Liburan Usai, Anak Mogok ke Sekolah, Ada Apa?

P Suryo RP Suryo R - Rabu, 04 Januari 2023
Liburan Usai, Anak Mogok ke Sekolah, Ada Apa?

Ada berbagai faktor yang menyebabkan anak tak mau ke sekolah usai liburan. (Pexels/Agung Pandit Wiguna)

Ukuran:
14
Audio:

LIBURAN sekolah sebentar lagi usai. Anak-anak ada yang tidak sabar untuk kembali ke sekolah bermain dengan teman-temannya. Namun ada juga yang menyesali liburan tak berlanjut.

Anak-anak ini mogok ke sekolah. Umumnya orangtua menganggap hal yang biasa saja. Kemudian memaksa ke sekolah dianggap tindakan yang wajar.

Padahal menurut Psikolog anak, remaja dan keluarga Rosdiana Setyaningrum MPsi, MHPEd seperti yang dikutip dari Antaranews, orangtua jangan mengabaikan kondisi ini.

Baca Juga:

Tips Atur Keuangan Bila Terjadi Resesi

anak
Orangtua harus memahami faktor yang menyebabkan anak mogok ke sekolah. (Pexels/Iqwan Alif)

"Kalau dia enggan sekali, harusnya kita sebagai orang tua itu mesti cari tahu ada apa. Kemungkinan besar ada apa-apa di sekolah yang membuat dia itu nggak senang ke sekolah," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu.

Rosdiana mengatakan sebaiknya orangtua dapat memberikan gambaran tentang kegembiraan ketika kembali ke sekolah. Umumnya anak-anak memiliki kerinduan kembali ke sekolah karena bertemu dengan teman-temannya. Sekadar berbagi cerita selama liburan dan keseruan-keseruan lainnya. Dia mengatakan bahwa anak-anak enggan ke sekolah karena harus bangun pagi.

Saran Rosdiana adalah ingatkan anak-anak salah satunya adalah aktivitas-aktivitas di sekolah yang mereka sukai. Kalaupun itu tidak mempan, maka orangtua harus mencari lebih dalam lagi. Cari tahu alasan dan penyebabnya anak-anak enggan ke sekolah. Berkonsultasi dengan psikolog atau pihak sekolah merupakan jalan terbaik.

Rosdiana menyebutkan ada faktor-faktor yang menyebabkan anak-anak enggan kembali ke sekolah. Misalnya mata pelajaran yang tidak disukai. Dapat pula anak-anak mengalami prundungan selama di sekolah.

Tak kurang pula bila orangtua memanjakan atau terlalu melindungi anak-anak, hingga mereka kurang mandiri bila berada di luar rumah atau jauh dari orangtuanya. Ornagtua harus tahu alasannya dengan pasti.

Bukan mustahil menurut Rosdiana jika rutinitas harian seperti waktu bangun tidur, makan, dan istirahat tidak berubah selama masa liburan. Dia menekankan seharusnya anak tetap baik-baik saja ketika liburan usai.

Baca Juga:

Beli Properti Saat Situasi Tak Pasti? Mengapa Tidak

anak
Anak-anak umumnya senang kembali ke sekolah karena bertemu dengan teman-temannya. (freepik/jcomp)

Dia mengatakan ada kasus yang terjadi karena anak-anak tidak mendapatkan istirahat selama liburan. Itu disebabkan oleh orangtua yang membuat mereka tetap belajar atau mengikuti les tertentu. Bisa jadi kondisi ini yang menyebabkan anak-anak enggan kembali ke sekolah.

"Kalau mereka ada les dan lesnya itu melelahkan secara fisik, dan liburannya itu lelah secara fisik, misalnya hiking. Ada baiknya saat seminggu pertama mereka sekolah, enggak usah les dulu. Jadi supaya badannya adjust dulu," jelas Rosdiana.

Bukan hal yang mustahil Rosdiana mengungkapkan kalau anak-anak mengalami post-vacation blues. Namun hal itu biasanya dapat hilang ketika kembali pada rutinitas sehari-hari. Biasanya kondisi ini terjadi karena liburan yang terlalu panjang hingga beberapa bulan.

Jika kondisi ini terus ada pada anak-anak sebaiknya evaluasi liburan tersebut. Bisa jadi anak-anak mengalami kondisi psikologi seperti cemas atau depresi. Rosdiana menyarankan agar orangtua selalu melihat perubahan yang ada pada anak-anak.

Orangtua juga harus tetap menjalankan rutinitas layaknya sebelum liburan. Energi negatif seperti malas akan mudah ditangkap oleh anak-anak. Alhasil mereka juga ikutan malas ketika merasakan orangtuanya bermalas-malasan padahal liburan sudah usai.

Jangan sampai orangtua mengeluh dan mengungkapkan kalimat yang tidak menyenangkan. Seperti ‘Aduh, besok ngantor lagi, nih, capek’. "Anak-anak kan jadinya juga kayak menangkap ‘Oh, nggak enak, ya’," tegas Rosdiana. (psr)

Baca Juga:

Mencintai Diri Sendiri Lewat Body Positivity

#Parenting #Relasi #Anak-anak #Orangtua Baik
Bagikan
Ditulis Oleh

P Suryo R

Stay stoned on your love

Berita Terkait

Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Fun
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Periode libur long weekend di Agustus ini jadi saat yang tepat untuk mengunjungi kolam renang.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 17 Agustus 2025
Liburan Bersama Anak di Kolam Renang: Seru, Sehat, dan Penuh Manfaat
Indonesia
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Perlu diiringi dengan edukasi yang mencakup tiga elemen kunci yakni anak, orangtua, dan tenaga pendidik.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Tak hanya Melarang Roblox, Pemerintah Dituntut Lakukan Reformasi Literasi Digital untuk Anak-Anak
Lifestyle
Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Orangtua juga perlu tahu bahwa ada sisi positif dari gim daring ini.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
 Tak Melulu Negatif, Roblox Tawarkan Manfaat Pengembangan Kreavitas untuk Pemain
Lifestyle
Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa
Ini merupakan pilihan yang bijak dan menyehatkan bagi anak-anak yang tidak bisa menoleransi susu sapi.
Dwi Astarini - Jumat, 04 Juli 2025
Susu Soya, Jawaban Tepat untuk Anak dengan Intoleransi Laktosa
Lifestyle
Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik
Paparan musik, terutama musik klasik, terbukti memiliki dampak positif pada perkembangan kognitif anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 25 Juni 2025
Dokter Bocorkan Cara Ajaib Bikin Anak Berprestasi Hanya dengan Musik
Fun
Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya
Love scamming merupakan jenis kejahatan digital yang ramai terjadi sejak 2017.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 20 Juni 2025
Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya
Fun
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Studi dari American Psychological Association temukan bahwa screen time berlebihan berkaitan dengan kecemasan, depresi, dan agresi pada anak-anak. Konten dan dukungan emosional juga berperan penting.
Hendaru Tri Hanggoro - Rabu, 11 Juni 2025
Bahaya Screen Time Terlalu Lama Bagi Anak, Dari Cemas hingga Agresif
Lifestyle
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Nimaz lebih mengutamakan kebiasaan makan bersama di meja makan
Angga Yudha Pratama - Selasa, 03 Juni 2025
Bahaya Gawai Mengintai Si Kecil, Dokter Peringatkan Dampak Buruknya pada Kebiasaan Makan dan Tumbuh Kembang!
Lifestyle
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Piprim juga menganjurkan diet ini untuk anak sehat guna meminimalkan asupan karbohidrat berlebih yang menjadi cikal bakal berbagai penyakit modern
Angga Yudha Pratama - Kamis, 29 Mei 2025
IDAI Ungkap Manfaat Diet Tinggi Protein-Lemak untuk Atasi Peradangan dan Penyakit Degeneratif
Bagikan