing bagi sebagian orang, misalnya pada penderita diabetes dan kanker. Tidak jarang beberapa jenis pengobatan terasa sangat menyakitkan bagi seseorang. Akhirnya, ia takut dan cemas berlebih untuk bertemu kembali dengan dokter.

4. Kehilangan Orang Tersayang

Ketakutan berlebih terhadap dokter dan rumah sakit juga dapat terjadi karena adanya kenangan menyedihkan. Misalnya kehilangan orang tersayang di rumah sakit. Kenyataan menyakitkan ini membuat penderita latrophobia enggan kembali ke rumah sakit karena takut kenangan pahitnya kembali muncul.

Untuk mengatasinya, psikolog dan psikiater akan menyarankan terapi perilaku kognitif bagi penderitanya. Dengan metode ini, psikolog atau psikiater akan membantumu menyelami pikiran, perasaan, dan perilaku yang berkaitan dengan ketakutan yang dimiliki. (and)

Baca juga:

Tak Terima Disuruh Nyari Obat dan Kamar Sendiri, Keluarga Pasien Tampar Dokter

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Andreas Pranatalta

Stop rushing things and take a moment to appreciate how far you've come.

Berita Terkait

Indonesia
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
Diharapkan mempermudah para pengguna moda transportasi publik, komuter, pekerja, dan warga sekitar dalam mengakses layanan kesehatan yang cepat, nyaman, dan profesional.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Pengecekan Kesehatan Cepat kini Tersedia di Stasiun MRT Jakarta Dukuh Atas
ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Bagikan