Kesehatan

Kenapa Antibiotik Harus Dihabiskan?

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Kamis, 25 Agustus 2022
Kenapa Antibiotik Harus Dihabiskan?

Antibiotik harus habis agar efek obat optimal dan infeksi benar-benar sembuh. (Foto: Freepik/8photo)

Ukuran:
14
Audio:

TAHUKAH kamu, bahwa antibiotik harus dihabiskan dan dikonsumsi sesuai petunjuk dan resep dokter agar bisa bekerja dengan efektif dalam mengobati penyakit. Bila konsumsi antibiotik dilakukan secara tidak tepat, menyalahi aturan dan dosis, atau tidak dihabiskan, ini dapat membahayakan kesehatanmu.

Melansir Healthline, Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan pertumbuhan bakteri di tubuh. Antibiotik dapat berupa pil, kapsul, salep oles, obat tetes, hingga obat suntik.

Umumnya, dokter akan meresepkan antibiotik untuk mengatasi penyakit akibat infeksi bakteri seperti infeksi saluran kemih, sinusitis, infeksi telinga, pneumonia, dan sepsis. Antibiotik tidak efektif digunakan untuk mengobati penyakit infeksi lain selain infeksi bakteri, misalnya infeksi virus dan jamur.

Untuk mengetahui apakah penyakit yang kamu alami dapat diobati menggunakan antibiotik, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Setelah dokter memastikan bahwa kamu mengalami infeksi bakteri, dokter dapat meresepkan antibiotik yang tepat sesuai jenis kuman penyebab infeksi tersebut.

Perlu diingat bahwa kamu harus mengonsumsi antibiotik sesuai dosis dan menghabiskannya. Ini penting dilakukan agar efek obat optimal dan infeksi benar-benar sembuh.

Baca juga:

Resistensi Antibiotik, Pandemi Lain yang Mengancam Dunia

antibiotik harus habis
Antibiotik harus dikonsumsi sesuai jadwal. (Foto: Freepik/Pvproduction)

Tepat Mengonsumsi Antibiotik

Agar bisa memberikan hasil yang efektif dan tidak membahayakan tubuh, ikutilah panduan mengonsumsi antibiotik yang tepat berikut ini:


1. Hindari mengonsumsi antibiotik dengan minuman beralkohol


Kamu disarankan untuk menghindari konsumsi antibiotik dengan minuman beralkohol. Ini karena alkohol bisa menimbulkan efek interaksi obat dengan antibiotik, sehingga obat tersebut tidak bekerja dengan baik atau justru menimbulkan efek samping berbahaya.

Jika dikonsumsi dengan minuman beralkohol, antibiotik bisa menimbulkan berbagai efek samping seperti mual, muntah, nyeri perut, sakit kepala, dada berdebar, dan nyeri dada. Pada kasus tertentu, efek samping yang muncul bahkan bisa lebih berat seperti keracunan dan kerusakan hati.


2. Konsumsi antibiotik sesuai jadwal


Saat diresepkan dokter meminum antibiotik, kamu juga perlu mengonsumsinya sesuai jadwal. Hal ini penting dilakukan agar antibiotik dapat bekerja dengan efektif dalam membasmi kuman penyebab infeksi di tubuh.

Sebagai contoh, jika mendapatkan dosis antibiotik 3 kali sehari, berarti kamu perlu mengonsumsinya setiap 8 jam. Sementara itu, jika diresepkan antibiotik yang perlu diminum 2 kali sehari, ini artinya antibiotik tersebut harus diminum setiap 12 jam.

Jika melewatkan satu dosis antibiotik pada jam tertentu dan baru ingat 2–3 jam kemudian, segera minum dosis obat yang terlewat tersebut dan lanjutkan dosis antibiotik berikutnya.


3. Hindari mengonsumsi antibiotik dengan suplemen


Kamu tidak dianjurkan untuk mengonsumsi antibiotik dan suplemen secara bersamaan. Beberapa suplemen memiliki kandungan mineral seperti zat besi, magnesium, kalsium, dan zinc yang dapat mengganggu penyerapan antibiotik di dalam saluran cerna. Hal ini bisa membuat antibiotik tidak efektif dalam mengobati infeksi bakteri.

Selain itu, kamu juga sebaiknya tidak mengonsumsi antibiotik bersamaan dengan obat-obatan lain karena berisiko menimbulkan efek interaksi obat. Untuk memastikan obat apa saja yang aman dikonsumsi bersamaan dengan antibiotik, bisa berkonsultasi ke dokter.

Baca juga:

Bahaya Mengintai di Balik Konsumsi Antibiotik

antibiotik harus habis
Resistensi antibiotik memyebabkan penyakit menjadi kebal terhadap antibiotik. (Foto: Freepik/Mdjaff)

Selain mengikuti beberapa aturan di atas dalam mengonsumsi antibiotik, kamu juga dianjurkan untuk menghabiskan antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Meski gejala penyakit atau keluhan yang dirasakan sudah mereda, bakteri penyebab penyakit di tubuh belum tentu sudah hilang sepenuhnya.

Selain itu, jika dikonsumsi secara tidak tepat atau tidak dihabiskan, antibiotik juga bisa berdampak buruk bagi tubuh. Berikut ini adalah kondisi yang dapat terjadi bila antibiotik tidak dihabiskan:

- Resistensi antibiotik atau kuman penyebab penyakit menjadi kebal terhadap antibiotik yang diberikan.

- Infeksi tidak benar-benar sembuh.

- Infeksi muncul kembali.

Alasan utamanya adalah untuk membasmi bakteri penyebab penyakit hingga tuntas dan mencegah terjadinya resistensi antibiotik yang berbahaya. Oleh karena itu, ikutilah aturan dan cara mengonsumsi antibiotik yang tepat sesuai petunjuk dan resep dokter. (dgs)

Baca juga:

Tanpa Antibiotik, Atasi Infeksi Sinus dengan Cara Ini

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Indonesia
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Irma mendorong BPJS Kesehatan untuk bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 28 Agustus 2025
Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran
Indonesia
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Presiden Prabowo juga menargetkan membangun total 500 rumah sakit berkualitas tinggi sehingga nantinya ada satu RS di tiap kabupaten dalam periode 4 tahun ini.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar
Indonesia
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Presiden Prabowo yakin RS PON Mahar Mardjono dapat menjadi Center of Excellence bagi RS-RS yang juga menjadi pusat pendidikan dan riset, terutama yang khusus berkaitan dengan otak dan saraf.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 26 Agustus 2025
Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
Indonesia
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Riza Chalid, selaku pemilik manfaat PT Orbit Terminal Merak, merupakan salah satu dari delapan tersangka baru dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah
Angga Yudha Pratama - Jumat, 22 Agustus 2025
Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
Bagikan