Marak Upaya Boikot Produk Pendukung Israel


Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh saat menyampaikan hasil fatwa MUI, di Jakarta, Jumat (10/11/2023). ANTARA/Erlangga Bregas Prakoso
MerahPutih.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa bahwa membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel ke Palestina hukumnya haram.
Ketua MUI bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh menegaskan bahwa fatwa tersebut merupakan bentuk komitmen dukungan kepada perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina dan juga perlawanan terhadap agresi Israel serta upaya pemunahan kemanusiaan.
Baca Juga:
"Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram," kata Niam saat menyampaikan hasil fatwa MUI di Jakarta, Jumat.
Dia mengimbau umat Islam untuk semaksimal mungkin menghindari transaksi ataupun menggunakan produk Israel dan yang terafiliasi dengan Israel serta yang mendukung penjajahan.
"Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina saat ini hukumnya wajib. Maka kita tidak boleh mendukung pihak yang memerangi Palestina, termasuk penggunaan produk yang hasilnya secara nyata menyokong tindakan pembunuhan warga Palestina." ujarnya.
Sebelumnya, Demonstrasi akbar solidaritas Palestina di Monumen Nasional, Jakarta, pada Minggu (5/11) pagi ikut membawa pesan perlawanan ekonomi pada Israel dan produk-produk perusahaan multinasional yang dianggap berkontribusi dalam pengepungan dan bombardir serangan udara yang telah menewaskan lebih dari 9.000 orang warga di Jalur Gaza dalam 30 hari terakhir.
Hal tersebut terlihat dari sejumlah pamflet bertuliskan 'Boikot Israel' yang dibawa massa demonstran dalam aksi solidaritas yang ikut dihadiri sejumlah tokoh nasional dan menteri kabinet.
Baca Juga:
Capres AS Jill Stein Serukan Penyelidikan Kejahatan Perang Israel di Palestina
Dari kerumunan massa demonstran yang menyemut hingga ke luar area Monas, terlihat pula sejumlah demonstran yang membawa aneka spanduk dan pamflet yang memuat ajakan boikot secara spesifik atas produk McDonald, Coca Cola, Nestle dan Danone AQUA.
Kelima brand tersebut, semuanya terafiliasi pada perusahaan multinasional di Amerika dan Eropa, diketahui aktif mendukung kebijakan apartheid Israel, baik dalam bentuk investasi, pendirian dan operasinal pabrik maupun dukungan pendanaan langsung.
“Perusahaan susu raksasa asal Prancis, Danone, memimpin investasi sebesar 3,5 juta dollar AS ke Wilk. Investasi strategis ini melibatkan kemitraan potensial dalam pengembangan produk pengembangan komponen susu ibu (untuk susu formula dengan teknologi sel); investor lain termasuk Steakholder Foods dan Coca-Cola Israel,” tulis jurnalis Sharon Wroble di media Times of Israel (4/4).
“Investasi ini bukan hal yang luar biasa, tapi nama (Danone) itu yang paling menarik. Jadi investasi untuk perusahaan food-tech Wilk ini bisa disebut sebagai terobosan bisnis,” tulis harian Jerusalem Post (22/5), tentang makna penting kehadiran nama besar Danone di Israel. (*)
Baca Juga:
Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza Utara di Tengah Bombardir Israel
Bagikan
Mula Akmal
Berita Terkait
Pelapor Khusus PBB Sebut 680.000 Orang Gaza Tewas Akibat Serangan Israel, Itu Angka Terendah

Di Debat Darurat Dewan Hak Asasi Manusia PBB, Indonesia Kecam Serangan Israel ke Qatar

MUI Dorong Sanksi Tegas Aksi Gabungan Arab-Islam dan Barat untuk Akhiri Kekejaman Israel di Gaza

Pemimpin Liga Arab dan OKI Tolak Rencana Pemukiman Ulang Rakyat Palestina oleh Israel

Kerahkan Tank, Tentara Israel Mulai Serangan Darat ke Kota Gaza

Media Belanda de Volkskrant Temukan Dugaan Serangan Tembakan Yang Disengaja ke Anak-Anak di Gaza

Agresi Israel ke Doha Dinilai Sebagai Ancaman Serius Bagi Stabilitas dan Perdamaian di Kawasan Timur Tengah

Prabowo Tegaskan Dukung Kedaulatan Qatar Setelah Serangan Israel, Suara Dunia Harus Kian Lantang

Prabowo Temui Emir Qatar Sheikh Tamim Setelah Israel Serang Markas Hamas

Hubungan Donald Trump-Benjamin Netanyahu Makin Renggang Usai Presiden AS Sebut Serangan Israel ke Doha 'Tindakan Ceroboh'
