Menang Banyak di Pilkada 2018, Pengamat: Bukti Golkar Partai Kuat


Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (ketiga kiri). (ANTARA/Risky Andrianto)
MerahPutih.Com - Kemenangan sejumlah kader atau kepala daerah yang diusung Partai Golkar dalam Pilkada 2018 mengejutkan sejumlah pihak. Kader atau calon dari Partai Golkar menjadi pemenang dalam kontestasi politik daerah jelang Pilpres 2019.
Situasi menang banyak di Pilkada Serentak 2018 menurut pengamat politik Emrus Sihombing telah memposisikan Golkar sebagai sebagai salah satu partai kuat dalam kancah politik nasional.
"Pilkada kali ini menempatkan posisi Golkar sebagai partai terkuat di kancah perpolitikan,” kata Emrus Sihombing dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (1/7).
Emrus mengatakan berdasarkan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, Golkar diperkirakan memenangi sembilan pemilihan kepala daerah tingkat provinsi/Gubernur (52,94 persen dari 17 pilgub), 22 pemilihan Wali Kota (56,41 persen dari 39 pilwalkot) dan 48 pemilihan Bupati (41,74 dari 115 pilbup).
Hasil tersebut, menurut dia, membuktikan Golkar sebagai partai yang teruji dan memiliki basis massa yang jelas dalam memenangkan pertarungan di 171 wilayah.

“Pasangan calon yang menang di pilkada itu menjadikan Golkar bak gadis cantik dan hasil pilkada Golkar ini tentu menunjukkan 'bargaining' politiknya semakin menguat,” ujarnya.
Terlebih, kata dosen Universitas Pelita Harapan ini, mayoritas kepala daerah yang menang versi hitung cepat di seluruh wilayah merupakan kader internal Golkar.
Emrus menuturkan, Golkar dibawah kepemimpinan Airlangga Hartarto telah memposisikan diri sebagai sebagai partai yang cukup jeli dalam mengikuti harapan rakyat.
“Saat ini racikan calon-calon yang diusung dalam pilkada oleh Airlangga cukup berhasil, bisa dikatakan kemenangan Golkar di pilkada kali ini adalah keberhasilan Airlangga Hartarto dan jajaran pengurus DPP Partai Golkar,” ungkapnya.
Melihat komposisi kemenangan Partai Golkar di pilkada ini, Emrus sebagaimana dilansir Antara menilai bukan sesuatu yang mustahil jika calon pendamping Jokowi berasal dari Partai Golkar.

“Kalau Golkar mengusung Jokowi maka ini hal yang menguntungkan bagi Jokowi, karena Golkar memiliki basis kekuatan massa yang besar, terlihat pada kemenangan pilkada 2018. Dan bisa saja Jokowi meminang cawapresnya dari Golkar lagi,” ujarnya.
Emrus menilai keunggulan Golkar dalam pilkada merupakan modal besar. Dia memperkirakan Presiden Jokowi bisa menentukan calon wakil presiden berdasarkan kesuksesan partai dalam Pilkada.
Sementara itu jika melihat peluang Airlangga mendampingi Jokowi, Emrus memandang selama ini Airlangga tampak kerap melakukan silaturahmi menyambangi partai-partai pendukung Jokowi. Hal tersebut, kata dia, menunjukkan bahwa Airlangga secara personal mampu memposisikan diri sebagai perekat bagi partai pendukung Jokowi.
“Kalau Airlangga Hartarto menjadi perekat parpol pendukung Jokowi, maka beliau bisa saja akan menjadi wapres, sekalipun itu semua ditentukan Jokowi nantinya. Airlangga tentu akan menjadi titik sentral yang diterima seluruh partai pendukung Jokowi nantinya yang mengumpulkan partai pendukung," jelas dia.
Di sisi lain, kata Emrus, Airlangga juga diterima semua pihak di berbagai faksi di internal Partai Golkar, hal ini menurutnya akan membuat Golkar semakin solid dalam menghadapi pileg dan pilpres 2019.
“Artinya Airlangga Hartarto memiliki kepemimpinan yang kuat diantara faksi-faksi di dalam tubuh Golkar," pungkas Emrus Sihombing.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Gua Putri Asih Tuban Dikunjungi Pendekar Wiro Sableng 212
Bagikan
Berita Terkait
Golkar Bantah Adanya 'Barter' Posisi Menteri di Reshuffle Kabinet Hari Ini

Golkar Nilai Prabowo Berhasil Redam Eskalasi Demonstrasi dengan Pendekatan Tegas Sekaligus Adil

Jadi Perdebatan Publik, Golkar Tegaskan Anggota DPR Nonaktif tak Terima Gaji dan Tunjangan

Muhammad Sarmuji Minta Kader DPRD Golkar Utamakan Kebijakan Pro Rakyat

Golkar Ingatkan Kritik Terhadap DPR Wajar Tapi Jangan Sampai Berubah Menjadi Kebencian yang Bisa Perlebar Jurang Perpecahan Bangsa

Setya Novanto Bebas Lebih Cepat, Sebut Kader Setia yang Telah Selesai Jalani Hukuman

Profil Setya Novanto, Mantan Sales hingga Ketua DPR yang Baru Bebas dari Penjara Pasca Terlibat Korupsi e-KTP

Istana Ogah Dikaitkan Dengan Dinamika dan Isu Munaslub Partai Golkar

DPD Jakarta Sebut Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia Sebagai Isu Liar

4 Tahun Sebelum Pemilu, Golkar Jateng Ingin Rampungkan Seluruh Kepengurusan
