Kriteria Olahraga Tepat untuk Tingkatkan Imunitas di kala Pandemi COVID-19

Muchammad YaniMuchammad Yani - Senin, 23 Agustus 2021
Kriteria Olahraga Tepat untuk Tingkatkan Imunitas di kala Pandemi COVID-19

Olahraga sangat terkait dengan kebugaran tubuh. (Foto: Pixabay/jeviniya)

Ukuran:
14
Audio:

SEPERTI diketahui dan dirasakan semua orang, pandemi COVID-19 telah membatasi pergerakan sosial di masyarakat. Banyak yang mengurangi aktvitas sosial di luar rumah, termasuk berolahraga.

Namun olahraga memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan tubuh baik sebelum maupun di saat pandemi. Penelitian terdahulu menyatakan olahraga kesehatan mampu meningkatkan sekresi hormon endorfin yang dapat meningkatkan imunitas tubuh (Nia Sri Ramania, dkk., 2020).

Baca juga:

Mengapa Orang yang Sudah Vaksin Penuh Perlu Dosis Booster?

Bahkan, salah satu dari empat kegiatan penting dalam melawan COVID-19 yang dianjurkan oleh pemerintah adalah berolahraga. Adapun kegiatan lainnya adalah pemenuhan nutrisi yang baik, istrirahat yang cukup, dan penanganan stres.

Olahraga sangat terkait dengan kebugaran tubuh. Semakin bugar keadaan tubuh seseorang, semakin tinggi derajat sehat orang tersebut. Namun, perlu diperhatikan pula olahraga yang dilakukan harus memenuhi kriteria olahraga kesehatan, yaitu durasi minimum pelaksanaannya selama 20 menit, intensitas yang submaksimal, dan adanya seminimalnya keterlibatan otot besar yang bergerak serempak dalam tubuh.

Ada kriteria olahraga yang mampu meningkatkan imunitas. (Foto: Pixabay/StockSnap)
Ada kriteria olahraga yang mampu meningkatkan imunitas. (Foto: Pixabay/StockSnap)

Untuk mengetahui peran olahraga di masa pandemi, tim peneliti Kelompok Keilmuan Ilmu Keolahragaan dan Kelompok Keilmuan Farmakologi Klinik Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung melakukan pengamatan terkait perbandingan tingkat kebugaran antara populasi sampel yang terpapar COVID-19 dan populasi sampel yang tidak pernah terpapar oleh COVID-19.

Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarat (LPPM) ITB. Tim peneliti yang diketuai oleh Dr. Nia Sri Ramania, M.Sc. ini berkolaborasi dengan tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Bagian Rehabilitasi Medik serta peneliti muda Bagus Winata.

Baca juga:

Indra Rudiansyah, Mahasiswa Negeri Aing di Balik Vaksin AstraZeneca

Studi ini dilakukan melalui pengukuran performa, meliputi antropometri dan V02max atau cardiorespiratory fitness dari kedua jenis populasi sampel tersebut. Nantinya, hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi masyarakat akan pentingnya olahraga dalam pembasmian virus COVID-19.

Nilai V02max merupakan kemampuan maksimal seseorang untuk mengonsumsi oksigen saat sedang melakukan aktivitas yang intens. Atas dasar pertimbangan itulah pengukuran V02max dilakukan.

Penelitian menemukan V02max populasi sampel yang tidak pernah terpapar COVID-19 lebih baik (39 mVmin-1/kg-1) daripada hasil pada populasi sampel yang terpapar COVID-19 (28 ml/min-1/kg-1). Hal ini membuktikan semakin baik V02max seseorang, semakin rendah risiko terpaparnya COVID-19.

Olahraga yang tepat bisa meningkatkan imunitas. (Foto: Pixabay/stevepb)
Olahraga yang tepat bisa meningkatkan imunitas. (Foto: Pixabay/stevepb)

Tim juga mengampanyekan kiat olahraga kesehatan yang tepat. Kiat-kiat ini meliputi perhitungan denyut nadi, pengenalan intensitas, dan durasi latihan olahraga kesehatan yang tepat. Ditemukan pula sebuah rumusan prinsip saat berolahraga yang disebut dengan prinsip ATM. ATM merupakan kepanjangan dari aman, terukur, dan menyenangkan.

Olahraga yang dilakukan harus memuat esensi olahraga itu sendiri, yaitu meningkatkan fungsi fisiologi tubuh. Selain itu, kegiatan ini harus terukur agar dapat menggambarkan kegiatan olahraga yang dilakukan dan mengetahui kemampuan tubuh kita.

Terakhir, kegiatan olahraga harus menyenangkan agar dapat membantu fungsi fisiologi dan psikologi secara opimal. Dengan demikian, jangan lupa berolahraga agar imunitas bisa meningkat. (Imanha/Jawa Barat)

Baca juga:

Tips Membuang Masker dan Sampah Medis Bekas COVID-19

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan