Ketua DPR Desak Pemerintah dan Bank Indonesia Segera Atasi Anjloknya Rupiah
Ketua DPR Bambang Soesatyo (kiri) bersama Ketua Fraksi PDIP Utut Adianto (kanan) (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
MerahPutih.Com - Nilai tukar rupiah terus anjlok dalam beberapa hari belakangan ini. Pada Jumat (29/6) sore, nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta mencapai Rp14.400 per dolar Amerika Serikat. Pelemahan rupiah ini mulai mengkhawatirkan.
Ketua DPR Bambang Soesatyo mendesak pemerintah melalui Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia untuk segera bertindak mengatasi anjloknya nilai tukar rupiah.
Dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (29/6) Bamsoet menyatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar di Bank Indonesia pada penutupan hari Jumat ini berada pada Rp14.332 per dolar, sementara itu di pasar spot berada pada angka Rp14.303 per dolar. Kemungkinan besar rupiah akan terus tertekan dan mengalami pelemahan.
Menurut Bamsoet sebagaimana dilansir Antara, merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dipengaruhi oleh beberapa hal termasuk faktor internal, seperti perang dagang Amerika Serikat dan China yang semakin meningkat, hambatan perdagangan di India dan Uni Eropa, serta kenaikan harga minyak mentah dunia.
Lembaga negara dan kementerian terkait, terutama Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia, kata dia, harus segera melalukan langkah-langkah antisipatif yang cermat untuk mengetasi melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
"Kemenkeu dan BI harus berkomitmen dalam menyiapkan solusi dan langkah-langkah mitigasi agar pergerakan kurs dapat kembali normal serta lebih cermat mengawasi berbagai aspek yang mempengaruhi," kata Bamsoet.
Politikus Golkar itu menambahkan, Kemenkeu dan BI juga wajib mengingatkan diri sendiri, bahwa stabilitas nilai tukar menjadi suatu hal yang penting.
"Komisi XI DPR yang membidangi keuangan agar segera menghubungi mitra kerjanya itu untuk segera bergerak," katanya.
Bamsoet juga mendorong Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk memberikan insentif ekspor, guna mendapatkan surplus perdagangan sekaligus mengurangi neraca keseimbangan primer negatif.
Di sisi lain, Bamsoet juga berharap, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) harus lebih proaktif dan progresif dalam melakukan langkah-langkah hubungan kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara-negara maju, agar para pengusahanya datang menanamkan modalnya di Indonesia.
Menurut Bambang Soesatyo, langkah-langkah dari BKPM sangat diperlukan agar guna meningkatkan investasi ke dalam negeri, sehingga arus modal masuk dan dapat membantu memperbaiki nilai tukar rupiah.
"Saya berharap komisi-komisi terkait di DPR dapat mengingatkan mitra kerjanya," katanya.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Rupiah Anjlok, Presiden Jokowi Panggil Tim Ekonomi ke Istana
Bagikan
Berita Terkait
Cadangan Devisa Indonesia Cukup Buat 6 Bulan Ekspor
Elit Saling Adu Opini soal Bencana Alam Sumatra, Bamsoet: Stop Saling Menyalahkan, Fokus pada Penanganan
Warga Makin Mudah Lakukan Pembayaran Digital, Transfer Capai Rp 25 Kuadriliun
Target RUU Redenominasi Rupiah Rampung 2027, BI Tegaskan Butuh Persiapan Matang
Surat Utang Global Bikin Cadangan Devisa Meningkat
Banyak yang Belum Tahu, Ingat Transaksi QRIS di Bawah Rp 500 Ribu Gratis Biaya Admin
Ekspor Dinilai Bagus, Tapi Ekonomi Indonesia Hanya Tumbuh 5,5 Persen
Legislator NasDem Rajiv Mangkir dari Panggilan KPK, Pemeriksaan Bakal Dijadwalkan Ulang
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI