Komisi Eropa Tolak Upaya Israel Kuasai Jalur Gaza, Tetap Bagian Negara Palestina di Masa Depan
Ilustrasi - Warga Gaza saat antre air bersih di kamp pengungsian. ANTARA/Anadolu/py.
MerahPutih.com - Israel memutuskan untuk sepenuhnya menduduki Jalur Gaza dan memperluas operasi militer di wilayah kantong tersebut. Keputusan tersebut menandakan perubahan besar dalam strategi Israel di Gaza, dengan operasi yang kini diperkirakan akan dilakukan di area padat penduduk, termasuk kamp-kamp pengungsi yang berada di wilayah tengah.
Komisi Eropa kembali menegaskan sikapnya bahwa Gaza harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari negara Palestina di masa depan juga menekankan urgensi memfasilitasi bantuan kemanusiaan dan mencapai gencatan senjata berkelanjutan di wilayah kantong yang dilanda perang tersebut.
Juru Bicara Komisi Eropa, Anitta Hipper mengatakan, situasi di lapangan di Gaza masih tak tertahankan dan menyerukan upaya segera untuk memastikan akses kemanusiaan dan deeskalasi konflik.
"Oleh karena itu, sangat positif bahwa PBB dan Israel telah mencapai kesepahaman mengenai akses untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza,” katanya, sembari menambahkan bahwa meskipun ada perkembangan positif pada beberapa parameter kunci, masih banyak yang perlu dilakukan.
Baca juga:
UE Rilis Visa Schengen untuk WNI, Waka Komisi VII DPR: Perluas Pasar Produk RI di Eropa
Hipper turut menegaskan, posisi Uni Eropa sangat jelas. Di mana, Gaza harus menjadi bagian integral dari negara Palestina di masa depan.
Blok Eropa dengan tegas menolak segala upaya untuk mengubah status demografis atau geografis wilayah tersebut, termasuk sehubungan dengan pendudukan Israel atas Gaza.
Ketika ditanya alasan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Kaja Kallas, bungkam mengenai Gaza, Hipper menjawab bahwa ia “sangat vokal”, merujuk pada pernyataan publik dan unggahan Kallas di media sosial.
Menanggapi pertanyaan apakah Kallas meyakini bahwa kelaparan sedang terjadi di Gaza, Hipper tidak secara langsung mengonfirmasi.
"Perwakilan Tinggi telah sangat tegas dalam menanggapi situasi, baik terkait pembunuhan, bencana kemanusiaan… gambar-gambar yang tak tertahankan dan tak dapat dibenarkan yang telah kita lihat.”
Sementara itu, jumlah total kematian akibat malnutrisi di Jalur Gaza di tengah blokade Israel telah meningkat menjadi 188, termasuk 94 anak-anak.
Israel terus membatasi masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan jumlah bantuan yang diizinkan masuk jauh di bawah yang dibutuhkan.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Volker Turk menegaskan, penolakan Israel untuk menyediakan makanan bagi warga sipil di Gaza dapat merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, dan menyebut gambaran orang-orang yang kelaparan di Gaza "menyayat hati dan tak tertahankan."
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Israel Terus Tolak Pengiriman Bantuan Kemanusian ke Gaza Saat Gencatan Senjata
Menlu Tegaskan Indonesia Siap Berpartisipasi di Pasukan Keamanan Internasional Buat Gaza, Tapi Ada Syaratnya
Kondisi Gaza Kian Parah, Kerusakan Bangunan Capai 81 Persen
Israel Ingkar Janji Gencatan Senjata, Lebanon Kerahkan Pasukan ke Perbatasan
OKI Kutuk Serangan Israel Tewaskan 100 Orang di Gaza, Langgar Gencatan Senjata
Presiden Lebanon Perintahkan Militer Balas Serangan Israel
Israel Langgar Gencatan Senjata, Qatar Kecewa dan Frustrasi Minta AS Bertindak
PBB Kutuk Aksi Israel Bantai Anak-Anak Gaza Saat Gencatan Senjata
Dalam Semalam, Serangan Udara Israel Bunuh 60 Orang, Termasuk Anak-Anak di Gaza
Bahas Polemik Visa Atlet Israel dengan IOC di Lausanne, NOC Indonesia: Nasib Olahraga Indonesia Baik-Baik Saja