Klarifikasi Politisi PDI Perjuangan terkait Video Viral Perusakan Atribut Partai Demokrat
Kapitra Ampera dan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP (MP/Fadhli)
MerahPutih.Com - Perusakan atribut Partai Demokrat di Pekanbaru mendapat sorotan dari pelbagai pihak. Bersamaan dengan itu beredar video pengakuan pelaku perusakan yang kini viral di media sosial.
Dalam video tersebut, pelaku mengakui bahwa tindakan perusakan disuruh oleh kader PDI Perjuangan. Terkait beredarnya video viral tersebut, politisi PDI Perjuagan Kapitra Ampera langsung memberikan klarifikasi.
Menurut Kapitra Ampera video tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya. Apalagi video yang direkam dan diviralkan itu juga merupakan tindakan kejahatan.
"Kita tak tahu, dia beri keterangan dimana, seseorang direkam dan diviralkan ini kejahatan tidak? sementara dia belum tentu bersalah. Ini bukan etika politik, seharusnya diberikan dulu ke polisi," ujar Kapitra Ampera di Pekanbaru, Minggu (16/12).
Menurutnya orang PDIP yang dituduh melakukan pesanan atas perusakan atribut belum tentu pengurus, bisa saja simpatisan.
Dia juga mengatakan tak pernah mendengar ada nama Budi di kepengurusan Dewan Pimpinan Daerah maupun Pusat seperti yang dituduhkan dalam video itu.
"Jadi saya lihat ada 'lebay' di sini supaya dibesar-besarkan. Kalau paham aturan di republik ini harusnya dikasih ke kepolisian. Ini main hukum sendiri, ini yang tidak bijak," kata Kapitra.
Pelaku perusakan atribut Partai Demokrat dan Ketua Umumnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku dipesan partai berkuasa.
Kapitra menegaskan pihaknya juga melakukan investigasi melalui tim advokatnya terhadap video tersebut. Diperkirakannya itu adalah kebetulan "Orang Pasar" yang fanatik pada calon presiden yang diusung partainya.
Menurutnya pelaku tersebut mereka merasa seolah-olah SBY mencari kesempatan dalam kesempitan serta berupaya menghapus jejak Presiden Jokowi di Pekanbaru. Padahal, lanjutnya kedatangan Jokowi ke Pekanbaru adalah sebagai presiden bukan calon presiden.
"Makanya tidak ada satupun kalimat atribut yang menyatakan dukungan untuk Jokowi menjadi presiden untuk kedua kalinya. Semua seremonial yang dilakukan sangat sakral, tidak ada berkaitan dengan politik praktis," pungkas Kapitra Ampera.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Soal Poligami, Grace Natalie Disebut Tak Paham Syariat Islam
Bagikan
Berita Terkait
Partai Demokrat Dukung Menkeu soal Dana Pemda Mengendap, Tawarkan Solusi Efektif
Demokrat ‘Pelototi’ Paket Stimulus Kuartal IV 2025: Ingin Tepat Sasaran dan Berkelanjutan
Ramai Video SBY Tak Salami Kapolri saat Peringatan HUT ke-80 TNI, Demokrat Tegaskan Hubungan Baik-Baik Saja
Geger Kematian Balita di Sukabumi, Demokrat: Bukti Gagalnya Negara Lindungi Rakyat Miskin
Tegaskan Roy Suryo Sudah Mundur Sejak 2019, Demokrat Sebut Ada Upaya Adu Domba SBY dengan Jokowi
Kondisi SBY Makin Membaik, 2-3 Hari Lagi Sudah Boleh Pulang dari RSPAD
Open Recruitment Program Kreatif UMKM Meledak, Sekjen Demokrat Ikut Berperan Penting
Legislator Demokrat Harap TNI tak Jaga Kejagung secara Permanen
Mantan Kader PDI Perjuangan Saiful Bahri jadi Saksi dalam Sidang Lanjutan Hasto Kristiyanto di Tipikor
Legislator Demokrat Ingatkan Kejagung Jangan Jadi Bandit Demokrasi