Ketua MPR Sebut Jakarta Belum Layak Diberlakukan New Normal

Petugas cek poin menghentikan pengendara sedan yang melanggar aturan pembatasan sosial berskala besar di Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, Kamis (28/5/2020). (ANTARA/Andi Firdaus)
Merahputih.com - Ketua Majelis Permusyawarakatan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo menyoroti lima provinsi mengalami kenaikan jumlah kasus pasien positif COVID-19, yaitu Jawa Timur, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan.
Menurut Bamsoet, pemerintah mestinya menunda dulu keinginan memberlakukan new normal mengingat jumlah penderita yang terus meningkat.
"Mendorong pemerintah mempertimbangkan kembali rencana memberlakukan kebijakan new normal, mengingat bila dipaksakan ditengah kondisi/situasi pandemi COVID-19 yang belum mereda khususnya di daerah-daerah yang masih memiliki lonjakan kasus positif COVID-19," kata Bamsoet dalam keteranganya, Selasa (2/6).
Baca Juga
Efektivitas PSBB Hanya 40 Persen, Saatnya Masuk Taktik New Normal?
"Hal tersebut berpotensi menyebabkan adanya gelombang kedua dari pandemi COVID-19 dan akan sulit untuk dikendalikan," jelas Bamsoet.
Ia juga meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19) bersama Pemda untuk melakukan evaluasi terkait perkembangan kasus COVID-19 di setiap daerah dengan didukung oleh data COVID-19 yang akurat dan riil.
"Sehingga upaya penanganan dan pencegahan dapat berjalan dengan lancar dan optimal,"jelas Bamsoet yang juga politikus Golkar ini.
Bamsoet menambahkan, pemerintah daerah perlu meningkatkan upaya penanganan dan pengendalian COVID-19 di setiap daerah. Yakni dengan tetap memberikan informasi kepada masyarakat untuk mematuhi dan melaksanakan protokol kesehatan dan physical distancing, terutama di lima provinsi tersebut guna menekan jumlah kasus pasien positif COVID-19.
Baca Juga:
Pemeriksaan SIKM Terakhir 7 Juni, Ini Klarifikasi Anak Buah Anies
Ia juga mendorong pemerintah meningkatkan kapasitas tes COVID-19, baik rapid test maupun Polymerase Chain Reaction (PCR), terutama di lima daerah tersebut secara masif.
"Dengan begitu jangkauan pemerintah dalam mendeteksi COVID-19 semakin luas dan dapat mempercepat penanganan COVID-19," tutup Bamsoet.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat setidaknya ada 5 provinsi dengan jumlah kenaikan pasien positif COVID-19 terbanyak pada Minggu (31/5).
Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kenaikan pasien positif COVID-19 terbanyak. Dalam sehari terakhir, ada penambahan 244 kasus di wilayah yang dipimpin oleh Khofifah Indar Parawansa ini.
“Kemudian DKI Jakarta yang kemarin pertambahan kasusnya 101 naik jadi 118 kasus pada hari ini,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (31/5).
Baca Juga:
SIKM Dianggap Tak Punya "Power" Tahan Laju Arus Balik saat Pandemi
Posisi ketiga diisi oleh Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Wilayah ini mengalami kenaikan jumlah kasus positif sebanyak 42 kasus baru. “Jawa Tengah mengalami peningkatan 37 orang,” ujar Yuri.
Terakhir adalah Provinsi Sulawesi Selatan dengan total kenaikan 31 kasus. Meski mengalami penurunan terkait pertumbuhan jumlah kasus positif, angka pertumbuhan pada hari ini masih tetap signifikan. (Knu)
Bagikan
Angga Yudha Pratama
Berita Terkait
Ciri-Ciri dan Risiko Warga Yang Alami Long COVID

Kemenkes Temukan 1 Kasus Positif COVID dari 32 Spesimen Pemeriksa

178 Orang Positif COVID-19 di RI, Jemaah Haji Pulang Batuk Pilek Wajib Cek ke Faskes Terdekat

Semua Pasien COVID-19 di Jakarta Dinyatakan Sembuh, Tren Kasus Juga Terus Menurun Drastis

Jakarta Tetap Waspada: Mengungkap Rahasia Pengendalian COVID-19 di Ibu Kota Mei 2025

KPK Minta Tolong BRI Bantu Usut Kasus Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19

KPK Periksa 4 Orang Terkait Korupsi Bansos Presiden Era COVID-19, Ada Staf BRI

COVID-19 Melonjak, Ini Yang Dilakukan Menkes Budi Gunadi Sadikin

COVID-19 Mulai Melonjak Lagi: Dari 100 Orang Dites, Sebagian Terindikasi Positif

Terjadi Peningkatan Kasus COVID-19 di Negara Tetangga, Dinkes DKI Monitoring Rutin
