Tabuik, Peringati Wafatnya Cucu Nabi Muhammad

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Jumat, 02 Juni 2017
Tabuik, Peringati Wafatnya Cucu Nabi Muhammad

Tabuik diarak menuju pantai (Foto: dofra-newsholic.blogspot)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Masyarakat Pariaman, Sumatra Barat, memiliki tradisi rutin untuk memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW. Tradisi tersebut dilakukan pada tanggal 10 Muharram, yang bertepatan dengan wafatnya Hussein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW yang tewas terbunuh di Karbala, Irak. Festival tersebut adalah Tabuik, yang diperkirakan sudah dilakukan sejak abad 19.

Tabuik berasal dari bahasa Arab, yakni "tabut" yang artinya peti kayu. Disebut Tabuik karena setelah wafat, jenazahnya diterbangkan ke langit menggunakan peti kayu oleh kuda bersayap berkepala manusia. Maka dari itu, berdasarkan kejadian tersebut, masyarakat Pariaman membuat tiruan kuda yang sedang mengangkat tabut di punggungnya.

Tabuik terbagi menjadi dua bagian, yakni atas dan bawah. Bagian atas merupakan puncak tabuik dengan hiasan payung besar dan bunga-bunga salapan. Terdapat juga hiasan menutupi bagian peti yang berdiri tegak di atas tabuik. Secara keseluruhan, bagian ini adalah gambaran peti Nabi Muhammad SAW.

Bagian bawah menggambarkan bentuk kuda yang berkepala manusia berambut panjang. Dengan dibuat dari rotan dan bambu, kuda tersebut dilapisi kain beludru. Terdapat juga lambang kalajengking yang menghadap ke atas pada keempat kaki kuda tersebut, yang melambangkan buraq dengan warna merah dan hitam. Buraq adalah kendaraan dengan kemampuan terbang secepat kilat yang digunakan Nabi Muhammad SAW pada peristiwa Isra Miraj.

Tabuik dilakukan melalui 7 tahapan. Secara berurutan, 7 tahap tersebut terdiri dari mengambil tanah, menebang batang pisang, mataam, mengarak jari-jari, mengarak serban, tabuik naik pangkek, hoyak tabuik, dan membuang tabuik ke laut.

Tahap tersebut dilakukan pada hari yang berbeda-beda. Tahap mengambil tanah dilakukan pada 1 Muharam, menebang batang pisang pada 5 Muharam. Pada 7 Muharam dilakukan mataam dan pada malam harinya mengarak jari-jari. Pada 8 Muharam langsung dilakukan ritual mengarak serban.

Puncak ritual ini dilakukan pada 10 Muharam, yakni tabuik naik pangkek dan dilanjutkan dengan hoyak tabuik. Sebagai penutup, pada hari tersebut menjelang magrib, tabuik diarak ke pantai dan pada akhirnya dibuang ke laut.

Akan tetapi, saat ini ritual puncak dilakukan pada tanggal yang berbeda, antara 10-15 Muharam, biasanya disesuaikan dengan akhir pekan. Ritual ini juga biasa dilakukan di Pantai Gandoriah, Pariaman, Sumatera Barat, yang kerap disaksikan ribuan orang hingga turis mancanegara.

Jika sahabat MerahPutih tertarik untuk melihat tradisi ini, Anda bisa ke Pantai tersebut pada 10 Muharam nanti. Atau, Anda bisa pergi ke sana pada 1 Muharam untuk menyaksikan keseluruhan tahap Tabuik.

Baca juga artikel Nyadran, Tradisi Bakti pada Leluhur Jelang Ramadan.

#Tradisi Ramadan #Tradisi Unik #Tradisi Lebaran #Sumatera Barat #Pariaman #Pantai #Festival #Nabi Muhammad #Nabi Muhammad SAW #Nabi
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Lifestyle
10 Pantai Terbaik di Banten: Surga Tersembunyi Dekat Jakarta yang Wajib Kamu Kunjungi
Menjelajahi 10 pantai terbaik di Banten dari Anyer hingga Tanjung Lesung. Pesona laut biru, pasir putih, dan panorama sunset yang memikat hati.
ImanK - Minggu, 19 Oktober 2025
10 Pantai Terbaik di Banten: Surga Tersembunyi Dekat Jakarta yang Wajib Kamu Kunjungi
ShowBiz
Wondherland 2025: Rayakan Kekayaan Aroma dan Kreativitas Parfum Lokal
Wondherland 2025 resmi digelar kembali pada 9 - 11 Oktober 2025.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 09 Oktober 2025
Wondherland 2025: Rayakan Kekayaan Aroma dan Kreativitas Parfum Lokal
Fun
Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B
Wadah ekspresi yang menyatukan inovasi produk F&B dengan berbagai sektor gaya hidup.
Wisnu Cipto - Rabu, 01 Oktober 2025
Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B
ShowBiz
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
JakCloth telah bertransformasi jadi sebuah movement anak muda.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 01 Oktober 2025
Lebih dari Sekadar Festival, JakCloth Kini Jadi Simbol Ekspresi Lokal
ShowBiz
Musik dan Hobi Menjadi Satu, Pop City 2025 Hidupkan Jantung Jakarta
Pop City 2025 menjadi tempat berkumpul bagi para kreator dan penikmat industri kreatif.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 26 September 2025
Musik dan Hobi Menjadi Satu, Pop City 2025 Hidupkan Jantung Jakarta
Fun
Pop City 2025: Festival Kreativitas Lintas Komunitas di Jantung Jakarta
Pop City 2025 mengangkat semangat Pop Culture Society dengan merayakan berbagai bidang.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 18 September 2025
Pop City 2025: Festival Kreativitas Lintas Komunitas di Jantung Jakarta
ShowBiz
Angkat Tema 'Saling Silang', Synchronize Fest 2025 Bawa Ruang Kolaborasi Seni Rupa
Synchronize Fest 2025 mengangkat tema Saling Silang, Tema ini berasal dari simbol angka Romawi "X", yang dimaknai sebagai lambang perjumpaan lintas generasi.
Soffi Amira - Kamis, 11 September 2025
Angkat Tema 'Saling Silang', Synchronize Fest 2025 Bawa Ruang Kolaborasi Seni Rupa
Indonesia
Gunung Marapi Meletus, Lontaran Kolom Abu Capai Ketiinggian 3.691 MDPL
PVMBG juga mengingatkan ancaman potensi lahar dingin bagi masyarakat sekitar Marapi.
Wisnu Cipto - Rabu, 27 Agustus 2025
Gunung Marapi Meletus, Lontaran Kolom Abu Capai Ketiinggian 3.691 MDPL
Indonesia
Komisi VIII DPR Desak Hukuman Berat Pelaku Perusakan Rumah Doa di Padang
Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanul Haq meminta sembilan pelaku yang telah ditangkap dijerat dengan hukuman berat.
Frengky Aruan - Selasa, 29 Juli 2025
Komisi VIII DPR Desak Hukuman Berat Pelaku Perusakan Rumah Doa di Padang
Indonesia
Sesalkan Pembubaran Ibadah Jemaat Rumah Doa di Padang, Kemenag: Harusnya Jangan Terprovokasi!
Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama prihatin atas insiden pembubaran ibadah jemaat di sebuah rumah doa di Kelurahan Gunung Pangilun, Kota Padang, Sumatera Barat.
Frengky Aruan - Selasa, 29 Juli 2025
Sesalkan Pembubaran Ibadah Jemaat Rumah Doa di Padang, Kemenag: Harusnya Jangan Terprovokasi!
Bagikan