Ketua Komisi III DPR Jelaskan Alasan Pembahasan RUU KUHAP Dipercepat


Gedung DPR RI. (Foto: MerahPutih.com/Dicke Prasetia)
MerahPutih.com - Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman menanggapi kritik yang menyebut pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana terlalu terburu-buru.
Politisi Partai Gerindra ini menyatakan, percepatan tersebut karena kondisi peradilan pidana saat ini sudah sangat darurat.
"Kenapa cepat, Pak? Karena ini kan sudah emergency, semakin lama kita berdebat tanpa menghasilkan sesuatu yang secara signifikan menguatkan peran people, semakin banyak orang-orang yang menderita karena masih diberlakukannya KUHAP yang existing saat ini," ujar Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (18/6).
Ia merespons pernyataan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) yang mempertanyakan urgensi pembahasan kilat RUU KUHAP.
"Itu ada YLBHI ngomong kenapa harus cepet cepet, harus buru-buru ya. Lihat engga ini sudah situasi emergency harusnya teman-teman paham," tuturnya.
Baca juga:
DPR Percepat Revisi UU KUHAP, Harmonisasi dengan KUHP 2026 dan Keadilan Restoratif
Habiburokhman bercerita selama puluhan tahun bekerja sebagai advokat, ia memahami adanya ketimpangan yang kerap dialami masyarakat.
"YLBHI sama saya, saya sama juga YLBHI saya praktik jadi advokat publik puluhan tahun kan, paham sekali, banyak sekali pak yang klien kita yang berduit aja diperlakukan tidak adil, apalagi yang tidak berduit, yang orang orang susah itu ngga bisa didampingi," sambungnya.
"Ketika didampingi advokatnya engga bisa debat ngga bisa ngomong, ya karena itu kita perlu segera pak," ujarnya.
Di kesempatan yang sama, ia memastikan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) RUU KUHAP dari pemerintah sudah diterima DPR, sehingga secara teknis pembahasan di tingkat rapat kerja dapat segera dimulai.
“Alhamdulillah DIM dari pemerintah sudah ada. Jadi kalau mau raker kick-off-nya besok pun sudah bisa,” pungkasnya. (Pon)
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Gaji DPR RI 2025 Usai Pemangkasan: Berapa Take Home Pay-nya Sekarang?

Aktivis Sebut Penonaktifan 5 Anggota DPR RI Bodohi Rakyat, Gaji Tetap Diterima

DPR Soroti Ketergantungan Impor Minyak dan Pangan, Pemerintah Diminta Segera Panggil Produsen untuk Pastikan Komitmen Ketersediaan dan Harga yang Terjangkau

Legislator Tekankan Tiga Prioritas Utama dalam Pendidikan Nasional: Kesejahteraan Guru, Akses Merata, dan Sarana Prasarana Memadai

Puan Maharani Kumpulkan Pimpinan Fraksi Partai, Bahas Transformasi DPR

DPR Dorong Pemerintah Libatkan Peternak Kecil dalam Program Sapi Merah Putih

RUU Perampasan Aset Masih Usulan Pemerintah, DPR Pertimbangkan untuk Ambil Alih

DPR Buka Peluang Ambil Alih Inisiatif RUU Perampasan Aset dari Pemerintah

Stok Melimpah Namun Harga Melambung Jadi Pertanda Masalah Serius, Pemerintah Diminta Waspadai Spekulasi dan Kartel Beras

Profil Rusdi Masse, Mantan Sopir Truk dan Bupati yang Geser Ahmad Sahroni dari Jabatan Pimpinan Komisi III DPR
