Membentuk Massa Otot Enggak Perlu Gengsi, Damai Ajalah Fokus Sama Diri Sendiri


Butuh konsistensi untuk membentuk massa otot. (Foto: Unsplash/Anastase Maragos)
PUNYA badan ideal, berotot, dan langsing mungkin jadi idaman banyak orang supaya lebih percaya diri. Dalam proses pembentukan massa otot, diperlukan latihan konsisten hingga istirahat cukup supaya mencapai hasil maksimal. Terlebih di masa pandemi COVID-19, tiap orang harus sadar diri untuk tetap olahraga teratur, makan sehat, dan menjaga mindfulness agar tetap fit menjalani aktivitas.
Pandemi membuat banyak orang mengubah perilaku hidup berkait kesehatan. Sebanyak 5.496 konsumen berusia 18 tahun ke atas, menukil Survei Inersia Kesehatan Asia Pasifik Herbalife Nutrition di Juli hingga Agustus 2021, mengungkapkan pandemi memengaruhi kesehatan, sikap, serta perilaku nan berakibat pada kesejahteraan hidup. Ketika mereka mulai sadar kondisi kesehatan di masa pandemi kurang ideal, langkah pertama diambil dengan cara mengonsumsi makanan sehat dan lebih banyak berolahraga.
Sekitar 54 persen konsumen di wilayah Asia Pasifik mengatakan mereka mulai makan sehat, dengan presentase 78 persen di Vietnam, 75 persen di Indonesia, dan 73 persen di Filipina. Survei tersebut juga mengungkapkan 42 persen konsumen mulai berolahraga lebih banyak karena pandemi, dan salah satu olahraga bisa dilakukan adalah angkat beban.
Sebelum pandemi, olahraga seolah menjadi kebutuhan paling belakangan. Alasannya, karena kurangnya motivasi, kurangnya ruang di rumah untuk berolahraga, dan ketidakmampuan untuk pergi ke gym.
Baca Juga:
Damai Ajalah Minyak Goreng Langka, Mending Konsumsi Makanan Rebus atau Kukus
Jangan gengsi angkat beban ringan

Salah satu mindset pemula di tempat gym salah satunya semakin berat beban diangkat, maka semakin cepat otot terbentuk. Pernyataan tersebut tidak salah, asal dilakukan secara bertahap. Coba mulai dari beban terkecil seperti 2,5 kilogram terlebih dahulu. Untuk pemula, sebaiknya pahami dahulu bagaimana gerakan angkat beban secara benar dan merasakan otot dilatih saat mengangkat beban. Sering, para pemula gengsi melihat orang badannya lebih kecil di tempat gym tetapi bisa mengangkat beban lebih berat.
"Ingat sekali lagi, ego kita taruh jauh-jauh. Enggak apa-apa kalau salah satu otot dilatih dengan beban lebih ringan. Start with the small weight saja dulu. Take one step at that time, pelan-pelan. Nanti makin lama makin kuat karena ototnya banyak," kata binaragawan Ade Rai dalam kanal Youtube 2Nine Fit Indonesia.
Cukupi protein harian

Protein jadi sumber nutrisi paling penting dalam proses pembentukan massa otot. Maka, penting untuk memenuhi protein harian, dan bisa didapatkan dari sumber makanan apa saja, baik hewani atau nabati. Contoh protein hewani antara lain daging ayam, ikan, telur, susu, hingga daging merah. Sementara sumber protein nabati meliputi tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
Mengutip laman Alodokter, kebutuhan protein pada umumnya adalah 1,2 sampai 1,5 gram dikali berat badan. Jadi jika berat badan seseorang adalah 65 kilogram, maka membutuhkan 78 sampai 97,5 gram protein per harinya.
Lawan rasa malas

Malas, salah satu faktor membuat seseorang berhenti dari usaha mencapai goals. Entah karena waktu, cuaca, quality time, atau sudah membayangkan beratnya beban terlebih dahulu. Ketika malas mulai melanda, coba deh flashback lagi mengapa memulai semua usaha. Demi badan ideal dan hidup sehat bukan? Bisa juga mengingat pacar atau gebetan biar terlihat percaya diri saat bertemu mereka. Jangan pernah merasa malas. Bedakan antara malas dan butuh istirahat.
Baca juga:
Imbangi dengan istirahat

Istirahat jadi salah satu faktor penting dalam proses pembentukan massa otot. Percuma saja sering latihan dan mengangkat beban berat tapi kurang istirahat. Mengutip laman Alodokter, waktu ideal disarankan untuk remaja usia 14-17 tahun adalah 8-10 jam perhari, sedangkan dewasa muda usia 18-25 tahun adalah 7-9 jam per hari. Selain itu, tentukan juga hari apa kamu harus beristrahat untuk recovery otot.
Percaya pada proses

Setiap orang punya proses dan perkembangan berbeda-beda, tergantung pada pola latihan, istirahat, dan nutrisi. Apa pun suda dilakukan saat ini akan membuahkan hasil suatu saat. Mungkin bukan satu atau dua bulan lagi, tapi itu akan pasti. Tetap percaya pada proses dan fokus dengan diri sendiri tanpa harus membandingkan dengan orang lain. (and)
Baca juga:
Bahaya Saat Tubuh Kelebihan Gula, Saatnya Berdamai Menjalani Hidup Sehat
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
