Indra Rudiansyah, Mahasiswa Negeri Aing di Balik Vaksin AstraZeneca


Sosok terciptanya vaksin Astrazeneca. (sumber: unsplash/MikaBaumeister)
VAKSIN COVID-19 membawa Indonesia menjadi lebih baik dalam memperbaiki jumlah kasus virus tersebut di Tanah Air. Siapa sangka pula ada keterlibatan mahasiswa negeri aing di balik salah satu jenis vaksin COVID-19 AstraZeneca.
Ia adalah Indra Rudiansyah (29) yang merupakan mahasiswa asal Indonesia di Universitas Oxford. Pria berkacamata ini tergabung dalam tim Jenner Institute yang dipimpin oleh Ilmuwan Inggris, Profesor Sara Gilbert dalam meneliti vaksin AstraZeneca.
Baca Juga:
Sebelum melanjutkan studi di Universitas Oxford, pria kelahiran Bandung ini merupakan lulusan Institute Teknologi Bandung (ITB) jurusan Mikrobiologi (S1) dan Bioteknologi (S2). Indra tertarik untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi lantaran sang ayah merupakan seorang guru.

“Mungkin kenapa saya bisa tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi seperti S1, S2, S3, karena ayah saya seorang guru. Waktu saya empat lima tahun, saya selalu ikut ke sekolah dasar, untuk melihat cara ayah saya mengajar gimana, saya dulu hanya duduk di kelas, ikut gambar-gambar ketika ayah saya mengajar,” ujar Indra.
Ketertarikannya dalam dunia sains berawal dari bangku SMP. Bermula saat ia melihat kakaknya mengambil IPA di SMA. Indra bercerita bahwa ia sering main di kamar kakak perempuannya, sekedar untuk melihat buku paket kakaknya yang berisikan gambar-gambar.
Saat itu, matanya tertuju pada satu hal, yakni ia melihat gambar terkait pelajaran kimia, seperti struktur atom, molekul, maupun gambar biologi, seperti sistem peredaran darah di manusia, sistem saraf pada manusia, sistem imun. Dari sana, ia mulai menunjukkan minat di dunia sains dan mengikuti jejak kakaknya.
Baca Juga:
Mocaves dan Hahahihi Scoot, Jagoan Negeri Aing Berbagi di Masa Sulit
Indra mengungkapkan bahwa dulu ia sangat buta mengenai seluk-beluk vaksin. Namun setelah mengikuti jejak kakak perempuannya untuk masuk jurusan IPA, ia mulai mengenal dunia sains dan vaksin. Pada saat itu juga ia diberikan kesempatan oleh gurunya untuk mengikuti kompetisi yang diadakan oleh perusahaan produsen vaksin, Biofarma.

Dalam kesempatan itu juga dia memperoleh banyak pengetahuan baru soal vaksin, dan sempat diajak berkeliling untuk melihat situasi proses pembuatan vaksin dan sebagainya. Tak disangka, pilihannya saat SMA membawanya ke pengembangan vaksin AstraZeneca. Ia menjelaskan mengenai efektivitas vaksin tersebut dalam menghadapi virus varian baru yang terus bermunculan.
Indra Rudiansyah bergabung dengan tim peneliti tersebut karena kekurangan banyak sumber daya manusia. Pemimpin penelitian itu membuka peluang atau kesempatan bagi mahasiswa yang ingin bergabung.
Saat itu ia juga tengah membuat tesis atau penelitian, namun faktanya yang ia akan teliti awalnya adalah vaksin malaria, bukan vaksin COVID-19. Namun, kesempatan yang diperolehnya ini menjadi kebanggaan tersendiri baginya. (cil)
Baca Juga:
Sosok Jagoan Negeri Aing di Balik Aksi Sosial Berbagi Nasi Gratis di Nusa Dua Bali
Bagikan
Berita Terkait
Harga Huawei Pura 80 Series di Indonesia, Segera Rilis dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Lama

Huawei Pura 80 Ultra Punya Kamera Telefoto Ganda, Bisa Zoom Jarak Jauh Tanpa Buram!

Desainnya Bocor, Samsung Galaxy S26 Pro Disebut Mirip Seri Z Fold

iPhone 17 Pro dan Pro Max Pakai Rangka Aluminum, Kenapa Tinggalkan Titanium?

Samsung Sedang Kembangkan HP Lipat Baru, Bakal Saingi iPhone Fold

Sense Lite, Inovasi Baru JBL dengan Teknologi OpenSound dan Adaptive Bass Boost

Chip A19 dan A19 Pro Milik iPhone 17 Muncul di Geekbench, Begini Hasil Pengujiannya

Xiaomi 16 Pro Bisa Jadi Ancaman Buat Samsung Galaxy S26 Pro, Apa Alasannya?

OPPO Find X9 dan X9 Pro Bakal Hadir dengan Baterai Jumbo, Meluncur 28 Oktober 2025

Spesifikasi Lengkap iPhone 17: Hadir dengan Layar Lebih Besar dan Kamera Super Canggih
