Kesehatan Mental

Biar Waras, Masak Aja!

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 02 Oktober 2020
Biar Waras, Masak Aja!

Memasak membuatmu fokus.(foto: Unsplash/edgar castrejon)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MENJAGA tubuh sehat jauh dari penyakit sama pentingnya dengan menjaga pikiran tetap waras di masa pandemi ini. Seperti kata pepatah, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Hal sebaliknya juga berlaku. Jika kebugaran dan kesehatan fisik dijaga dengan olahraga, istirahat, dan makanan yang sehat, kesehatan jiwa haruslah dicapai dengan menjalani hal-hal yang membuat kamu bahagia.

Namun, bagi sebagian orang, melakukan hal yang membahagiakan saja tak cukup. Beberapa orang memiliki kecenderungan gangguan kecemasan yang membuat mereka merasa tertekan. Apalagi di masa pandemi yang serbatidak jelas ini, kecemasan yang mengganggu kewarasan amat mungkin timbul. Oleh karen itu, penting buat kamu untuk mencari cara agar tetap waras. Psychology Today menyarankan memasak sebagai resep tetap waras. Mereka mengklaim proses memasak bisa menjaga kesehatan mental seseorang.

BACA JUGA:

Yuk Sembuh dari Ketergantungan Media Sosial Biar 'Sane'

Memasak memang bisa amat bermanfaat bagi mereka yang mengalami gangguan kecemasan. Seperti dilansir Health, ada beberapa elemen dalam memasak yang amat berguna untuk meredakan kecemasan.

1. Memasak membutuhkan konsentrasi

Memasak membutuhkan konsentrasi. (foto: pixabay)

Bagi beberapa orang, memasak bisa menjadi aktivitas yang membuat rileks. Demikian disampaikan Todd Farchione, psikolog klinis pada Center for Anxiety and Related Disorders di universitas Boston. "Saat seseorang berada di zona memasak, itu bisa amat bermanfaat bagi pengidap gangguan kecemasan," ujarnya. Hal itu terkait dengan kondisi fokus saat memasak yang mengalihkan rasa cemas.

Senada, Kat Kinsman, penulis Hi, Anxiety: Life With a Bad Case of Nerves, mengatakan memasak bisa memutus lingkaran kecemasan di otak seseorang. Kinsman menyebut memasak, meskipun hanya membuat makanan instan misalnya, bisa jadi amat menenangkan. Selain itu, kesibukan dengan alat masak membuat tangan kamu lepas dari gadget, yang bisa jadi merupakan sumber dari kecemasan. "Saat memasak, tangan bisa jadi amat kotor. Sehingga tak bisa menyentuh ponsel pintar untuk mengecek media sosial atau e-mail. Jadi secara fisik, kamu memutuskan hubungan dengan gadget selama memasak," ujarnya.

2. Kegiatan yang mengalir menjaga kesehatan secara menyeluruh

cooking
Alur memasak mengalihkan fokus. (foto: pixabay/poppicnic)

Dalam teori psikologi positif, memasak membentuk flow atau alur. Flow diartikan sebagai energi yang dihasilkan saat menjalankan sebuah tugas. Saat memasak dengan tingkat kesulitan yang tepat, seseorang bisa masuk dalam kondisi mengikuti laur ini. Selain itu, mengikuti resep membuat orang terfokus pada alur sehingga memberikan kepastian dalam pola kegiatan yang harus dikerjakan selanjutnya.

Kepastian dalam mengerjakan sebuah tugas bisa mengurangi tingkat kecemasan. "Kontrol, fokus, dan keterikatan dalam jumlah tertentu amat mungkin mengalihkan seseorang dari kecemasan," jelas Farchione.


3. Interaksi sosial dan umpan balik

Memasak bisa jadi kegiatan sosial yang memuaskan. (foto: pixabay)

Membuat makanan amat erat kaitannya dengan aktivitas sosial. Saat memasak, kamu mungkin akan membagikan hasil kreasimu kepada orang lain lalu mendapat uman balik. "Itu bisa jadi pengalaman yang positif, itu bisa amat menyehatkan," ujar Farchione.

Selain umpan balik yang bisa kamu terima, hasil dari memasak ialah kamu bisa memberi makan diri sendiri. "Perut kenyang jadi reward," ujar Kinsman. Ia juga menyebut waktu memasak bisa menjadi saat terfokus dan mengurangi tekanan. "Jika kamu tidak sedang teramat lapar dan marah, memasak bisa amat menenangkan," imbuhnya.

Meskipun bisa menenangkan dan membuat terfokus sehingga mengurangi ganggguan kecemasan, memasak tidak bisa digeneralisasi sebagai terapi bagi semua penderita gangguan kecemasan. Pasalnya, aktivitas memasak bisa memengaruhi orang dengan cara yang berbeda pada setiap kepribadian. Mereka yang perfeksionis bisa jadi malah merasa dituntut untuk sempurna saat memasak. Akibatnya, bukannya mengurangi kecemasan, mereka malah merasa tertekan.

Farchione menekankan bahwa aktivitas apa pun yang membuat seseorang berada dalam kondisi berkonsentrasi, fokus, dan keluar dari pemikiran yang membuat tertekan dapat membantu mengurangi kecemasan. "Intinya mengalihkan pikiran dari hal yang memicu kecemasan," jelasnya. Tak hanya memasak, ia juga menyebut aktivitas lain seperti menggambar dan mewarnai yang belakangan jadi tren.

Namun, ia juga tak melarang jika kamu ingin mengalihkan kecemasan pada aktivitas memasak. Tak usah berekspektasi menjadi koki andal atau memiliki alat masak paling canggih, kamu bisa memulainya dengan alat masak dan skill yang sudah kamu punya. Yang terpenting, fokus dan berkosentrasilah saat memasak agar kecemasan sirna.(dwi)

BACA JUGA:

#Oktober Satgas Waras
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Bagikan