Parenting

Supaya Anak Tahan Banting di Masa Pandemi

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Senin, 05 Oktober 2020
Supaya Anak Tahan Banting di Masa Pandemi

Bangun koneksi dengan si kecil (Sumber:Pexels/Gustavo Fring)

Ukuran:
14
Audio:

ORANG tua jangan menyerah ya di masa pandemi. Anak kamu membutuhkan kamu. Memang, situasi tak menentu di tengah pandemi. Namun, kamu harus tetap hadir sebagai penguat mental anak-anakmu.

Kamu bisa membentuk pelajaran yang mereka ambil mulai saat ini. Berikut adalah cara untuk membangun ketahanan mental yang akan membantu anak bukan hanya di masa pandemi, tetapi sepanjang hidup mereka:

Baca juga:

Parents Jangan Cengeng, Didik Anak Agar Tidak Manja

1. Beri kelembutan dan kasih

Tunjukkan kasih sayang. (Foto: Pexels/Katie E)

Cara terbaik untuk memengaruhi anak adalah dengan menunjukkan kita tidak masalah karena tidak sempurna. Kamu melakukannya dengan memaafkan dan melihat kebaikan dalam diri sendiri.

Remaja dan anak-anak memperhatikan apa yang orang tua lakukan dan melihat bagaimana cara orang tuanya bereaksi. Jadi perlakukan dirimu dengan baik, dan mereka akan belajar memperlakukan diri mereka sendiri dengan baik.

2. Lepaskan emosi

Ajarkan mereka untuk lebih ekspresif. (Foto: Pexels/ketut subiyanto)

Ketika kita memendam emosi, itu membusuk dan dapat menyebabkan perasaan yang tidak terselesaikan. Bantu anak menemukan cara yang sehat untuk mengekspresikan emosi mereka. Dorong untuk berbicara, menulis jurnal, ekspresi kreatif, olahraga, meditasi, atau doa. Katakan kepada mereka bahwa kamu ada di sana untuk membicarakan sesuatu atau berbagi rasa frustrasi mereka.

3. Tetap tenang

Bersikap tenang (Sumber: Pexels/Gustavo Fring)


Selain kata-kata, cobalah komunikasikan sinyal tak terucap yang dapat menenangkan orang lain. Ekspresikan cinta tanpa syarat dan jadilah kehadiran yang konstan dan menenangkan untuk anak-anak. Jangan lupa bahwa kamu juga manusia.

Baca juga:

Penting, Ajarkan Ini saat Anak Berusia 3 Tahun

Pastikan kamu telah menemukan tempat yang tenang sebelum menjangkau dan mendukung anak. Itu mungkin membutuhkan dukungan, menemukan ruang untuk refleksi, atau menuliskan perasaan. Jangan takut untuk menunjukkan kepada anak bahwa dibutuhkan usaha dan niat untuk mencapai keadaan tenang saat stres.

4. Bersikaplah realistis dan jujur

Realistislah (Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio)


Katakan apa yang kamu ketahui dan akui apa yang tidak kamu ketahui. Bekerja samalah untuk menemukan informasi kredibel yang mendidik dan membawa pemahaman yang lebih baik tentang masalah tersebut. Ketidakpastian sering membuat kita membayangkan yang terburuk. Jenis pemikiran semacam ini justru akan mengganggu kemampuanmu untuk berkonsentrasi dan membuat rencana. Itu juga bisa membuat kamu merasa sakit secara fisik.

Berhentilah dan tanyakan pada dirimu apakah kamu sedang membayangkan yang terburuk. Kemudian tarik napas dalam-dalam dan bekerja sama untuk menemukan kebenaran. Dengan membiarkan pemikiran tetap realistis, orang tua akan dapat merencanakan solusi dan pemecahan masalah dengan lebih baik.

5. Temukan kebahagiaan dan tunjukkan rasa syukur

Ekspresikan kebahagiaan dan rasa syukur (Sumber: Vlada Karpovich)


Bahkan di masa-masa sulit, penting untuk menemukan momen kebahagiaan. Terkadang butuh usaha, seperti memilih bermain game atau memasak resep favorit. Di lain waktu, sesederhana melihat sekeliling kamu. Bersikaplah sengaja untuk memasukkan hal-hal yang membuat kamu bahagia dalam kehidupan sehari-hari. Hargai matahari terbenam. Bagikan lelucon dengan teman. Peluklah anakmu.

Menemukan hal-hal kecil untuk disyukuri dapat berdampak besar pada kesejahteraan orang tua dan anak. Ungkapkan dengan lantang satu hal yang kamu syukuri setiap pagi. Syukur terbukti membuat orang lebih bahagia dan sehat, baik secara fisik maupun mental. (avia)

Baca juga:

Gunakan Kata 'Jangan' Pada Anak dengan Bijak

#Oktober Satgas Waras #Kesehatan #Parenting #Ilmu Parenting #Kesehatan Mental
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Lifestyle
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Lavender dan chamomile kerap menjadi pilihan utama dalam praktik mindful parenting.
Dwi Astarini - Minggu, 07 September 2025
Bunda, Coba deh Lavender & Chamomile untuk Tenangkan Bayi Rewel secara Alami
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan