Ketahui Ini Sebelum Menggunakan KB

Muchammad YaniMuchammad Yani - Selasa, 26 Oktober 2021
Ketahui Ini Sebelum Menggunakan KB

Mencegah kehamilan tak direncanakan dengan menggunakan KB. (Foto: Pixabay/Marjonhorn)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MEMILIKI anak merupakan anugerah bagi pasangan suami istri. Tetapi di zaman modern ini sepertinya ada banyak pasangan suami istri yang memilih untuk memiliki satu atau dua anak saja. Selain karena faktor ekonomi seperti harga kebutuhan pokok serta biaya sekolah anak yang semakin tinggi, orangtua akan lebih maksimal dalam membimbing dan mendidik anak. Untuk itu banyak sekali pilihan KB yang bisa digunakan untuk menghindari kehamilan tanpa rencana.

Kata mayoclinic.org, memilih KB sama seperti memilih jodoh. Perlu seleksi karena cocok-cocokan dengan kondisi tubuh tiap orang. Jika salah memilih KB akibatnya bisa memengaruhi kesimbangan hormon dan menyebabkan penyakit kronis seperti kanker. Sebenarnya kamu bisa saja menggunakan “KB alami” yaitu menghitung tanggal subur dan tidak subur. Tetapi efektivitas tanggal subur tak kasat mata. Banyak sekali yang mengalami 'kebobolan' karena mengandalkan hitungan kalender saja.

Nah, sebelum memutuskan untuk menggunakan KB, sebaiknya kamu perhatikan hal-hal berikut ini terlebih dahulu.

Baca juga:

Mitos dan Fakta Terkait Pil KB

1. Efektivitas

Berbagai jenis KB memiliki tingkat efektivitas yang berbeda. (Foto: Pixabay/GabiSanda)
Berbagai jenis KB memiliki tingkat efektivitas yang berbeda. (Foto: Pixabay/GabiSanda)

Hampir semua jenis KB medis memiliki efektivitas sebanyak 90 persen. Tetapi yang namannya proses pembuahan hanya lah rahasia Tuhan. Kamu dan pasangan bisa menunda kehamilan hingga 90 persen tetapi sisa 10 persen ditentukan oleh keajaiban. Bisa saja kamu dan pasangan sedang berada di masa paling subuh sehingga meskipun menggunakan KB, kehamilan tetap terjadi. Ada berbagai pilihan KB yang bisa kamu gunakan seperti spiral, implant, pil, atau suntik. Pilih lah yang paling cocok dengan kondisi kesehatanmu dengan pasangan.

2. Dokter yang menangani

Pilih dokter yang sudah berpengalaman memasang KB. (Foto: Pixabay/sasint)
Pilih dokter yang sudah berpengalaman memasang KB. (Foto: Pixabay/sasint)

KB pasang seperti spiral dan implan merupakan benda asing yang akan ditanam di dalam tubuh. Untuk itu kamu harus cekatan mencari dokter terbaik yang memang memiliki reputasi dan testimoni memuaskan dari para pasien. Karena KB yang harus dimasukan ke dalam rahim atau ditanam di jaringan kulit, membutuhkan dokter yang berpengalaman serta tempat dan alat yang sangat steril.

Baca juga:

Memahami Pil KB Bagi Perempuan

3. Kondisi hormon dalam tubuh

Sesuaikan dengan kesehatan tubuh. (Foto: Pixabay/nastya_gepp)
Sesuaikan dengan kesehatan tubuh. (Foto: Pixabay/nastya_gepp)

Tidak semua orang bisa menggunakan KB karena faktor kesehatan terutama kondisi hormon. Jika hasil check up menunjukkan hormon di dalam tubuh tidak stabil atau ditemukan penyakit tertentu, sebaiknya kamu tidak memaksakan diri untuk menggunakan KB. Satu-satunya jalan adalah menggunakan KB alami yaitu menghitung tanggal subur.

4. Intensitas berhubungan intim

Intensitas berhubungan intim memengaruhi posisi KB di dalam rahim. (Foto: Pixabay/Free-Photos)
Intensitas berhubungan intim memengaruhi posisi KB di dalam rahim. (Foto: Pixabay/Free-Photos)

Jenis KB spiral adalah alat kontrasepsi yang harus ditanam di dalam rahim. Tetapi sebelum menggunakan KB spiral kamu juga perlu memerhatikan intensitas berhubungan intim bersama pasangan. Jika tergolong sering, sebaiknya kamu menggunakan KB yang lain. Karena KB spiral bisa lepas sewaktu-waktu jika mendapatkan tekanan yang hebat terlalu sering. Meskipun peristiwa KB spiral lepas merupakan kejadian yang langka, kamu tetap harus hati-hati. (Mar)

Baca juga:

Menerapkan Keluarga Berencana, Haruskah?

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Maria Theresia

Your limitation -- it's only your imagination.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan