Wisata Indonesia

Maarak Jari-Jari, Tradisi Pengumpamaan Pengumpulan Jasad Cucu Nabi

Zaimul Haq Elfan HabibZaimul Haq Elfan Habib - Kamis, 17 Januari 2019
Maarak Jari-Jari, Tradisi Pengumpamaan Pengumpulan Jasad Cucu Nabi

Tabuik, tradisi Pariaman. (Foto: instagram@jafri21s)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MALAM itu, di Pariaman suasana terang ramai. Puluhan masyarakat dengan wajah semangat mulai melangkahkan kaki berkeliling kota. Gairah masyarakat semakin menjadi-jadi saat tassa dan dhol dipukul dengan irama semangat.

Ini bukan kejadian yang pertama kalinya. Acara ini rutin dilakukan masyarakat setempat yang disebut ritual Maarak Jari-Jari. Prosesi ini merupakan salah satu dari rangkaian Pesta Budaya Tabuik yang dihelat oleh Pemerintah Kota Pariaman, Sumatera Barat.

"Ritual Maarak Jari-Jari pengumpamaan jasad cucu Nabi Muhammad SAW yang dibunuh secara keji oleh pasukan tentara Raja Yazid Bin Muawiyah pada perang Karbala," kata Tuo atau Tokoh Tabuik Nagari Subarang, Nasrun Jon seperti dilansir Antara.

1. Membuat duplikat jari jemari

Pada prosesi Maarak Jari-Jari dilaksanakan oleh para anak tabuik, baik Pasa maupun Subarang. Mereka membuat semacam duplikat jari-jari manusia yang ditempatkan dalam sebuah "Panja" atau wajan.

Kemudian, duplikat jari-jari tersebut diarak di sekitar kawasan kota itu untuk melanjutkan prosesi "Maradai" atau meminta sumbangan kepada masyarakat.

Ritual maradai tersebut juga memiliki makna bahwa kegiatan pesta budaya tabuik perlu melibatkan masyarakat luas untuk memberikan sumbangan.

"Jadi dalam ritual maradai tersebut anak tabuik sama-sama meminta sumbangan karena biaya kegiatan itu cukup besar," katanya.

2. Saling lempar di persimpangan

Tabuik, Pariaman. (Instagram/@minangkabau_heritage)
Tabuik, Pariaman. (Foto: instagram@minangkabau_heritage)

Setelah melaksanakan ritual maarak jari-jari, kedua kubu tabuik melanjutkan prosesi "Basalisiah" atau pertemuan kedua belah pihak di Simpang Tabuik Kecamatan Pariaman Tengah.

Saat basalisiah tersebut biasanya kedua kubu saling serang dan melemparkan gendang tasa sehingga terjadi bentrokan. Namun, setelah kejadian masyarakat tidak ada menyimpan dendam.

"Basalisiah ini sudah menjadi tradisi sejak dulu, memang ada bentrokan namun masyarakat tidak pernah menyimpan dendam karena pesta budaya tabuik hanya agenda pariwisata bukan kriminal," katanya.

Meski tak pernah ada dendam, kelak ia berharap agar tradisi basalisiah diganti dengan kesenian tari gelombang untuk menghindari bentrokan yang anarkis.

Sebagai informasi, pesta budaya tabuik merupakan perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husein, cucu Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan oleh masyarakat di Kota Pariaman.

Pesta Budaya Tabuik tersebut juga menampilkan kembali pertempuran Karbala, dan memainkan gendang tassa. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara tersebut. (zaim)

Baca Juga: Tabuik, Peringati Wafatnya Cucu Nabi Muhammad

#Pariaman #Wisata #Tradisi #Tradisi Unik
Bagikan
Ditulis Oleh

Zaimul Haq Elfan Habib

Low Profile

Berita Terkait

Indonesia
Berwisata Murah Dengan Naik KA Batara Kresna, Nikmati Alam danKuliner Dari Purwosari Sampai Wonogiri
Rangkaian berwarna cerah ini menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin merasakan sensasi naik kereta api di tengah kota hingga ke wilayah pedesaan Wonogiri.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 18 Oktober 2025
Berwisata Murah Dengan Naik KA Batara Kresna, Nikmati  Alam danKuliner Dari Purwosari Sampai Wonogiri
Indonesia
DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang
Pengelola TMR wajib memantau satwa secara rutin
Angga Yudha Pratama - Kamis, 16 Oktober 2025
DPRD DKI Protes Tarif Buggy Wisata Malam Ragunan Rp 250 Ribu, Minta Dikaji Ulang
Indonesia
Wisata Malam Ragunan, DPRD Minta Pemprov DKI Sediakan Alternatif Angkutan Murah untuk Warga
Harus dicari alternatif lain kendaraan yang lebih murah dan dapat memuat lebih banyak orang sekali jalan.
Dwi Astarini - Kamis, 16 Oktober 2025
Wisata Malam Ragunan, DPRD Minta Pemprov DKI Sediakan Alternatif Angkutan Murah untuk Warga
Travel
7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
Ala Khotah (Jejak Nabi) menghadirkan sebuah perjalanan imersif selama enam bulan yang akan dimulai pada November ini.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk Bucket List Petualangan di Arab Saudi
Tradisi
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Sebanyak 14 warisan budaya Solo berbagai kategori berbeda dari makanan hingga olahraga tradisional ditetapkan WBTb.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Indonesia
Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum
Partisipasi publik menjadi kunci agar Kota Tua benar-benar menjadi ruang bersama yang aman dan nyaman
Angga Yudha Pratama - Minggu, 12 Oktober 2025
Polisi Sediakan WA dan QR Code untuk Laporan Cepat Gangguan Keamanan Hingga Kerusakan Fasilitas Umum
Indonesia
Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000
Wisata malam Ragunan akan dibuka hari ini, Sabtu (11/10). Taman Ragunan buka pukul 18.00-22.00 WIB. Berikut harga tiketnya.
Soffi Amira - Sabtu, 11 Oktober 2025
Night at the Ragunan Zoo Dibuka Hari ini, Harga Tiket Masuknya Mulai Rp 3.000
Indonesia
WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
Angka itu naik ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 517.528 WNA.
Dwi Astarini - Kamis, 09 Oktober 2025
WNA Pengguna Kereta Api di Indonesia Tembus Setengah Juta, Yogyakarta jadi Tujuan Paling Favorit
Travel
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
Temuan ini berdampak langsung pada strategi destinasi dunia, mulai dari Tokyo hingga Dubai, yang kini semakin memperhatikan fasilitas halal demi menarik wisatawan muslim.
Dwi Astarini - Senin, 29 September 2025
Makanan Halal Magnet Utama Pilihan Liburan Muslim Indonesia
Travel
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
'KPop Demon Hunters' telah menjadi panduan tidak resmi bagi wisatawan asing.
Dwi Astarini - Rabu, 10 September 2025
Aji Mumpung Banget ini, Seoul Tawarkan Paket Wisata dengan Kelas Tari 'KPop Demon Hunters'
Bagikan