Langsung Insecure Waktu Lihat Teman Lebih Produktif?


Sering kali merasa insecure ketika melihat teman lebih produktif di media sosial. (Foto: Unsplash/Becca Tape)
LIHAT Instagram story teman yang lagi berkebun, memasak, atau melakukan kegiatan lain yang lebih bernilai dibandingkan cuma rebahan. Karena hal itu bikin frustasi sendiri. Banyak dari kita, selama 24 jam hanya menatap laptop atau malah cuma rebahan saja.
Media sosial memang 'racun' buat pikiran kita. Lihat yang lebih baik dikit dari kita langsung bawaannya insecure. Dilansir dari Alodokter, insecure menggambarkan perasaan tidak aman yang bisa membuat seseorang merasa gelisah, takut, atau menjadi tidak percaya diri.
Baca juga:
Tapi, Psikolog Klinis dan Hipnoterapis, Alexandra Gabriell mengatakan seseorang tetap membutuhkan rasa insecure untuk berkembang dan menjadi lebih baik. Namun, ketika insecure berubah menjadi sebuah obsesi tetap perlu dicurigai karena bisa mengarah pada kompetitif yang tidak sehat.

"Biasanya mereka ini ada rasa minder dan kalah dibandingkan dengan orang lain," ungkap Alexa kepada Merahputih.com.
Ada kondisi di mana kita bisa mengindikasikan rasa itu adalah rasa insecure. Di saat kita merasa di posisi yang tidak aman, bisa karena merasa kalah dibandingkan orang lain atau merasa tidak layak diperlakukan baik. Hal ini yang menjadikan kita sering kali tidak percaya dan merasa ada yang kurang dari diri kita.
Baca juga:
Bila rasa insecure ini dibiarkan berlarut-larut dalam pikiran, nantinya bisa berkembang ke masalah psikologis lain. Mulai dari depresi, kecemasan, atau masalah lain yang berkaitan dengan kurangnya penerimaan diri kita.
Sebelum rasa insecure itu berkembang menjadi masalah besar, sebaiknya cepat sadari dan selesaikan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menepisnya, pertama dengan menyadari potensi diri kita. Hal ini bisa dimulai dengan menerima apa yang tidak bisa diubah dari diri kita dan memaksimalkan versi terbaik dari diri kita.

"Menghargai progres yag kita lakukan sesuai kesempatan yang kita punya karena kesempatan setiap orang berbeda-beda," katanya.
Jadi, ketika kita sudah mengenali potensi dan bagian terbaik dari diri saatnya untuk memotivasi diri menjadi lebih produktif. Ia mengatakan, kita harus tahu terlebih dahulu hal apa yang kita sukai dan jadikan itu sebagai reward ketika sudah dilakukukan. Selain itu, lakukan hal-hal yang memiliki tujuan personal. Bukan untuk menyenangkan atau mengikuti standar orang lain.
"Buat Planning yang terukur sehingga kita bisa tahu progres kita sejauh apa," tutup Alexa. (Ren)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
