Memilih Material Finishing Dinding


Setelah membangun dinding, bukan berarti pekerjaan telah selesai. (Pixabay/Arec Socha)
DINDING merupakan bagian tak terpisahkan dari rumah. Fungsi dinding berkembang secara bertahap. Mulanya sebatas pelindung diri dari segala macam ancaman terhadap penghuninya, lalu menjadi penegas estetika rumah.
Dinding bisa terbuat dari berbagai material. Mulai dari tanah liat, batako, bambu, baja ringan, kayu, sampai kaca. Di Indonesia, orang biasanya membangun dinding menggunakan batu bata yang terbuat dari tanah liat atau batako yang terbentuk dari campuran semen, pasir, kapur, dan kericak.
Setelah membangun dinding, bukan berarti pekerjaan telah selesai. Dinding harus diberikan finishing agar berfungsi secara optimal. Apa saja yang bisa jadi finishing dinding sih? Yuk simak penjelasan berikut ini.
Baca juga:

Cat
Material finishing dinding paling populer. Cat kali pertama digunakan manusia 40.000 tahun lalu. "Lukisan gua yang sederhana adalah bukti tentang penggunaan cat," catat aapkapainter.com.
Semula bahan cat masih alami. Perkembangan teknologi mendorong penemuan bahan sintetis penghasil cat yang praktis, mudah, murah, dan dapat menghasilkan beragam warna. Inilah alasan mengapa cat begitu populer sebagai finishing.
Dibalik segala kelebihan cat, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. "Efek cat terhadap kesehatan manusia, zat-zat pembentuknya, dan tempat akhir pembuangannya," terang Dila Hendrassukma dalam "Material Ramah Lingkungan Untuk Interior Rumah Tinggal" termuat di Jurnal Humaniora Vol 2 No 1 April 2011.
Wallpaper
Ini juga termasuk material finishing yang populer. Terbuat dari kertas, wallpaper tergolong material berharga murah. Tak perlu merogoh anggaran cukup dalam untuk menggunakan wallpaper sebagai finishing dinding.
Keunggulan lain wallpaper terletak pada motifnya yang beragam dan kemudahan dalam pemasangannya. "Pilihan motif dan corak wallpaper yang makin bervariasi menyebabkan material ini memiliki penggemar yang loyal," ungkap Imelda Akmal dalam Mengolah Dinding : Dari Eksplorasi Bentuk sampai Warna.
Meski murah dan mudah memasangnya, bukan berarti wallpaper dapat digunakan seenaknya sebagai pelapis dinding. Kamu harus memperhatikan beberapa jenis wallpaper. Carilah wallpaper yang tahan cairan dan perhatikan cara memasangnya agar wallpapaermu lebih awet.
Mozaik dan Keramik
Baca juga:
Menata Interior Rumah Sesuai Kepribadian

Dua material ini terbuat dari bahan yang sama : campuran porselen, kaolin, dan zat khusus. Bedanya, mozaik berukuran lebih kecil dari keramik.
Seperti cat dan wallpaper, mozaik dan keramik memiliki ragam motif. Ada yang glossy, ada pula warna-warni. Menggunakan dua bahan ini sebagai finishing dinding akan membuat dinding lebih artsy dan elegan. Meski begitu, harga mozaik dan keramik cenderung lebih mahal daripada cat dan wallpaper.
Kayu
Kalau kurang cocok dengan tiga bahan finishing dinding sebelumnya, kamu bisa coba pakai kayu. Bahan ini dapat memberikan kesan natural dalam ruang. Kayu sebagai finishing dinding biasanya dijual dalam bentuk lembaran venner, bilah-bilah parket, atau bahkan kayu solid.
Penerapan kayu sebagai finishing dinding membutuhkan sedikit keahlian. Pemasangannya lebih rumit daripada penerapan cat atau wallpaper.
Kalau memilih lembaran veneer, perhatikan lemnya agar pemasangannya tetap lurus dan tak bergelombang. Kalau pakai kayu dalam bentuk parket, kamu harus rajin merawatnya secara berkala dengan cairan khusus pembersih parket supaya tidak kusam. (dru)
Baca juga:
Tips Mengolah Dinding Tanpa Pusing
Bagikan
Hendaru Tri Hanggoro
Berita Terkait
Rencana Menteri PKP Luncurkan 25.000 Unit Rumah Subsidi pada September 2025 Mendatang

Hampir 2 Ribu Rumah Subsidi Diberikan ke Tokoh Spiritual, Guru Ngaji, dan Dai

Rumah di Tebet Terbakar Sabtu Pagi, 4 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Pengembang Dapat KUR Perumahaan, Harga Rumah Diharapkan Semakin Terjangkau

Melihat Rumah Apung dan Panggung Muara Angke Hunian Layak Bagi Nelayan

Batalkan Ide Rumah Subsidi Diperkecil, Menteri Ara Minta Maaf di DPR

Pemerintah Buka Opsi Rumah Subsidi Berbentuk Rusun

Awas! Jika Punya Lebih dari Satu Rumah, Siap-Siap Kena Dampak Aturan Baru Ini

Strategi Menteri Maruarar Percepat Rumah Rakyat Pakai Tanah Koruptor, KPK Sampai Didesak

Fahri Hamzah Usul Pajak Rumah Tapak Tinggi, DPR Pertanyakan Kesiapan Masyarakat Beralih ke Hunian Vertikal
