Damai Ajalah Minyak Goreng Langka, Mending Konsumsi Makanan Rebus atau Kukus


Warga +62 tidak bisa tidak makan gorengan dalam sebulan. (Unsplash-Joshua Hoehne)
ANTREAN minyak goreng belakangan kembali tampak di beberapa daerah. Sudah langka, harganya pun tak sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) ditetapkan pemerintah.
Baca Juga:
Pemerintah mencoba pelbagai cara agar kelangkaan minyak tak lagi terjadi, seperti operasi pasar, inspeksi mendadak (sidak) ke pabrik, hingga dibentuk satgas pangan Polri khusus memantau alur distribusi minyak goreng dari hulu sampai hilir.
Warga +62 memang tak bisa berpaling dari minyak goreng. Hampir di tiap piring makan orang Indonesia tersedia sajian digoreng, bahkan sampai cemilannya. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas) BPS 2019, menaja rata-rata orang Indonesia mengonsumsi makanan digoreng sebanyak 13,2 item per bulan.
Di tengah kelangkaan minyak goreng, tentu sangat bijak jika menyiasati konsumsi harian dengan mengubah pola makan semula lebih sering memakan gorengan, menjadi makan makanan direbus atau dikukus.

Mengubah pola makan tersebut sejalan dengan keinginan sekira 43 persen dari 1.100 repsonden JAKPAT pada Survey Report tahun 2021, menginginkan resolusi makan makanan sehat.
terhadap lebih dari 1.100 responden, 45% dari mereka ingin berolahraga lebih rutin dan 43% dari responden juga ingin makan makanan yang lebih sehat.
Merebus dan mengukus, seturut Alodokter, memang sudah dikenal sebagai cara memasak makanan paling sehat. Kedua cara memasak tersebut bisa menjaga kadar kalori dalam makanan karena tidak membutuhkan tambahan minyak atau mentega.

Mau direbus atau kukus sama-sama sehat, namun beberapa jenis makanan memang lebih baik jika dimasak dengan cara dikukus. Contohnya, sayuran.
Baca juga:
5 Makanan Enak Paling Rendah Kalori Buat Kamu yang Sedang Diet
Metode rebus bukanlah cara terbaik. Hal ini karena nutrisi di dalamnya, seperti vitamin B dan C, dapat ikut larut ke dalam air mendidih. Dengan mengukus, nutrisi dalam sayuran secara optimal tidak ikut larut sehingga hasilnya lebih optimal.
Meski begitu, tetap pastikan waktu mengukusnya tidak terlalu lama karena bisa menghilangkan nutrisi di dalamnya, serta mengubah warna dan rasa sayur.

Pastikan makanan akan diolah bergizi dan segar. Selain itu, pastikan juga alat-alat masak bersih agar makanan tidak terkontaminasi bakteri. Jangan lupa untuk mencuci semua bahan makanan sebelum dimasak.
Bila ingin menggunakan minyak atau mentega, gunakanlah secukupnya. Sebaiknya pilih minyak sehat, seperti kanola atau zaitun.
Batasi jumlah garam di dalam masakan. Terlalu banyak mengonsumsi garam bisa berisiko terkena hipertensi, stroke, dan penyakit jantung. (*)
Baca juga:
Bagikan
Yudi Anugrah Nugroho
Berita Terkait
Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed

Menikmati Nuansa Sarapan Ala New York di Tengah Jakarta
