Memahami Kondisi Hipospadia


Aprilia Manganang mengalami kondisi Hipospadia, yaitu kelainan pada sistem reproduksi (Foto: instagram@apriliamanganang)
TENGAH viral kasus yang dialami Serda Aprilia Manganang. Pernah menjadi atlet berprestasi di cabang olahraga bola voli perempuan. Namun kini dia dinyatakan sebagai seorang pria, karena mengidap kelainan pada sistem reproduksi atau disebut Hipospadia.
Pernyataan ini disampikan oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jendral Andika Perkasa pada konferensi press beberapa waktu lalu. Dia menyebutkan setelah pemeriksaan lebih lanjut, Aprilia Manganang dinyatakan sebagai seorang pria, dengan melalui beberapa pertimbangan dari dokter.
Baca Juga:

Dilansir dari Halodoc, Hipospadia merupakan kondisi ketika uretra tidak berada pada posisi yang seharusnya. Uretra adalah saluran keluar yang menghubungkan kantung kemih dengan ujung Mr. P untuk mengeluarkan urine. Namun untuk kondisi hipospadia, saluran ini berada pada bagian bawah Mr. P.
Ada beberapa gejala seseorang mengalami kondisi hipospadia:
- Posisi lubang uretra berada dekat pada ujung, bagian tengah, bahkan dipangkal Mr. P (dekat skrotum)
- Kulup atau kelopak kulit yang menutup seluruh ujung Mr. P
- Mr. P melengkung ke bawah akbiat pengencangan jaringan pada kulit bawah Mr.P
- Percikan urine pada proses buang air kecil yang abnormal.
Sebenarnya, hipospadia terjadi sejak lahir. Sehingga perlu penanganan segera jika sudah mengetahui kelainan tersebut. Sampai saat ini, penyebab pasti seseorang mengalami kondisi hipospadia masih belum diketahui. Tetapi ada beberapa hal yang diduga menjadi pemicu kondisi hipospadia;
- Memiliki riwayat keluarga yang pernah mengalami kondisi serupa
- Paparan rokok dan pestisida selama proses kehamilan
- Terhambatnya proses kerja hormon testosteron, sehingga pertumbuhan pada Mr. P terganggu
- Kehamilan pada wanita di usia 40 tahun keatas.
Baca Juga:
Kemungkinan Kematian COVID-19 Meningkat pada Orang dengan Obesitas

Kondisi kelainan hipospadia umunya dapat didiagnosis sejak lahir. Pada kasus bayi baru lahir yang mengidap hipospadia ringan dapat langsung dilakukan penanganan. Namun jika kondisinya parah, harus diperlukan pemeriksaan secara mendetail pada bayi.
Penanganan medis tergantung dari tingkat hipospadia yang dialami oleh seseorang. Jika kondisi lubang uretra tidak terlalu jauh dari ujung Mr. P, tidak perlu penanganan khusus seperti operasi, tapi tetap harus berkonsultasi dengan dokter. Berbeda jika posisi saluran uretra jauh, harus dilakukan operasi untuk pemindahan uretra. Sebenarnya, operasi hipospadia dapat dilakukan pada umur berapa saja, tetapi dokter menyarankan idealnya pada saat anak antara umur 4 bulan sampai 1,5 tahun. (rzk)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
