Korban Meninggal Terpapar COVID-19 di Klaten Pecahkan Rekor, Pemakaman Butuh 2 Hari


Pemakaman jenazah COVID-19. (Foto: Humas Kota Bandung)
MerahPutih.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten Jawa Tengah, mencatat rekor kematian akibat terpapar COVID-19 sebanyak 30 orang. Jumlah angka kematian tersebut memecahkan rekor terbanyak sejak pertama kali kasus corona muncul pada Maret 2020 silam di wilayah ini.
Koordinator pemakaman posko dukungan Satgas Percepatan Pengendalian COVID-19 Kabupaten Klaten, Sasongko Agung Wibowo, tidak menampik data angka kematian pasien Corona di Klaten pada Jumat (25/6). Akibat banyaknya jenazah dengan pemakaman protap COVID-19 pihaknya butuh waktu dua hari untuk memakamkannya.
Baca Juga:
Rusun Pasar Rumput Segera Jadi Tempat Isolasi COVID-19
"Jumlah jenazah yang dimakamkan dengan protokol COVID-19 di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah kemarin memecah rekor selama pandemi," ujar Sasongko, Sabtu (26/6).
Dikatakannya, petugas baru bisa menyelesaikan pemakaman 30 jenazah Corona yang tiba Sabtu dini hari. Jumlah itu tidak hanya datang dari Klaten saja, tetapi ada warga Klaten yang berada di luar kota meninggal terpapar corona dimakamkan di Klaten.
"Jenazah datang yang masuk hari Jumat baru selesai kita kuburkan Sabtu pagi ini," kata dia.
Jenazah yang paling akhir dimakamkan, kata Agung, merupakan jenazah warga Kecamatan Gantiwarno nomor urut 30. Penyebab keterlambatan bukan dari sisi personel, tetapi karena dari rumah sakit bertahap dalam mengeluarkan jenazah.

"Kalau personel bisa kita atur. Tapi penyebabnya karena dari RS juga tidak semua jenazah bisa dikeluarkan sekaligus," ucap dia.
Ia menduga, lamanya proses pemakaman karena ambulans dari rumah sakit harus digunakan secara bergantian. Terlebih, satu mobil ambulans tidak bisa bawa lebih dari satu jenazah corona.
"Yang terjadi justru relawan pemakaman harus menunggu lama jenazah datang. Padahal, kami sudah siap memakamkan," tandasnya. (Ismail/Jawa Tengah)
Baca Juga:
Rusun Nagrak Beroperasi, Kendalinya di Tangan Pangdam Jaya
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat
![[HOAKS atau FAKTA]: Suhu Dingin dan Kabut di Jabodetabek Hasil Rekayasa agar Angka Penyakit TBC Meningkat](https://img.merahputih.com/media/a1/94/ca/a194ca9b40f4787086da8d3b6dbeaf1d_182x135.jpg)
Klaim Vaksin HPV Sebabkan Kemandulan, Ini Penjelasan Ahli yang Bikin Plong

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin Disiapkan Sebelum Penyakitnya Muncul, Sebabkan Kebodohan hingga Mandul](https://img.merahputih.com/media/cb/96/e7/cb96e76dd80770d33a8ae51142c6957d_182x135.jpg)
[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone
![[HOAKS atau FAKTA]: Vaksin COVID-19 Terkoneksi Bluetooth di Aplikasi Handphone](https://img.merahputih.com/media/b7/83/47/b783478297cb6d97ceab51e9480de202_182x135.png)
KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19
