Kunjungan ke Museum Seni Bisa Tingkatkan Suasana Hati


Mengunjungi museum seni merangsang emosi positif, menghasilkan peningkatan kualitas hidup. (Foto: Unsplash/Derick McKinney)
SEBUAH studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Positive Psychology menjelaskan bagaimana mengonsumsi karya seni di museum dapat membantu kamu mengurangi stres, memerangi kesepian, dan membuat hidup terasa lebih bermakna.
“Saya selalu menemukan museum seni sebagai lingkungan yang menenangkan dan menarik, jadi ketika saya mulai melakukan penelitian di bidang psikologi, saya ingin lebih memahami pengalaman orang-orang dengan seni dan mengunjungi museum seni,” jelas psikolog Katherine Cotter dari University of Pennsylvania dan rekan, penulis penelitian baru tersebut.
“Saya pribadi selalu dipulihkan setelah mengunjungi museum seni, dan ketika saya melihat program yang ditawarkan oleh museum bermunculan diarahkan untuk perkembangan [diri], tampaknya wajar untuk menggali lebih dalam dan mengeksplorasi hubungan antara museum seni dan perkembangan,” kata Cotter seperti diberitakan Psychology Today (19/4).
Baca juga:

Studi Cotter itu mendefinisikan perkembangan diri sebagai istilah umum yang terdiri dari dua komponen:
- Kesejahteraan mengacu pada penanaman kekuatan, makna, dan keadaan positif. Ini termasuk memupuk hubungan positif dengan orang lain dalam hidup, mengalami emosi positif, atau merasa terlibat dalam pengalaman hidup
- Sakit mengacu pada adanya penyakit, gangguan, dan keadaan negatif
Menurut Cotter, untuk memeriksa kualitas hidup seseorang secara holistik, perlu mempertimbangkan kedua komponen perkembangan tersebut.
Setelah tinjauan literatur yang ekstensif dan evaluasi menyeluruh terhadap program berbasis museum seni, Cotter dan timnya mengidentifikasi tiga manfaat utama yang dapat kita peroleh dari kunjungan yang sering ke museum seni:
1. Pengalaman yang berharga. Mengunjungi museum seni merangsang emosi positif, mendorong perasaan keterlibatan yang menghasilkan peningkatan kualitas hidup.
2. Mengurangi kadar kortisol. Mengunjungi museum seni dapat membantu kamu mengurangi stres karena langsung mengurangi produksi kortisol (hormon yang berhubungan dengan stres) dalam tubuh.
3. Memerangi isolasi. Baik karya seni maupun pengunjung di museum dapat membuat kamu merasa terhubung dan tidak terlalu terisolasi. Bahkan dapat mengarah pada pembangunan komunitas yang berpikiran sama.
Sementara para peneliti masih mencari penjelasan konkret mengapa seni memiliki efek ini pada kesehatan mental, Cotter memperluas beberapa hipotesis, yaitu museum seni membantu kamu merasa terbawa dan membantu kamu terlibat dalam pemikiran reflektif.
Karena museum seni adalah ruang yang jarang dikunjungi, wajar bagi kamu untuk merasa terbawa ke dunia lain ketika benar-benar mengunjunginya.
“Kamu mungkin lupa waktu atau menemukan diri asyik dengan pekerjaan tertentu selama kunjungan. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu mungkin tidak terlalu sering mengalami pengalaman seperti ini, jadi dalam hal ini museum menjadi ruang yang unik. Melalui bentuk-bentuk terbawa ke dunia lain ini, kamu dapat meningkatkan emosi positif atau merasa sedikit lebih hidup,” jelas Cotter.
Baca juga:

Mengunjungi museum juga dapat mendorong refleksi dan keadaan kontemplatif yang memungkinkan kamu untuk berpikir tentang diri sendiri dan hidupmu secara berbeda, membentuk koneksi baru, dan mengekspos diri pada perspektif yang lebih baru.
“Karena kamu dapat sedikit melepaskan diri dari dunia luar, pikiran kita dapat menempuh jalan baru dan membantumu mendapatkan perspektif baru,” jelas Cotter.
Jika kamu merupakan seseorang yang merasa terintimidasi mengunjungi museum seni, Cotter memiliki saran yang dapat dicoba. Berpartisipasi dalam tur berpemandu. Tur berpemandu dapat membantu memberikan informasi tentang berbagai karya seni, tetapi juga memberikan beberapa tip atau ide tentang cara melihat seni.
Selain itu, jangan terlalu memikirkan makna atau maksud sebuah karya seni. Cotter mengingatkan kita bahwa tidak ada cara yang benar atau salah dalam memandang seni. Amati saja sebuah karya seni dan tanyakan pada dirimu pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah kamu menyukai karya seni itu? Mengapa? Apakah itu mengingatkan kamu pada sesuatu atau membuat kamu merasakan emosi tertentu?
“Sebagian besar dari menikmati seni adalah terbuka terhadap pengalaman dan menyadari bahwa tidak apa-apa jika kamu tidak 'mengerti' karya seni atau merasa bingung. Saya pergi ke museum dan itu terjadi pada saya sepanjang waktu. Pergi ke museum seni tidak memerlukan pengetahuan tentang seni atau sejarah seni untuk mendapatkan kunjungan yang menyenangkan dan bermakna," demikian jelas Cotter. (aru)
Baca juga:
Bagikan
Ananda Dimas Prasetya
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja

Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja

Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
