Kunjungan ke Museum Seni Bisa Tingkatkan Suasana Hati

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 25 April 2022
Kunjungan ke Museum Seni Bisa Tingkatkan Suasana Hati

Mengunjungi museum seni merangsang emosi positif, menghasilkan peningkatan kualitas hidup. (Foto: Unsplash/Derick McKinney)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SEBUAH studi baru yang diterbitkan dalam Journal of Positive Psychology menjelaskan bagaimana mengonsumsi karya seni di museum dapat membantu kamu mengurangi stres, memerangi kesepian, dan membuat hidup terasa lebih bermakna.

“Saya selalu menemukan museum seni sebagai lingkungan yang menenangkan dan menarik, jadi ketika saya mulai melakukan penelitian di bidang psikologi, saya ingin lebih memahami pengalaman orang-orang dengan seni dan mengunjungi museum seni,” jelas psikolog Katherine Cotter dari University of Pennsylvania dan rekan, penulis penelitian baru tersebut.

“Saya pribadi selalu dipulihkan setelah mengunjungi museum seni, dan ketika saya melihat program yang ditawarkan oleh museum bermunculan diarahkan untuk perkembangan [diri], tampaknya wajar untuk menggali lebih dalam dan mengeksplorasi hubungan antara museum seni dan perkembangan,” kata Cotter seperti diberitakan Psychology Today (19/4).

Baca juga:

Pentingnya Bebas dari Rutinitas Demi Kesehatan Mental

 Kunjungan ke Museum Seni Bisa Tingkatkan Suasana Hati
Baik karya seni maupun pengunjung di museum dapat membuat kamu merasa terhubung dan tidak terisolasi. (Foto: freepik/bearfotos)

Studi Cotter itu mendefinisikan perkembangan diri sebagai istilah umum yang terdiri dari dua komponen:

- Kesejahteraan mengacu pada penanaman kekuatan, makna, dan keadaan positif. Ini termasuk memupuk hubungan positif dengan orang lain dalam hidup, mengalami emosi positif, atau merasa terlibat dalam pengalaman hidup

- Sakit mengacu pada adanya penyakit, gangguan, dan keadaan negatif

Menurut Cotter, untuk memeriksa kualitas hidup seseorang secara holistik, perlu mempertimbangkan kedua komponen perkembangan tersebut.

Setelah tinjauan literatur yang ekstensif dan evaluasi menyeluruh terhadap program berbasis museum seni, Cotter dan timnya mengidentifikasi tiga manfaat utama yang dapat kita peroleh dari kunjungan yang sering ke museum seni:

1. Pengalaman yang berharga. Mengunjungi museum seni merangsang emosi positif, mendorong perasaan keterlibatan yang menghasilkan peningkatan kualitas hidup.

2. Mengurangi kadar kortisol. Mengunjungi museum seni dapat membantu kamu mengurangi stres karena langsung mengurangi produksi kortisol (hormon yang berhubungan dengan stres) dalam tubuh.

3. Memerangi isolasi. Baik karya seni maupun pengunjung di museum dapat membuat kamu merasa terhubung dan tidak terlalu terisolasi. Bahkan dapat mengarah pada pembangunan komunitas yang berpikiran sama.

Sementara para peneliti masih mencari penjelasan konkret mengapa seni memiliki efek ini pada kesehatan mental, Cotter memperluas beberapa hipotesis, yaitu museum seni membantu kamu merasa terbawa dan membantu kamu terlibat dalam pemikiran reflektif.

Karena museum seni adalah ruang yang jarang dikunjungi, wajar bagi kamu untuk merasa terbawa ke dunia lain ketika benar-benar mengunjunginya.

“Kamu mungkin lupa waktu atau menemukan diri asyik dengan pekerjaan tertentu selama kunjungan. Dalam kehidupan sehari-hari, kamu mungkin tidak terlalu sering mengalami pengalaman seperti ini, jadi dalam hal ini museum menjadi ruang yang unik. Melalui bentuk-bentuk terbawa ke dunia lain ini, kamu dapat meningkatkan emosi positif atau merasa sedikit lebih hidup,” jelas Cotter.

Baca juga:

Belajar Positive Vibes dari ‘Emily in Paris’

 Kunjungan ke Museum Seni Bisa Tingkatkan Suasana Hati
Karena museum seni jarang dikunjungi, wajar bagi kamu untuk merasa terbawa ke dunia lain. (Foto: Unsplash/Khamkéo Vilaysing)

Mengunjungi museum juga dapat mendorong refleksi dan keadaan kontemplatif yang memungkinkan kamu untuk berpikir tentang diri sendiri dan hidupmu secara berbeda, membentuk koneksi baru, dan mengekspos diri pada perspektif yang lebih baru.

“Karena kamu dapat sedikit melepaskan diri dari dunia luar, pikiran kita dapat menempuh jalan baru dan membantumu mendapatkan perspektif baru,” jelas Cotter.

Jika kamu merupakan seseorang yang merasa terintimidasi mengunjungi museum seni, Cotter memiliki saran yang dapat dicoba. Berpartisipasi dalam tur berpemandu. Tur berpemandu dapat membantu memberikan informasi tentang berbagai karya seni, tetapi juga memberikan beberapa tip atau ide tentang cara melihat seni.

Selain itu, jangan terlalu memikirkan makna atau maksud sebuah karya seni. Cotter mengingatkan kita bahwa tidak ada cara yang benar atau salah dalam memandang seni. Amati saja sebuah karya seni dan tanyakan pada dirimu pertanyaan-pertanyaan berikut: Apakah kamu menyukai karya seni itu? Mengapa? Apakah itu mengingatkan kamu pada sesuatu atau membuat kamu merasakan emosi tertentu?

“Sebagian besar dari menikmati seni adalah terbuka terhadap pengalaman dan menyadari bahwa tidak apa-apa jika kamu tidak 'mengerti' karya seni atau merasa bingung. Saya pergi ke museum dan itu terjadi pada saya sepanjang waktu. Pergi ke museum seni tidak memerlukan pengetahuan tentang seni atau sejarah seni untuk mendapatkan kunjungan yang menyenangkan dan bermakna," demikian jelas Cotter. (aru)

Baca juga:

Hanya Perlu Olahraga Ringan untuk Lawan Depresi

#Kesehatan Mental #Stres
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Penderita GB I, mengalami setidaknya satu episode manik yang berlangsung selama seminggu atau lebih.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 14 Mei 2025
Ahli Ungkap Gejala Awal dari Gangguan Bipolar I pada Anak-Anak dan Remaja
Fun
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Perasaan insecure selalu berkaitan dengan kepercayaan diri.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 25 Februari 2025
Pelan Tapi Pasti Hempas Insecure, Ini 5 Cara Mudah Tingkatkan Kepercayaan Diri
Bagikan