Rupiah Anjlok, Presiden Jokowi Panggil Tim Ekonomi ke Istana


Presiden Jokowi (kedua kanan) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan), Menpan RB Asman Abnur (kiri), Menkeu Sri Mulyani (kedua kiri), Seskab Pramono Anung (tengah) di Istana Negara Jakarta (ANTARA FOTO/
MerahPutih.Com - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (25/6) pagi melemah sebesar 27 poin menjadi Rp14.113 per dolar AS.
Pelemahan rupiah tentu saja mempengaruhi kondisi finansial pasca-liburan Lebaran 2018.
Menghadapi goncangan ekonomi akibat terpuruknya rupiah sekalgus membahas kondisi ekonomi global dan nasional, Presiden Jokowi memanggil Tim Ekonomi ke Istana Merdeka, Jakarta.
Tim Ekonomi tersebut terdiri atas Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso.
Sebagaimana dilansir Antara, Tim Ekonomi Pemerintahan Jokowi-JK masuk Istana pada pukul 10.00 WIB, setelah Presiden Jokowi menerima delegasi Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kano, dan keluar sekitar pukul 12.00 WIB.

Setelah bertemu Presiden, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa pihaknya akan terus melihat dari sisi sektor ril dan kebijakan bisa difokuskan untuk membantu neraca pembayaran.
"Kami akan terus melihat bagaimana policy terus difokuskan untuk membantu neraca pembayaran kita, terutama dari transaksi berjalan bisa dikurangi," kata Sri Mulyani.
Menkeu juga mengungkapkan bahwa pembicaraan dengan Presiden juga membahas jika perekonomian ingin maju terus, tapi transaksi berjalan tetap bisa dijaga dari sisi defisitnya, diperlukan kebijakan-kebijakan mengenai dukungan bagi ekspor, termasuk pariwisata, dan memperkuat pembangunan industri yang mensubstitusi produk impor.
"Kami juga membahas apa respons secara bersama dari sektor ril seperti Menko Perekonomian, dari kami (Kementerian Keuangan) dari sisi apakah intensif, apakah kemudahan, apakah itu dari perpajakan, dari bea cukai, kepabeanan dan juga dari makro prudentialnya Bank Indonesia serta makro prudential policy-nya di OJK," katanya.
Sri Mulyani mengatakan bahwa hal tersebut akan terus didorong (follow up) untuk bisa secara konkret memperbaiki kondisi perekonomian dalam negeri.
Menkeu juga sebagaimana dilansir Antara mengatakan bahwa pertemuan Presiden dan Tim Ekonomi juga membahas keseluruhan, baik dari sisi kondisi ekonomi global, regional, maupun kondisi dalam negeri.

"Faktor apa saja, di satu sisi menjaga stabilitas penting, di satu sisi lagi bagaimana kita tetap mendorong agar pertumbuhan dan aktivitas ekonomi tetap berjalan secara lebih maju lagi," katanya.
Sri Mulyani juga mengungkapkan berbagai kombinasi kebijakan yang akan diambil, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
Lebih lanjut, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan bahwa pelemahan rupiah yang hingga Senin di posisi Rp14.113 per dolar AS harus dilihat dari "benchmark" terhadap negara lain maupun terhadap dolar AS sendiri.
"Karena ini setiap hari ada pemicunya, apakah hari ini Presiden Trump bilang ini, kemudian policy-nya terhadap RRT (Republik Rakyat Tiongkok). Jadi ini akan terus dinamis yang akan harus kita terus respons, tidak harian tapi kita jaga dari sisi yang disebut jangka menengah panjang," kata Sri Mulyani usai dipanggil Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Menkeu mengatakan bahwa selama tahun ini pelaksanaan APBN bisa berjalan secara baik dan momentum pertumbuhan ekonomi tetap akan dijaga.
"Kita akan melihat banyak sekali segi itu, jadi kita tidak merespons setiap hari, namun kita melakukan apa yang disebut monitoring evaluasi dan reaksinya secara bersama-sama," pungkas Sri Mulyani.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: KPK Imbau Masyarakat Tak Pilih Calon Kepala Daerah yang Tawarkan Uang
Bagikan
Berita Terkait
Klarifikasi Unggahan Anaknya Soal Lengserkan CIA, Menkeu Purbaya: Dia Anak Kecil, Tak Tau Apa-Apa

Pemerintah Diminta Jelaskan Strategi di Balik Rencana Penghapusan Utang UMKM dan Defisit RAPBN 2026

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Diminta Lakukan Lima Langkah Strategis untuk Jawab Tuntutan Demonstran dan Keresahan Publik

Raker Perdana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dengan Komisi XI DPR Bahas RKA Tahun 2026
Copot Sri Mulyani hingga Budi Arie, Pengamat Duga Prabowo Mau Lepas 'Warisan' Jokowi

PKB Harap Purbaya Yudhi Sadewa Mampu Wujudkan Pertumbuhan 8 Persen dan Ekonomi Berdikari Tanpa Banyak Utang

Prosesi Serah Terima Jabatan Menteri Keuangan Sri Mulyani kepada Purbaya Yudhi Sadewa

Akui tak Mudah Jadi Menkeu, Purbaya Minta Waktu dan Terbuka Menerima Kritik

Ucapan Kontroversial Menkeu Purbaya Bikin Gaduh, Ekonom Peringatkan Hal ini

Menkeu Purbaya ‘Angkat Topi’ untuk Sri Mulyani, Dianggap Mampu Jaga Stabilitas Ekonomi Indonesia di Tengah Tekanan Global
