Lia Luncurkan Tes Kehamilan Ramah Lingkungan Pertama di Dunia

Muchammad YaniMuchammad Yani - Jumat, 12 Maret 2021
Lia Luncurkan Tes Kehamilan Ramah Lingkungan Pertama di Dunia

Lia baru saja membuat inovasi tes kehamilan ramah lingkungan pertama di dunia. (Foto: Lia)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

TES kehamilan sudah jadi sebuah benda familiar bagi semua calon ibu. Sebelum pergi ke dokter, benda kecil ini bisa membantu memberi informasi apakah seseorang sedang mengandung atau tidak. Sayangnya ada satu masalah esensial yang dihasilkan dari alat ini.

Terbuat dari plastik dan hanya bisa dipakai satu kali membuat test pack jadi sampah plastik yang membahayakan lingkungan. Mungkin jumlahnya tidak sebanyak botol plastik, namun kecil-kecil begini jika dikumpulkan lama kelamaan juga akan menumpuk.

Baca juga:

Cokelat Kelinci Siap Bawakan Vaksin saat Paskah

Menanggapi isu ini, perusahaan perawatan kesehatan Lia meluncurkan tes kehamilan pertama di dunia yang dapat dibilas dan bersifat biodegradable. Artinya test pack ini dapat terurai dengan sendirinya berkat bantuan bakteri atau organisme hidup lainnya. Jadi tak ada sampah plastik lagi yang dihasilkan darinya. Demikian seperti dikutip dari laman Hypebae.

Produk ini terbuat dari kertas dan dapat terurai hanya dalam waktu 10 minggu. (Foto: Lia)
Produk ini terbuat dari kertas dan dapat terurai hanya dalam waktu 10 minggu. (Foto: Lia)

Dikembangkan oleh pendiri Lia, Bethany Edwards dan Anna Couturier, produk inovatif ini menghadirkan alternatif ramah lingkungan dari test pack konvensional yang selama ini hanya menambah tumpukan sampah plastik saja.

Produk tersebut terbuat dari kertas yang dapat terurai hanya dalam waktu 10 minggu saja. Meskipun demikian, bahannya tidak mengurangi akurasi yang dihasilkannya. Lia mengaku bahwa tes tersebut 99 persen akurat, bahkan bisa menyaingi buatan toko obat. Keuntungan lainnya, berat alat ini lebih ringan dari dua lembar tisu sehingga praktis dan mudah dibawa.

Baca juga:

Pentingnya Jaga Pencernaan Anak Saat Pandemi COVID-19

Cara penggunaannya juga serupa dengan tes kehamilan tradisional. Pengguna hanya perlu mengencingi bagian akhir pengumpulan kemudian letakkan di permukaan yang rata selama lima menit. Setelahnya, lepaskan sobekan tongkat di bagian tengah untuk melihat hasilnya. Dua garis merah menunjukkan positif, sementara satu garis menandakan hasil negatif. Berkat sifatnya yang flushable, pengguna bisa langsung membuangnya ke dalam kloset dan membilasnya.

Sebenarnya Lia sudah menguji produk ini sejak 2017, baru kemudian mulai memasarkannya setelah beberapa tahun dikembangkan. Faktanya, Edwards telah melakukan pengujian sebanyak 10 ribu kali. Harapannya agar bisa memberikan inovasi baru yang sustainable untuk semua orang. Apalagi tes kehamilan merupakan sebuah alat yang pastinya akan selalu dibutuhkan. Jika tidak melakukan perubahan mulai dari sekarang, maka limbahnya akan semakin banyak.

Selain membantu lingkungan, alat ini juga meringankan kantong. Jika dibandingkan dengan test pack merek lainnya yang terkenal di AS seperti First Response dan Clearblue, harga produk Lia lebih terjangkau. Satu kotaknya yang terdiri dari dua alat diberandol seharga US$13,99 atau kurang lebih setara dengan Rp201 ribu. Pilihan tepat untukmu yang ingin menjaga lingkungan. (sam)

Baca juga:

3 Hal yang Bisa Dilakukan Kalau Kamu Sudah Dapat Vaksin Penuh

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Bagikan