Pentingnya Jaga Pencernaan Anak Saat Pandemi COVID-19


Penuhi nutrisi anak (Sumber: Pixabay/avitalchn)
COVID-19 bukan hanya mengancam keselamatan orang dewasa dan lanjut usia. Anak-anak pun berpotensi terjangkit virus Corona. Menurut Peta Sebaran COVID-19 di Indonesia, jumlah anak yang terinfeksi COVID-19 merupakan yang tertinggi di Asia.
Hingga 9 Maret 2021, 2,8% dari total kasus positif COVID-19 atau sejumlah 38.823 menimpa anak usia 0-5 tahun dan pada kategori usia 6-18 tahun mencapai 9,3% atau 128.949 anak. Pandemi juga merenggut nyawa 300 anak usia 0-5 tahun atau 0.8% dari total kasus kematian karena COVID-19 dan 488 anak usia 6-18 tahun atau 1,3% dari total kasus kematian.
Baca juga:
Protokol Kesehatan Anak-Anak Sesuai Imbauan Ikatan Dokter Anak Indonesia
Fakta tersebut tentu membuat penyakit ini tidak bisa dipandang remeh. Harus ada proteksi khusus. Menjaga daya tahan tubuh si kecil menjadi prioritas utama yang harus dilakukan para orang tua pada masa pandemi COVID-19.
Imunitas yang kuat akan melindungi Si Kecil dari paparan berbagai sumber penyakit, termasuk virus Corona. Salah satu cara menjaga daya tahan tubuh Si Kecil adalah dengan memperhatikan saluran pencernaannya.
Ditemui di kantornya, dr. Muliaman Mansyur, Head of Medical KALBE Nutritionals dr. Muliaman Mansyur menjelaskan ada keterkaitan antara imunitas dengan sistem pencernaan pada anak. "Jika fungsi pencernaan tidak bekerja dengan baik, maka penyerapan nutrisi akan turut berkurang, sehingga mengganggu daya tahan tubuh, dan penyakit akan mudah menyerang," urainya.

Sebaliknya, ketika saluran pencernaan dalam keadaan sehat, si kecil dapat menyerap nutrisi makro dan mikro lebih maksimal. Itu akan berpengaruh pada daya tahan tubuh yang optimal. Setiap individu, terutama si Kecil harus memenuhi nutrisi harian yang terdiri dari nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan nutrisi mikro (vitamin dan mineral).
Nutrisi-nutrisi ini diperlukan agar setiap proses biologis yang terjadi dalam tubuh manusia dapat berjalan dengan optimal, seperti proses ekskresi dan sekresi, pembentukan sel- sel baru, serta meningkatkan daya tahan tubuh. "Nutrisi harian ini berperan penting untuk menjaga sistem pencernaan si Kecil," ucapnya.
Orang tua sangat dianjurkan memenuhi nutrisi harian yang baik dan seimbang karena sistem pencernaan membentuk 70 persen sel?sel imunitas tubuh dan mempengaruhi kualitas kesehatan anak secara menyeluruh. Tak heran bila sistem pencernaan kerap disebut ‘otak kedua’ manusia. "Di dalamnya, terdapat miliaran bakteri baik yang merangsang sistem kekebalan tubuh," tambah dr. Muliaman Mansyur.
Baca juga:
Kebutuhan nutrisi anak bisa dicukupi dengan memberi makanan sehat dan seimbang. Selain itu, untuk meningkatkan daya tahan tubuh si kecil, orang tua juga bisa memberikan asupan berupa susu, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
Ada dua istilah jika merujuk pada makanan ataupun minuman yaitu probiotik dan prebiotik. Probiotik merujuk pada bakteri baik yang diberikan dari luar, bisa dalam bentuk makanan atau susu yang berdampak pada kesehatan anak.

Usus manusia adalah tempat sebagian besar bakteri ini berada. Koloni mikroorganisme ini memainkan peran penting dalam pencernaan, mengekstraksi nutrisi dari makanan, dan mendukung sistem kekebalan tubuh. Untuk menunjang probiotik atau bakteri baik tersebut, diperlukan prebiotik.
Serat pangan inulin menjadi salah satu pilihan nutrisi yang bermanfaat bagi sistem pencernaan anak. Jenis karbohidrat ini mengandung prebiotik, yang menjadi sumber asupan untuk bakteri baik dalam tubuh manusia agar jumlahnya tetap terjaga. Serat pangan inulin adalah sejenis serat yang digolongkan ke dalam prebiotik dari jenis karbohidrat rantai panjang alami, yang berasal dari chicory root (sejenis umbi-umbian).
Prebiotik yang dikandung serat pangan inulin berfungsi sebagai stimulator untuk mendukung kinerja bakteri baik yang ada di usus manusia bernama mikroflora. Prebiotik, yang tidak bisa dicerna usus halus ini masuk secara utuh ke dalam usus besar dan bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan pencernaan dan penyerapan kalsium.
Zat ini juga bermanfaat untuk merangsang sistem daya tahan tubuh, menekan jumlah bakteri jahat atau bakteri patogen dalam usus, mencegah konstipasi atau sembelit, membantu mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak, dan membantu penyerapan kalsium. Memperbaiki kepadatan mineral dalam tulang juga fungsi dari zat ini. (avia)
Baca juga:
Cara Bijak Hindari Anak Kecanduan Gadget di Fase Kenormalan Baru
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
