Ledakan Harga Komoditas Bikin Defisit APBN Berkurang


Batu Bara. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Defisit APBN tahun 2021 bakal berada di antara 5,1 hingga 5,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka tersebut jauh lebih rendah dari target APBN 2021, yakni 5,7 persen dari PDB.
"Tahun ini, anggaran dirancang dengan defisit 5,7 persen. Tetapi karena pemulihan yang kuat serta dari pendapatan dan ledakan komoditas, kami memperkirakan defisit jauh lebih rendah, " kata Menkeu Sri Mulyani seperti dilansir setkab.go.id, Senin (20/12).
Baca Juga:
Berbagai Risiko Baru Bayangi Pemulihan Ekonomi Indonesia
Sementara, untuk tahun 2022, Menkeu mengatakan, defisit dirancang pada level 4,8 persen dari PDB. Namun, angka tersebut belum mempertimbangkan UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang berpotensi memberikan tambahan penerimaan dan program pemulihan ekonomi tahun 2021 yang berdampak positif di berbagai sektor.
"Desain ini belum memperhitungkan beberapa reformasi di bidang perpajakan dan sisi fiskal," ujar Menkeu.
Dengan desain tersebut, pemerintah akan terus bekerja makin baik untuk memulihkan ekonomi Indonesia pada tahun 2022.
Menkeu meyakini, kebijakan fiskal masih sangat penting, terutama di masa pandemi COVID-19. APBN tahun 2022 akan mendukung proses pemulihan dengan memprioritaskan belanja untuk pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), pendidikan, kesehatan, dan belanja sosial.
"Mudah-mudahan, tingkat pertumbuhan akan pulih di atas 5 persen. Dalam APBN 2022, kami menempatkan 5,2 persen untuk pertumbuhan ekonomi hingga 2022," kata Menkeu.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pengendalian pandemi dan kebijakan akomodatif menjadi kunci bagi momentum pemulihan ekonomi nasional.

"Pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada pengendalian pandemi. Pemerintah bersama dengan seluruh pihak harus bersama-sama saling membantu dalam pengendalian COVID-19 untuk terus mendorong pemulihan perekonomian nasional," kata Menko.
Pemerintah optimistis Indonesia mampu menjaga momentum pemulihan ekonomi tahun 2021 hingga 2022. Pertumbuhan ekonomi akan menguat menjadi 5,2 persen pada tahun 2022 jika Indonesia tidak kembali mengalami gelombang baru COVID-19.
Menurut Bank Dunia, perekonomian Indonesia akan tumbuh 3,7 persen tahun ini. Sedangkan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 bisa mencapai 3,5 sampai 4 persen.
"Walaupun ekonomi sempat mengalami perlambatan akibat adanya varian Delta antara bulan Juli hingga Agustus, pertumbuhan perekonomian di Indonesia masih dapat ditangani dengan baik," ujar Menko Airlangga. (Asp)
Baca Juga:
Serapan Anggaran Pemulihan Ekonomi Tidak Bakal Capai 100 Persen
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
RUU Komoditas Strategis Dirancang dalam Bentuk Omnibus Law untuk Lindungi Sektor Pertanian Hingga Perkebunan

Tekor! Indonesia Impor Obat Rp 176 Triliun Tapi Ekspor Cuma Rp 6,7 Triliun

UMKM di Jawa Tengah Dilatih Manfaatkan Pasar Ekspor, Bukan Hanya Jago Kandang

Jerman Jadi Pasar Sensor Asal Indonesia, Produk Diproduksi di Batam

Cetak Sejarah: Indonesia Ekspor Rempah hingga Madu ke Hongkong, Nilai Transaksi Capai Rp 5,6 Miliar

Indonesia Promosikan Inovasi Olahan Tempe Bagi Warga AS, Pasar Tempe Capai USD 2,5 Miliar

Produk Kecantikan Rambut Indonesia Tembus Pasar Italia, Surplus Dagang Diharapkan Terus Naik

Tahukah Kamu? Jika 70 Persen Pasokan Barubara Indonesia Berasal Dari Kalimatan!

Menteri Perdagangan Keluarkan Aturan Perlindungan Konsumen Penggunaan Barang dan Jasa Terkait K3L, Jamin Mutu Produk Ekspor

Mainan Anak Produksi Indonesia Masih Diminati Dunia, Peringkat ke-22 Dari 195 Negara
