Kepala Lembaga Eijkman Ungkap Perokok Lebih Berisiko Terjangkit Virus Corona


Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio (Foto: antaranews)
MerahPutih.Com - Merebaknya pandemi virus corona menjadi peringatan keras bagi para perokok. Pasalnya, menurut Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio, merokok dapat meningkatkan risiko tertular Covid-19.
"Berbeda dengan bakteri, virus hanya bisa tumbuh di dalam sel hidup. Untuk bisa masuk ke dalam sel, virus perlu tempat berlabuh atau reseptor," kata Amin di Jakarta, Jumat (13/3).
Baca Juga:
Tetap Gelar Kongres, Anies Sarankan Partai Demokrat Bawa Dokter
Lebih lanjut, Amin menjelaskan reseptor untuk virus Corona untuk bisa masuk ke dalam sel adalah ACE2, CD209, dan CLEC4M. Setelah masuk ke dalam sel melalui reseptor, virus akan melakukan replikasi sehingga semakin banyak virus di dalam sel.

Semakin banyak reseptor ACE2, CD209, dan CLEC4M, maka juga akan semakin banyak virus Corona yang bisa masuk ke dalam sel di dalam tubuh manusia.
"Menurut hasil studi yang masif dilakukan di China setelah kasus COVID-19 merebak, ditemukan ACE2 dan CD209 diekspresikan lebih banyak di paru-paru perokok," terang Amin.
Secara tegas Amin mengatakan merokok dapat mengubah sel paru-paru menjadi lebih rentan terhadap infeksi virus Corona melalui peningkatan ekspresi ACE2 dan kemudian memfasilitasi virus untuk masuk.
"Pada perokok ACE2 dan CD209 sangat menonjol. Kalau pelabuhan semakin banyak, yang berlabuh juga akan lebih banyak. Karena itu perokok lebih besar peluang terinfeksi virus Corona," tuturnya.
Sekelompok peneliti dari China dengan beragam latar belakang institusi menyebutkan keparahan virus Corona pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan karena laki-laki di China kebanyakan adalah perokok berat.
Baca Juga:
Buka Riwayat Perjalanan Pasien Corona Hanya Ciptakan Kepanikan di Masyarakat
Sebagaimana dilansir Antara, penelitian tersebut juga menemukan bahwa 61,5 persen penderita pneumonia berat akibat virus Corona adalah laki-laki dan tingkat kematian 4,45 persen pada laki-laki dan 1,25 persen pada perempuan.
Sementara itu, studi lainnya menyebutkan 99 orang pasien dari Rumah Sakit Jinyintan Wuhan yang dirawat selama 20 hari, 11 orang meninggal pada akhir penelitian dan diketahui tiga orang adalah perokok dengan dua kematian pertama adalah perokok laki-laki.(*)
Baca Juga:
Tangani Corona, Presiden Jokowi Ungkap Tak Ingin Timbulkan Kegaduhan
Bagikan
Berita Terkait
Penelitian Klaim Rokok Elektrik Jadi Jawaban Ampuh Berhenti Merokok, Tingkat Keberhasilan Hampir Tiga Kali Lipat dari Terapi NRT

Gerakan Berhenti Merokok Prioritaskan Turunnya Angka Perokok Pemula di Indonesia

PDPI: Keberhasilan Berhenti Merokok di Indonesia Hanya 10 Persen

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Kelelawar Baru yang Sama dengan COVID-19, Disebut Dapat Menular ke Manusia Lewat

Tips Berhenti Merokok, Bikin Paru-paru Auto Kuat

Tiga Langkah Sederhana Berhenti Merokok

Fakta Terbaru Dari Kebiasaan Merokok pada Anak

Batang Rokok di Kanada Akan Dilabeli Peringatan Bahaya Merokok

COVID-19 di Tiongkok Meninggi, 164 Orang Meninggal dalam Sebulan

Kapan Efek Buruk Merokok akan Terasa Bagi Kesehatan Tubuh
