Legislator Ini Minta Pendekatan Vaksinasi Melalui Ulama Hingga Akademisi Lebih Ditonjolkan

Ilustrasi (Ist)
Merahputih.com - Anggota Komisi IX DPR Nurhadi mengatakan ulama dan tokoh masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam mengajak masyarakat agar mengikuti program vaksinasi COVID-19.
"Pendekatan melalui ulama atau tokoh agama, tokoh masyarakat dan akademisi harus lebih ditonjolkan, selain peran serta pemerintah dalam rangka meningkatkan capaian vaksinasi guna menciptakan kekebalan komunal di masyarakat," kata Nurhadi dalam keterangan di Jakarta Jumat (1/10).
Nurhadi mengatakan pendekatan ulama dan tokoh juga diharapkan hadir di Aceh mengingat masih cukup banyak masyarakat di sana yang belum divaksin.
Baca Juga:
Bersiap Gelar PTM, Pemkot Yogyakarta Kebut Vaksinasi COVID-19 Pelajar
Menurut dia masyarakat Aceh agamis dan berpendidikan. Karena itu, pendekatan melalui ulama akan tepat dalam meningkatkan capaian vaksin.
Beberapa hari lalu, puluhan orang mendatangi lokasi vaksin dan mengusir tenaga vaksinasi di tempat pendaratan ikan (TPI) Ujong Serangga, Desa Padang Baru, Kabupaten Aceh Barat Daya. Massa mengobrak-abrik meja petugas yang saat itu sedang memvaksin.
Nurhadi yakin peristiwa di Aceh itu tidak akan mempengaruhi antusiasme masyarakat di daerah lain untuk mengikuti vaksinasi COVID-19.
"Saya rasa saat ini animo masyarakat sudah sangat tinggi untuk ikut program vaksinasi," kata Nurhadi.
Ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan sependapat soal pendekatan ulama dan tokoh masyarakat harus lebih dimaksimalkan di Aceh.
"Perlu pendekatan kepada tokoh masyarakat dan tokoh agama setempat agar mereka dapat menjadi contoh dan mengimbau warga atau umatnya untuk segera vaksinasi," ujar Iwan Ariawan.

Menurut Iwan pemerintah daerah setempat juga perlu mengerti mengapa masyarakat tersebut menolak vaksinasi. Pemda juga perlu mengetahui siapa yang dipercaya oleh masyarakat.
Kemudian, dia menilai perlunya komunikasi yang sesuai dengan kondisi sosial-budaya masyarakat setempat. Dia menduga ketakutan terhadap efek samping atau alasan kepercayaan menjadi pemicu masyarakat tersebut menolak ikut vaksinasi.
"Kejadian tersebut harus diinvestigasi dan dilakukan tindakan koreksi," ucap dia.
Sedangkan sosiolog dari Universitas Gadjah Mada Sunyoto Usman menilai banyak faktor yang bisa membuat masyarakat masih enggan mengikuti vaksinasi. "Salah satunya ada sejumlah tokoh panutan yang tidak percaya ada COVID-19, lalu tidak ada gunanya vaksin," kata Sunyoto.
Baca Juga:
KRI dr Soeharso Dikerahkan Kebut Vaksinasi Jelang PON Papua
Pandangan tokoh tersebut kemudian berkembang melalui berbagai media tradisional dan modern, lalu menjadi referensi banyak orang.
"Sosialisasi vaksin seharusnya tidak individual, tapi melibatkan tokoh-tokoh yang jadi panutan," tutur Sunyoto. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif
