Kemungkinan Kematian COVID-19 Meningkat pada Orang dengan Obesitas


Obesitan meningkatkan risiko kematian akibat COVID-19. (Foto: Pixabay/jarmoluk)
SEBUAH studi global mengatakan, tingkat kematian akubat COVID-19 dapat meningkat sekitar 10 kali lebih tinggi di negara yang setidaknya ada 50 persen orang dewasa dengan kelebihan berat badan.
Studi adalah hasil analisis data angka kematian COVID-19 dari Johns Hopkins University di Amerika Serikat dan data Observatorium Kesehatan Global Organisasi Kesehatan Dunia tentang obesitas. Ditemukan 90 persen atau 2,2 juta dari 2,5 juta kematian akibat pandemi meningkat di negara dengan tingkat obesitas tinggi.
Baca juga:
"Lihat negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan, yang tingkat kematian COVID-19 sangat rendah serta tingkat obesitas orang dewasa yang sangat rendah," ucap Tim Lobstein, penasihat ahli Federasi Obesitas Dunia yang ikut memimpin studi seperti dikutip dari Reuters, Jumat (5/3).

Pria yang juga menjadi profesor di Australia's Sydney University itu menjelaskan negara yang disebutkan tadi memprioritaskan kesehatan masyarakat termasuk berat badan. Sebaliknya, dalam studi menemukan Amerika Serikat dan Inggris memiliki tingkat kematian akibat COVID-19 tinggi dan berbanding lurus dengan persentase jumlah obesitas di negara tersebut.
Inggris sendiri tercatat sebagai negara dengan tingkat kematian akibat COVID-19 tertinggi ketiga dan tingkat obesitas tertinggi keempat. Dari 184 kematian karena COVID-19 per 100.000, 63,7 persen mengalami kelebihan berat badan.
Baca juga:

Menurut Profesor kedokteran di Britain's University of Liverpool, John Wilding obesitas harus diakui sebagai risiko kesehatan utama COVID-19 dan pantas diperhitungkan dalam rencana vaksinasi.
"Sangat penting bagi kami untuk menyadari bahwa obesitas ... meningkatkan risikonnya (kematian akibat COVID-19). Oleh karena itu, seperti penyakit lain seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular, penderita obesitas harus dipertimbangkan sebagai prioritas awal dalam program vaksinasi di seluruh dunia," katanya. (Yni)
Baca juga:
Konyol, Dua Perempuan Muda Menyamar jadi Nenek agar dapat Vaksin COVID-19
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
