Kisah Pelajar Indonesia Berjuang Menghadapi Corona di Tiongkok
Shanghai Pudong International Airport. (Foto Rebellious Tourist)
VIRUS Corona meresahkan dunia selama beberapa bulan terakhir. Virus asal Wuhan ini menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dilansir dari Reuters, telah dikonfirmasi pada Senin (10/3) bahwa terdapat tambahan dua orang yang positif terjangkit virus Corona, sehingga total korban virus Corona di Indonesia bertambah menjadi 27 orang.
Virus Corona ini juga berdampak pada WN Indonesia yang menempuh ilmu di Tiongkok. Salah satunya Nadya Permata Kristi. Mahasiswi yang berkuliah di Shanghai Jiao Tong University jurusan Chinese Language ini memiliki pengalaman menarik seputar situasi yang disebabkan oleh virus Corona. Bertempat tinggal di Shanghai, ibukota China, pengalamannya diharapkan bisa menambah wawasan masyarakat sekaligus mengklarivikasi hoax yang misleading.
Baca juga:
Jangan Salah Kaprah, Berikut Info Seputar Corona Menurut Ahli Kesehatan
Pertama kali Mendengar Tentang Virus Corona dan respon masyarakat
"Waktu awal dengar tentang virus ini itu sekitar menjelang natal," jelas Nadya. Dia melihat masyarakat Tiongkok masih santai menghadapi virus Corona. Kegiatan masih berlangsung dengan normal dan tidak ada yang memakai masker. Meskipun begitu, keadaan menjadi parah sejak menjelang Chinese New Year, karena semua orang pulang kampung.
Sikap Masyarakat Terhadap Corona
"Karena tinggal di Shanghai, hebatnya masyarakat di Shanghai sangat disiplin. Jadi waktu pemerintah menghimbau semua untuk pakai masker, semua langsung nurut. Bahkan kalau kita naik Didi (nama perusahaan transportasi online di Tiongkok), akan muncul pertanyaan di layar HP kita, apakah supir menggunakan masker? Dan kita harus menjawab. Jadi memang terorganisir banget sih," ungkapnya.
Upaya pemerintah China menangani virus Corona
Di Shanghai, pemerintah cukup cepat mengambil keputusan untuk lock down kereta, ia mengatakan bahwa tidak ada yang diperbolehkan masuk Shanghai. Ini membuat orang-orang yang pulang kampung terjebak di sana.
"Kalau kita tak pakai masker, tidak boleh pakai fasilitas umum, contohnya enggak boleh masuk Metro (subway). Begitu juga dengan berbagai pusat perbelanjaan dan bandara, selalu ada security di depan yang memegang alat untuk mengecek suhu tubuh. Orang-orang enggak boleh masuk sebelum di cek temperaturnya," cerita Nadya.
Baca juga:
Masker N95 vs Surgical Mask, Mana Lebih Efektif Cegah Penularan Virus Corona?
Bagikan
annehs
Berita Terkait
China dan AS Capai Kesepakatan Dagang di KTT ASEAN, Tensi Mulai Mereda?
Banyak WNI yang Jadi Korban Sindikat Online Scam di Kamboja, Komisi I DPR Desak Pemerintah Tindak Tegas
75 WNI Berhasil Kabur dari Markas Perusahaan Judol Myanmar, 20 Orang Sukses Menyeberang ke Thailand
Menhan Pastikan Indonesia Beli Pesawat Tempur Chengdu J-10 Buatan China
Perang Dagang AS dan China Makin Panas, Menperin Sebut Trump Ingin Investasi Lebih
Perang Dagang AS-China, Menkeu: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung
Ancaman Topan Matmo di Hong Kong dan Makau, WNI Diminta Tunda Perjalanan hingga Cari Tempat Perlindungan
Ribuan Warga Terkena Ispa Akibat Pembakaran Lapak Limbah Ilegal, Virus dan Bakteri Dapat Menular
Tidak Ada WNI Jadi Korban Gempa Filipina Berkekuatan Magnitudo 6,9
Rayakan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Rakyat China, Xo Jinping Tegaskan Satu Negara, Dua Sistem