Anak TK Hingga SD Rentan Gangguan Psikologi di Masa Pandemu

Ilustrasi. (Foto: Pixabay/geralt)
Merahputih.com - Dokter spesialis kesehatan jiwa dr Predito Prihantoro, SpKJ mengemukakan anak-anak usia bawah umur, bahkan hingga usia remaja memiliki kerentanan tinggi terhadap gangguan psikologis dampak pandemi COVID-19 yang telah mempengaruhi perubahan pola interaksi sosial antarindividu.
"Gangguan psikologi sangatlah rentan terjadi pada anak usia dini yang duduk di bangku sekolah dasar atau taman kanak-kanak," ujar Predito Prihantoro dikutip Antara, Selasa (29/9).
Baca Juga:
Risiko gangguan psikologi yang mungkin terjadi kepada anak terutama pada perubahan perilaku seperti stres, cemas dan masalah tidur. Oleh karena itu kebutuhan psikologis anak harus tetap dipenuhi dimasa pandemi.
"Bisa terjadi karena, anak tidak lagi berinteraksi dengan teman sejawatnya, sekolah diliburkan sehingga kebebasan berkomunikasi dan bermain sangat kurang," beber dia.
Selain itu, peran serta kreativitas orang tua dalam berkomunikasi dan berinteraksi pada anak juga sangatlah diperlukan. Hal ini supaya proses tumbuh kembang secara psikologis anak dapat dipantau dengan baik.

Orang tua selalu berkomunikasi dengan gurunya untuk memastikan proses belajar mengajar di rumah tetap berjalan dengan baik, sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.
"Di sinilah tantangan terberat dialami oleh orang tua yang mana menggantikan posisi (peran) guru, yang mana tetap harus memberikan hak-hak asuh anak pada proses pertumbuhannya," beber dia.
Dokter Predito memberikan solusi agar kebutuhan psikologis anak tetap terpenuhi dengan baik, sehingga anak tidak mengalami gangguan mental dalam menghadapi situasi seperti sekarang.
Pertama, orang tua harus lebih sabar, dimana saat ini (masa pandemic COVID-19) peran dan tanggung jawab guru sebagian/lebih banyak bergeser menjadi tugas orang tua. Pada situasi ini, orang tua diharuskan lebih sering berinteraksi dengan anak.
Baca Juga:
Hadapi Tantrum pada Anak yang Kecanduan Gadget, Lakukan Hal Ini
Kedua, tidak disarankan membandingkan anak dengan anak yang lainnya. Hal ini penting demi menjaga perkembangan psikologis dan kepercayaan diri individu anak. Ketiga, Memberikan kesempatan anak untuk tetap bermain, memberikan jadwal seperti di sekolah kapan dia harus belajar dan kapan dia harus bermain.
"Selain itu, disarankan untuk orang tua tetap berkonsultasi dengan dokter ahli di bidang psikologi dan sejenisnya, untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan fisik dan psikologis di fasilitas kesehatan yang ada," tuturnya. (*)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus

Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta

Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang

Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie

Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma

Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron

1 dari 5 Anak di Indonesia Tumbuh Tanpa Peran Ayah

Mengintip Aksi 2.200 Anak Juggling Bola Meriahkan Pembukaan Piala Presiden 2025

Melihat Pameran Kids Biennale Indonesia 2025 Bertajuk Tumbuh Tanpa Takut di Galeri Nasional
