Hal Perlu Diketahui Lansia Seputar Vaksin COVID-19


Lansia harus divaksin. (Foto: Unsplash/Hakan Nural)
VAKSIN COVID-19 diprioritaskan untuk kelompok lanjut usia atau lansia. Prioritas tersebut dilakukan karena kelompok usia ini lebih rentan. Sistem imun mereka semakin menurun seiring pertambahan usia.
Penelitian menunjukkan orang dewasa berusia di atas 60 tahun terutama mereka yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid lebih mungkin mengalami infeksi virus corona yang lebih parah. Bahkan, gejala yang dirasa bisa lebih mematikan dibandingkan kelompok usia lainnya.
Baca juga:
Namun, meskipun jadi prioritas, bukan berarti lansia bebas divaksin kapan saja. Kondisi kesehatan terkini perlu diperhatikan sebelum divaksin. Kondisi kesehata sebelumnya juga menjadi pertimbangan lansia menerima vaksin.
"Mereka yang saat ini sedang sakit, pernah menderita COVID-19 sebelumnya, atau memang tidak bisa menerima vaksin karena kondisi medis," urai Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD, KAI, FINASIM, Ketua Tim Advokasi Vaksinasi COVID-19 PB IDI dalam sebuah virtual meeting dengan media, Senin (8/3).

Sebelum menerima vaksin, ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh lansia. Di antaranya yakni asupan makanan, pola hidup dan obat-obatan yang dikonsumsi.
"Sepanjang proses ini, sebaiknya lansia mendapatkan asupan nutrisi yang seimbang dengan kandungan tinggi protein, vitamin, dan mineral, khususnya Vitamin C, D dan Zinc," terang dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals.
Baca juga:
Jika lansia kurang mendapat asupan nutrisi protein, maka risiko malnutrisi dan sarcopenia atau berkurangnya massa dan kekuatan otot akan mudah terjadi. Selain itu, imunitas yang terbentuk pasca vaksinasi menjadi kurang optimal.
"Setelah divaksinasi pun, lansia memerlukan nutrisi memadai untuk menjaga imunitas, khususnya lansia yang masih aktif berkegiatan, baik secara profesional maupun secara sosial," ujar dr. Muliaman.

Selain itu, Prof Iris menyarankan lansia penerima vaksin untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Tubuh harus mendapatkan asupan air putih yang cukup agar siap menghadapi efek setelah vaksin. "Efek dari vaksin tersebut pusing," tuturnya.
Vaksinasi bagi lansia ini merupakan tindak lanjut dari dikeluarkannya izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terhadap vaksin tersebut.
Vaksin yang disediakan pemerintah kata Prof Iris telah melewati serangkaian uji klinis yang ketat. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa vaksin ini aman untuk kelompok usia 60 tahun ke atas. Ia juga menegaskan tidak ada efek samping serius maupun kematian yang dilaporkan. "Jadi masyarakat tidak perlu khawatir," tutupnya. (avia)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
