Kepala BNPB Temukan Kerusakan Alam Faktor Pemicu Banjir di Kalimantan Barat
Tangkapan layar video pantauan udara kondisi kerusakan DAS Kapuas dan Melawi yang melintasi wilayah provinsi Kalimantan Barat, Selasa (9/11/2021). (ANTARA/HO-BNPB)
MerahPutih.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Ganip Warsito bersama jajaran BNPB lainnya melakukan pemantauan udara kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Kapuas dan Melawi yang melintasi wilayah Provinsi Kalimantan Barat, Selasa (9/11).
Dari pemantauan udara tersebut, tim menemukan adanya kerusakan lingkungan maupun bentang alam yang masif di beberapa titik tak jauh dari bantaran sungai.
Menurut Ganip, kerusakan bentang alam tersebut diduga menjadi faktor yang membuat berkurangnya daya dukung dan daya tampung lingkungan hingga kemudian memicu banjir besar di beberapa lokasi, seperti Kabupaten Melawi, Kabupaten Sintang, Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau di Kalimantan Barat, sejak satu bulan terakhir.
Baca Juga:
BNPB Sebut 10.520 Rumah Warga Sanggau Masih Terendam Banjir
Ganip menyebut, tata kelola lingkungan dan perilaku masyarakat menjadi kunci pencegahan bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir dan tanah longsor.
Ganip menjabarkan, potensi bencana tersebut bisa dikendalikan jika tata kelola lingkungan baik sebagaimana fungsinya dan diimbangi dengan perilaku masyarakat untuk lebih peduli dan memahami tentang pemanfaatan alam yang berkelanjutan guna kehidupan di masa depan.
“Kalau kita melihat dan mengevaluasi itu, maka bencana hidrometeorologi sebenarnya bencana yang bisa kita cegah. Dengan apa? Dengan penggunaan ruang hidup yang benar, kemudian perilaku masyarakat kita yang memahami tentang penggunaan alam dan seisinya itu untuk kehidupannya,” ujar Ganip dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa (16/11).
Baca Juga:
Wagub DKI Singgung Banyak Daerah di Indonesia yang Masih Terendam Banjir
Sementara itu, Presiden Joko Widodo mengatakan, sebagai upaya rehabilitasi dan pemulihan daerah tangkapan hujan di sekitar Sungai Kapuas, pemerintah akan fokus melakukan perbaikan lingkungan di daerah itu dan dimulai tahun depan.
Presiden menginginkan agar daerah tangkapan hujan dapat berfungsi sebagaimana mestinya, sehingga ada penghijauan kembali di daerah-daerah hulu, di daerah-daerah tangkapan hujan. (*)
Baca Juga:
Antisipasi Banjir, Pemprov DKI Keruk Puluhan Kali Hingga Ribuan Saluran Penghubung
Bagikan
Berita Terkait
Sudah Satu Pekan Semerang Dilanda Banjir, BNPB Kerahkan Pompa.Portabel
Utara Kota Semarang Sudah Sepekan Digenangi Banjir, BNBP Fokus Sedot Air di Sumber Masalah
Penyisiran Terakhir Basarnas Temukan Korban Tewas Ponpes Al Khoziny Roboh Jadi 67 Orang
BNPB Pastikan Sudah tak Ada Tanda Kehidupan di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
Korban Tewas Ponpes Al-Khoziny Ambruk Capai 61 Orang, Evakuasi Masuk Tahap Akhir
Tragedi Ponpes Al Khoziny Jadi Bencana Paling Parah di 2025, Banyak Menelan Korban Jiwa
BNPB Perluas Penyemprotan Disinfektan di Area Reruntuhan Musala Pesantren Al Khoziny, Hindari Risiko Kesehatan
Pembersihan Puing Reruntuhan Musala Pondok Pesantren Al Khoziny Telah 60 Persen, Kendala Ditemukan dan Membutuhkan Investigasi Forensik Struktur
Insiden Ambruknya Ponpes Al Khoziny, MUI Minta Infrastruktur Bangunan Segera Dicek
Update Evakuasi Korban Ponpes Al Khoziny: 118 Orang Ditemukan, 14 Meninggal Dunia, dan 49 Masih Hilang