Legislator PKS Minta PTM 100 Persen Dievaluasi


Dokumentasi - Pelajar mengikuti PTM terbatas di salah satu sekolah di Jakarta Selatan, Jumat (9/4/2021). (ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)
MerahPutih.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) dengan tingkat kehadiran siswa 100 persen diminta dievaluasi. Pasalnya, lonjakan kasus COVID-19 di setiap daerah berbeda-beda dan membutuhkan penanganan yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing.
Wakil Ketua Komisi X DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Abdul Fikri Faqih mengatakan, PTM di sekolah sebaiknya melibatkan otoritas daerah dan satuan pendidikan setempat.
"Termasuk apakah suatu daerah mau diterapkan 100 persen, 50 persen atau bahkan dihentikan sama sekali, bila memang kondisinya tidak memungkinkan," ujar Abdul Fikri kepada wartawan, Rabu (2/2).
Baca Juga:
Kasus COVID-19 di Sekolah Kota Bogor Melonjak Dua Kali Lipat
Menurutnya, lonjakan kasus COVID-19 dan munculnya varian Omicron di Indonesia perlu menjadi bahan evaluasi dalam kebijakan PTM 100 persen. Jangan sampai klaster di sekolah membuat tenaga pengajar dan siswa menjadi korbannya.
"Klaster-klaster baru bermunculan di sekolah, namun yang paling tahu kondisi riil di lapangan tentu satuan pendidikan setempat," ujarnya.
Apalagi, lanjut Abdul Fikri, bila ternyata PTM mengakibatkan gangguan kesehatan dan ancaman jiwa, maka pemerintah harus memerhatikan masukan-masukan dari berbagai pihak. Terutama dari sisi keilmuan dan lembaga pendidikan.
Baca Juga:
Jokowi Minta Distribusi Obat Pasien Isoman COVID-19 Dipercepat
Ia menjelaskan, berbagai pihak meyakini bahwa PTM belum tergantikan dalam kegiatan belajar mengajar selama dua tahun masa pandemi. Menurutnya, kegiatan belajar mengajar secara langsung juga membangun karakter para siswa.
Di sisi lain, kata Abdul Fikri, adanya mata pelajaran praktik yang tidak mungkin hanya memperlihatkan tutorial lewat media virtual. Sehingga PTM adalah sebuah kebutuhan yang sangat ditunggu semua pihak siswa, guru, maupun tenaga kependidikan.
"Pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 menurut laporan Kemendikbudristek efektifitasnya mengalami fluktuasi dan paling rendah hanya sekitar 46 persen. Wajar bila learning loss ini bila terakumulasi dalam kurun waktu lama bisa mengakibatkan generasi yang hilang," pungkasnya. (Pon)
Baca Juga:
Dinkes Kota Bogor Ungkap 31,1 Persen Tempat Tidur RS Terisi Pasien COVID-19
Bagikan
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
