Langkah Aman Menghindari Efek Berbahaya Nanoplastik


Kemasan plastik sekali pakai berpotensi berbahaya untuk kesehatan. (Foto: Pixabay/Hans)
MERAHPUTIH.COM - STUDI terbaru oleh biofisikawan di Columbia University yang juga penulis studi tersebut, Wei Min, mengungkap jumlah partikel nanoplastik pada botol plastik air minum dalam kemasan 10 hingga 100 kali lebih tinggi daripada yang diperkirakan. “Jutaan ton plastik diproduksi di seluruh dunia setiap tahun,” kata kimiawan analitis di Emory University Douglas Walker, seperti dilansir CNALifestyle.
Partikel mikroskopis dalam plastik tersebut bisa berakhir dalam makanan dan minuman. Hal itu terjadi dalam proses produksi, seperti saat proses pengemasan. Partikel plastik juga bisa mengontaminasi lewat kemasan seperti halnya pada botol plastik. “Potensi botol plastik sebagai pencemar lingkungan amatlah besar,” imbuh Walker.
BACA JUGA:
Botol Minum Plastik Sekali Pakai Berpotensi Bahayakan Kesehatan
Kita mungkin tak bisa sepenuhnya menghindari paparan nanoplastik atau mikroplastik. Meski demikian, kita bisa menerapkan langkah-langkah aman untuk meminimalkan paparannya.

Usahakan untuk minum air yang sudah disaring. Filter dengan besaran pori-pori 1 mikron atau kurang daripada itu bisa membantu mengurangi mikroplastik dalam air. Makin kecil pori-pori filter yang digunakan, akan lebih baik. Meski demikian, kata Walker, pastikanlah filter yang digunakan tak terbuat dari plastik. Ia menyarankan menggunakan filter berbahan keramik atau karbon yang besertifikasi NSF atau Water Quality Association.
BACA JUGA:
Lakukan juga langkah pencegahan saat kamu dalam perjalanan. Gunakanlah botol yang terbuat dari kaca atau stainless steel. “Namun, jika memang hanya tersedia minuman dalam botol plastik, minimalkan penurunan kualitas plastik dengan menjauhkan botol dari matahari dan panas,” kata Walker.
Untuk langkah lebih jauh dalam menghindari paparan nanoplastik, batasi penggunaan produk dalam kemasan plastik, seperti kotak makan plastik sekali pakai.(dwi)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
