Ketakutan Jadi Alasan Masyarakat Mudah Percaya Obat Penyembuh COVID-19

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 10 Agustus 2020
Ketakutan Jadi Alasan Masyarakat Mudah Percaya Obat Penyembuh COVID-19

Penjual jamu keliling dengan menggunakan masker dan pelindung wajah melayani pembeli di kawasan Pasar Baru, Jakarta, Selasa (9/6/2020). (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyoroti maraknya obat yang diklaim bisa sembuhkan virus corona.

Teranyar, artis Anji mewawancarai praktisi kesehatan Hadi Pranoto yang mengaku punya obat penyembuh corona.

Baca Juga:

Doni Monardo Ingatkan Artis tidak Asal Klaim Obat COVID-19

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, gampang terhasutnya masyarakat tak lepas dari ketakutan terinfeksi COVID-19, dikarenakan belum ada obat atau vaksin.

"Masyarakat juga mengalami tekanan ekonomi yang sangat dalam karena pendapatannya turun, gaji dipotong, dirumahkan, bahkan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK)," kata Tulus dalam konferensi pers, Senin (10/8).

Menurutnya, lemahnya literasi masyarakat terhadap produk obat, jamu, dan herbal juga mendorong munculnya obat-obat tersebut.

Di mana masyarakat kurang memahami klaim-klaim obat atau jamu memiliki levelnya masing-masing, yakni menyembuhkan, mengobati, meringankan, membantu meringankan dan lainnya.

Terlebih lagi, belum optimalnya penegakan hukum.

Tulus mengatakan, sebenarnya banyak klaim jamu tradisional atau herbal di media sosial sebelumnya, seperti klaim anti kanker, darah tinggi, asam urat dan lainnya.

Ketua Pengurus Harian YLKI Abadi Tulus saat diskusi daring dengan tema klaim obat COVID-19 yang dipantau di Jakarta, Senin. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Ketua Pengurus Harian YLKI Abadi Tulus saat diskusi daring dengan tema klaim obat COVID-19 yang dipantau di Jakarta, Senin. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Kasus-kasus yang sudah masuk ke ranah hukum mengenai produk herbal yang tidak mengantongi izin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), hanya dihukum vonis ringan yang tidak memberi jera bagi pelakunya, akibatnya kasus berulang dan pelakunya masih sama.

"Jalan keluar yang saya rekomendasikan memperbarui politik manajemen penanganan wabah, tak bisa atasi pandemi jangan mimpi ekonomi akan membaik. Mendorong peningkatan literasi masyarakat konsumen terhadap produk obat, jamu tradisional, dan herbal," imbuhnya.

Tulus mengatakan, pihaknya cukup banyak menerima pengaduan konsumen terkait harga masker, hand sanitizer dan obat-obatan di masa pandemi virus corona.

Laporan itu diterima YLKI sejak Maret hingga Juli 2020.

"Memang dominan masalah mulai dari harga masker, hand sanitizer, dan obat-obatan. Itu menempati 33,30 persen ataupun rangking kedua," kata Tulus.

Selain itu, angka pengaduan tertinggi yakni masalah pengembalian dan pengubahan jadwal penyewaan hotel atau transportasi sebesar 38,80 persen.

Baca Juga:

Kasus 'Obat' COVID Anji dan Hadi Pranoto Naik ke Penyidikan

Kemudian ada juga laporan mengenai penumpukan orang di supermarket dan halte bus sebesar 5,50 persen.

Sedangkan pengaduan layanan kesehatan, penghapusan rute transjakarta masing-masing 2,70 persen.

"Masalah layanan kesehatan pun juga cukup lumayan ada 2,7 persen menyangkut masalah layanan di rumah sakit, BPJS Kesehatan ataupun konsumen dan masyarakat yang ditolak rumah sakit karena alasan-alasan tertentu," ujarnya.

Terkait banyaknya pengaduan ini, Tulus berharap pihak terkait seperti Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bisa memberikan perhatian lebih terhadap masalah tersebut.

"Dan juga terkhusus pada Badan POM, kementerian kesehatan karena ini memang menyangkut masalah kesehatan di masa pandemi ini," ucap dia. (Knu)

Baca Juga:

BPOM Mentahkan Klaim Izin Edar 'Obat Herbal COVID-19' Hadi Pranoto

#Virus Corona #YLKI
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Harga Beras di Retail Moderen Bisa Capai Rp 130 Per 5 Kilogram, YLKI Pertanyakan Stok Beras Melimpah
YLKI mencatat soal polemik beras, pada sisi konsumen definisi stok beras melimpah seharusnya bukan hanya berada di hulu/gudang saja melainkan harus tersedia di pasaran.
Alwan Ridha Ramdani - Sabtu, 06 September 2025
Harga Beras di Retail Moderen Bisa Capai Rp 130 Per 5 Kilogram, YLKI Pertanyakan Stok Beras Melimpah
Dunia
Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Virus baru ini berasal dari subgenus merbecovirus, yang juga termasuk virus penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS).
Dwi Astarini - Jumat, 21 Februari 2025
 Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat
Indonesia
Soal Penyesuaian Tarif Air, YLKI: Kualitas Layanan dan Distribusi Harus Baik
Survei YLKI menunjukkan bahwa mayoritas pelanggan PAM Jaya merasa tarif air yang ada sudah cukup wajar.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 14 Januari 2025
Soal Penyesuaian Tarif Air, YLKI: Kualitas Layanan dan Distribusi Harus Baik
Dunia
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Kasus positif COVID-19 di Tiongkok memuncak lagi.
Zulfikar Sy - Selasa, 13 Juni 2023
COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan
Indonesia
Tarif KRL Orang Miskin dan Kaya Ciptakan Ketidakadilan
Namun, rencana pembedaan tarif KRL bagi 'Si Kaya' dan 'Si Miskin' menuai polemik. Sebab, hal ini bisa menciptakan ketidakadilan bagi para pengguna KR
Andika Pratama - Kamis, 05 Januari 2023
Tarif KRL Orang Miskin dan Kaya Ciptakan Ketidakadilan
Indonesia
YLKI Buka Posko Pengaduan Saldo Kartu TransJakarta Terpotong 2 Kali
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) membuka posko aduan bagi pengguna TransJakarta yang merasa dirugikan dengan sistem baru pada 4 Oktober 2022 lalu.
Zulfikar Sy - Selasa, 11 Oktober 2022
YLKI Buka Posko Pengaduan Saldo Kartu TransJakarta Terpotong 2 Kali
Bagikan