Psikologi

Tiga Praktik Psikologi Positif Ampuh untuk Lewati Masa Sulit Pandemi

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Sabtu, 03 Oktober 2020
Tiga Praktik Psikologi Positif Ampuh untuk Lewati Masa Sulit Pandemi

Temukan kebahagiaan di masa sulit (Foto: Pexels/Matheus Bertelli)

Ukuran:
14
Audio:

SULIT dipercaya kita telah melewati setengah tahun sejak COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi. Bukan rahasia lagi bahwa hal itu memengaruhi psikis banyak orang.

Pada tahap awal pandemi, orang memiliki pertanyaan praktis yang mendesak seperti Apakah toko bahan makanan akan dibuka? Apakah akan terjadi kekurangan makanan?

Seiring berlalunya waktu kecemasan pun makin meningkat karena orang-orang menghadapi ketakutan akan penyakit serta kesulitan ekonomi akibat kehilangan pekerjaan.

Setengah tahun kemudian, emosi seperti depresi, kesedihan, dan keputusasaan juga merayap masuk, terutama karena semakin banyak yang kehilangan orang yang dicintai karena virus.

Baca juga:

Anak TK Hingga SD Rentan Gangguan Psikologi di Masa Pandemi

Emiliana Simon-Thomas, Direktur Sains di Greater Good Science Center UC Berkeley, menjelaskan bahwa insecurities bisa dihadapi dengan psikologi positif. “Ada persepsi bahwa, ketika kita merasa gelisah, kita memiliki dua pilihan,” ucapnya.

“Pertama, kita bisa terperangkap dalam kesengsaraan dan terperosok ke dalam situasi yang mengerikan. Pilihan lainnya adalah kita bisa merasa sangat buruk tetapi menutupinya, atau hanya menahan atau menekannya, dan memasang wajah bahagia dan berpura-pura tidak ada," lanjutnya.

Ternyata tidak satu pun dari pilihan ini yang membantu. Untuk itu ia menyarankan jalan ketiga yakni untuk merasakan kesedihan itu. Kemudian mencoba untuk mengambil pengalaman itu sebagai semacam bahan bakar untuk berperilaku dengan cara tertentu guna mengatasi situasi tersebut.

Inilah tiga hal yang direkomendasikan Simon-Thomas untuk kita coba selama masa-masa sulit ini.

1. Latih Syukur 1-2-3

Tiga Praktik Psikologi Positif Ampuh untuk Lewati Masa Sulit Pandemi
Apresiasi orang-orang di sekeliling (Foto: Pexels/Pixabay)

“Jika kamu lebih bersyukur sebagai pribadi, kamu akan melakukan segala sesuatu lebih baik,” sarannya. Menurutnya cara tersebut membuat kesehatan fisik kita lebih baik, kesehatan mental kita pun lebih baik. Kita pun akan lebih tahan terhadap stres.

Tetapi siapapun sepakat bahwa syukur lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Mengingat gejolak di dunia saat ini, wajar jika kita berfokus pada banyak hal negatif di sekitar kita.

Penting untuk memperhatikan rasa sakit sehingga kita dapat mengambil langkah untuk memperbaikinya. Namun, berfokus sepenuhnya pada rasa sakit secara paradoks membuat energi terkuras dan kurang mampu bertindak. Itulah mengapa membangun praktik syukur sangat penting.

Dengan secara sadar mengarahkan perhatian kita pada hal-hal kecil namun penting dalam hidup kita, kita mungkin dapat mengubah otak kita agar lebih mudah menyadarinya, bahkan sekaligus mengenali yang buruk.

Praktik, yang ia sebut 'Syukur 1-2-3' adalah tentang spesifik mengungkapkan terima kasih kepada orang lain. Alih-alih hanya mengangguk dan mengatakan 'terima kasih', praktik ini melibatkan tiga langkah sederhana namun kuat.

Pertama, gambarkan apa yang orang itu lakukan dengan berusaha sedetail mungkin. Kedua, akui upaya yang mereka lakukan untuk melakukannya. Ketiga, jelaskan secara spesifik bagaimana hal yang mereka lakukan menyentuh atau memberi manfaat bagimu. Menurutnya, cara tersebut membuat kita memetik manfaat yang kuat.

Baca juga:

'Insecure' karena Belum Dapat Pekerjaan? Tetap Waras dengan Cara Ini

2. Tulis Surat Cinta untuk Diri Sendiri

Tiga Praktik Psikologi Positif Ampuh untuk Lewati Masa Sulit Pandemi
Tulis surat cinta untuk dirimu sendiri (Foto: Pexels/Anthony Shkraba)

Selama krisis pandemi COVID-19, banyak orang terbiasa mengkritik diri sendiri. Mulai dari menyalahkan diri sendiri karena merasa frustrasi dengan anak-anak, menggerutu pada pasangan karena terlalu banyak kebersamaan, kesulitan dalam pekerjaan, dan hal lainnya.

Banyak orang percaya bahwa, dengan mengkritik diri, membantu mereka sendiri untuk meningkatkan atau mencapai tujuan mereka. Namun, penelitian menunjukkan hal yang sebaliknya. Orang menjadi lebih efektif jika mereka bisa lebih baik dan lemah lembut kepada diri sendiri.

Belas kasihan pada diri sendiri tidak hanya membantu kita merasa lebih baik, tetapi juga membuat kita siap untuk mengambil tindakan yang membangun.

Salah satu cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan menulis surat cinta kepada diri sendiri. Pertama, ambil secarik kertas dan tulis apa yang ingin kamu kritik tentang dirimu sendiri. Jelaskan dengan jujur bagaimana perasaanmu.

Setelah kamu menuliskan perasaan kritis terhadap diri sendiri, luangkan sepuluh atau lima belas menit berikutnya untuk menulis surat yang menyatakan belas kasih dan penerimaan terhadap yang tidak kamu sukai dari dirimu. Pertimbangkan apa yang mungkin dikatakan oleh seorang teman dekat yang mencintaimu tanpa syarat.

Ingatkan dirimu bahwa tidak ada yang sempurna. Pertimbangkan bahwa kamu melakukan yang terbaik yang bisa mengingat keadaan dan faktor saat ini seperti pengalaman masa kecil atau lingkungan tempatmu dibesarkan.

Terakhir, dengan cara yang paling lembut, tanyakan pada dirimu apakah ada hal-hal yang dapat kamu lakukan untuk membuatnya menjadi lebih baik.

Alih-alih membuat dirimu merasa buruk karena tidak sempurna, pertimbangkan langkah apa yang dapat kamu ambil untuk membantu dirimu merasa lebih bahagia, lebih sehat, atau memperbaiki situasi dengan cara tertentu.

3. Menikmati Jalan-jalan

Tiga Praktik Psikologi Positif Ampuh untuk Lewati Masa Sulit Pandemi
Nikmati perjalananmu. (Foto: Pixabay/David Spencer)

Menikmati adalah 'teman dekat' dari perhatian. Keduanya tentang fokus pada momen saat ini. Tetapi, walaupun perhatian penuh biasanya memerlukan meditasi dengan mata tertutup, menikmati adalah sesuatu yang kita lakukan dengan mata terbuka, seringkali di tengah-tengah kehidupan kita sehari-hari.

Menikmati melibatkan secara sadar seluruh indera ke hal-hal yang mengarah atau memperkuat perasaan positif kita. Itu menggunakan kebijaksanaan lama, "Apa pun yang kita pikirkan, tumbuh." (avia)

Baca juga:

4 Trik Psikologi Biar Jualan Online Laris Manis

#Oktober Satgas Waras #Psikologi #Kesehatan #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Lainnya
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Vertigo merupakan istilah medis yang digunakan untuk menyebut sensasi seolah-olah lingkungan di sekitar penderita terus berputar dan biasanya disertai rasa pusing.
Frengky Aruan - Kamis, 21 Agustus 2025
Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke
Bagikan