Games

Bisa Waras Bermain Game Online Semasa Pandemi?

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 05 Oktober 2020
Bisa Waras Bermain Game Online Semasa Pandemi?

Jadi waras di tengah pandemi dengan bermain game, bisa? (Foto: Unsplash/Fredrick Tendong)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BAYU nyaris tak pegang ponsel pintarnya seharian. Siswa kelas 11 salah satu SMA negeri di bilangan Jakarta Timur itu cuma bisa bengong, cuci sepeda motor, dan kuras akuarium di hari Minggu.

“Gatel mabar padahal. Mana pas libur kan. Enggak keganggu absen sekolah online,” kata remaja kelahiran Jakarta, 13 Mei 2004, setengah mengeluh.

Hari ini (04/10), menjadi hari keempatnya ‘puasa pegang handphone’. Ia kena skorsnya ibunya setelah salah satu guru melapor ketidakhadirannya pada empat tatap muka.

“Skip. Ketiduran asli! Padahal udah pasang alarm,” katanya. Ibunya, sebelum berangkat Work From Office, sempat membangunkannya untuk mandi dan bersiap, namun sekeluar pagar rumah, Bayu kembali tarik selimut.

Semalam, bahkan selama PSBB mengharuskan sekolah di rumah, Bayu getol menghabiskan hari bermain Mobile Legend (ML), mulai sebatas push rank sampai ikut turnamen. “Ngejar Mythic Glory sering sampai pagi. Kesaikan (keasyikan),” katanya.

Baca juga:

Yuk Sembuh dari Ketergantungan Media Sosial Biar 'Sane'

Anjuran #dirumahaja ditanggapi Bayu dan teman satu circlenya dengan semringah karena punya banyak waktu luang untuk mabar (main bareng). Apalagi di tengah pandemi banyak komunitas buka turnamen. Kontan, ajakan turnamen menututnya berikut circle sering berlatih agar bisa jadi pemuncak.

Bila banyak orang enggak tahan harus setiap hari di rumah, Bayu justru menikmati karena kegiatan harian di kala pandemi intensitas pertemuan langsung jauh berkurang dan bisa disambi push rank.

Grup whatsapp khusus ML bersama teman satu gengnya justru semakin aktif di masa pandemi. Selain ajakan mabar, jelas bahas peta kekuatan lawan, kadang becanda dengan bahan dari permainan sebelumnya, dan jelas link ulasan pemain jempolan di Youtube.

Di sisi lain, pandemi juga membuat keluarganya jauh lebih longgar terhadap keranjingan Bayu terhadap gim. “Yang penting bonyok (bokap-nyokap alias bapak-ibu) taunya gue di rumah,” katanya. Sebelum pandemi, lanjut Bayu, jangankan main berjam-jam, kedengaran suara ‘enemy has been killed’ aja langsung disuruh matikan.

Faktanya, pandemi memang membuat orang menjadi berlama-lama di ponsel bermain game. Laman Steam Database mengklaim platform Steam telah memecahkan rekor playerbase tertinggi pada masa pandemi, tercatat 20 Juta total pemain, dengan 6.2 juta pemain sedang aktif bermain pada puncak pandemi Maret 2020 lalu.

Bayu memang keranjingan beramin ML. Bedanya, sebelum pandemi, ia terbiasa harus bangun pagi ke sekolah, nongkrong sambil push rank sebentar, lalu pulang. Di rumah baru bisa ML sekira sore atau bakda maghrib.

“Kalo dulu bisa jor-joran di Sabtu-Minggu. Hari biasa keburu ngatuk kalo sampai malam”. Bermain game menjadi kegiatan sampingan kesehariannya. Sementara, selama PSBB justru kegiatan utamanya justru bermain ML.

Saat sekolah daring saja, Bayu terkadang sengaja mematikan video dan suara atau sengaja ijin ke toilet agar bisa disambi mabar. Kesehariannya berubah drastis, jungkir-balik, bila dulu prioritasnya sekolah, kini bermain ML.

“Semalam kalah di semifinal. Hero musuh kuat-kuat banget,” singkatnya menjelaskan pertandingan semalam. Malam selalu dipilih karena jaringan internet prima atau enggak ngelag.

Bayu terkadang menginap di salah satu rumah teman bila sedang ada pertandingan agar komunikasi semakin lancar. Namun, semalam jatah menginapnya sudah habis apalagi paginya juga harus sekolah daring. Tak ada pilihan, harus main di kamarnya.

Dari kejadian itu, Bayu tak lagi leluasa memegang ponselnya. Ia diberi jatah sehari hanya boleh mengoperasikan ponsel pintar di masa sekolah daring, istirahat, dan sebelum pukul delapan malam. Setelah itu, ponsel pabrikan Tiongkok bercasing hitam tersebut harus disimpan di laci kamar ibunya.

“Emang enggak enak banget begini. Kayak enggak punya HP”. Bayu berharap dalam waktu dekat bisa kembali leluasa mengoperasikan ponselnya, dengan catatan memang mengakui segala kesalahan dan tidak akan mengulanginya.

“Beneran kok enggak bohong! Mending bisa main ML diwaktuin daripada enggak sama sekali,”. Ia sadar membagi prioritas jadi solusi terbaik.

Baca juga:

Biar Waras, Masak Aja!

Pada masa sebelum pandemi di awal 2020, mungkin orang-orang bisa merasakan aktivitas layaknya rakyat biasa. Meski aware dengan COVID-19 yang mulai mewabah di luar negri, pasti sebagian orang sudah menggunakan protokol kesehatan yang minim untuk melakukan kesehariannya.

Bisa Waras Bermain Game Online Semasa Pandemi?
Rela unduh puluhan game demi melepas stres akibat putus hubungan (Foto: Unsplash/Daan Geurts)

Termasuk juga saya, yang masih ter-distract sebagai pekerja lepas, serta tugas akhir yang akan menuju sidang pada Februari 2020 lalu. Seketika dari kesibukannya tersebut, main Mobile Legends saja hanya bisa tiga hingga lima game per hari.

Jadi sayang saja bila pangkat gamenya masih Epic, tapi temannya yang sudah lulus kuliah, dan yang sudah menikah ternyata mendapatkan pangkat Mythic di akhir season.

Pada pertengahan pandemi, orang-orang di Tangerang sudah melakukan PSBB, sehingga beberapa mall, dan kafe harus tutup untuk menghindari penyebaran COVID-19.

Karena WFH, dan sudah lulus dan tinggal menuju wisuda jadi bingung dong harus ngapain? Apalagi sudah terlepas dari hubungan bersama mantan, jadi makin banyak waktu, dan uang yang tersimpan semasa pandemi ini.

Untuk menghilangkan stres akibat putus hubungan, serta pekerjaan freelance yang tidak ada jadwal kerja membuat saya bisa unduh semua game di konsol, PC, dan juga smartphone saya.

Jadi tak heran bila sekiranya kehidupan hanya untuk bermain game, tidur, dan makan saja. Bahkan orang tua, dan adik sendiri sudah tawarkan jodoh lewat Tinder demi membuat saya terlihat produktif.

Bisa Waras Bermain Game Online Semasa Pandemi?
Merasa menyesal akibat gaji menurun karena bermain game terus (Foto: Unsplash/Road Trip With Raj)

Dari puluhan permainan, dan tiga akun game MOBA telah mencapai tier tertinggi. Akhirnya menyadari insecure akan pekerjaan yang ternyata gaji bulanan makin hari makin menurun, serta tidak bisa kemana-mana akibat gaji pas-pasan.

Menurut laman Psychology Today, adiksi video game ternyata dapat mengontrol secara negatif pada dunia selain dunia game.

Apalagi adiksi ini ternyata sudah dinyatakan oleh World Health Organization (WHO), dimana 'gaming disorder' ini bisa memicu pada ketidak seimbangan prioritas dalam aktivitasmu.

Lanjut dari permasalahan tadi, kecanduan bermain game juga dapat merusak gangguan penglihatan, serta obesitas yang memicu pada degradasi imunitas.

Jika imunitas terganggu, besar kemungkinan virus seperti COVID-19 juga akan lebih mudah untuk masuk ke tubuhmu.

Bisa Waras Bermain Game Online Semasa Pandemi?
Mulai produktif seperti bekerja, dan sepedaan tiap sore (Foto: Unsplash/Flo Karr)

Hingga saat ini, saya sudah mengurangi jam bermain game per harinya. Sama seperti sebelum pandemi, dua hingga lima game per hari untuk Mobile Legends.

Tapi sisanya bisa digunakan untuk hal produktif, di antarnya bekerja, olahraga sepeda, serta kumpul bareng keluarga. Tentu saja jika ke luar rumah harus menggunakan protokol kesehatan, seperti masker, serta face shield meski sekedar sepedaan.

Masih takut akan julid teman medsos ketika lihat orang tidak pakai masker, pasti sudah menjadi bahan ejekan di grup WhatsApp.

Lebih baik terlihat waras aja deh jadi gamer, daripada di ejek no life oleh teman karena lihat match history Mobile Legends isinya belasan game per hari. (dnz)

Baca juga:

Tiga Praktik Psikologi Positif Ampuh untuk Lewati Masa Sulit Pandemi

#Game #Kesehatan #Oktober Satgas Waras
Bagikan
Ditulis Oleh

Aldonov Danoza

The love we take is equal to the love we make

Berita Terkait

Lifestyle
Timnas MLBB Indonesia Ukir Sejarah Peringkat 4 Dunia IESF WEC 2025, Langsung Fokus SEA Games Thailand
Ajang IESF WEC 2025 ini dinilai sangat strategis untuk mematangkan tim
Angga Yudha Pratama - Senin, 08 Desember 2025
Timnas MLBB Indonesia Ukir Sejarah Peringkat 4 Dunia IESF WEC 2025, Langsung Fokus SEA Games Thailand
Lifestyle
Indonesia Genggam Dunia Esports: MLBB Putri Pertahankan Tahta IESF WEC 2025, Win Rate 100 Persen Cuy
Timnas MLBB putri memulai turnamen IESF WEC 2025 dengan hasil meyakinkan
Angga Yudha Pratama - Minggu, 07 Desember 2025
Indonesia Genggam Dunia Esports: MLBB Putri Pertahankan Tahta IESF WEC 2025, Win Rate 100 Persen Cuy
Indonesia
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Proses perekrutan seringkali dimulai dari aktivitas permainan yang terkesan normal
Angga Yudha Pratama - Selasa, 25 November 2025
Pakar Ungkap Dua Kunci Kerentanan Anak di Ruang Digital yang Bisa Dimanfaatkan Jaringan Terorisme
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Lifestyle
RedMagic 11 Pro Lolos TKDN Kemenperin, Kapan Diresmikan di Indonesia?
Hingga saat ini, belum ada informasi resmi mengenai tanggal peluncuran perdananya di Indonesia
Angga Yudha Pratama - Jumat, 14 November 2025
RedMagic 11 Pro Lolos TKDN Kemenperin, Kapan Diresmikan di Indonesia?
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Politikus DPR Dukung Pembatasan Usia Game Online, Platform Wajib Patuhi Regulasi Nasional
Selain pembatasan usia, menurut dia, harus ada juga kontrol orang tua (parental controls) yang mudah dipakai, termasuk pengaturan waktu bermain untuk pengguna di bawah umur.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 11 November 2025
Politikus DPR Dukung Pembatasan Usia Game Online, Platform Wajib Patuhi Regulasi Nasional
Bagikan