Kenali Kiat-Kiat Memahami Sisi Gelap Diri


Kenali tips ampuh memahami sisi gelap diri (Foto: pixabay/fotorech)
SESEORANG mungkin bingung bagaimana dalam memahami sisi gelap diri dan pikiran, dan cara mengatasinya. Mengenai hal tersebut, lewat buku 'Merawat Luka Batin' Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dr. Jiemi Ardian Sp.KJ membagikan tips untuk masalah tersebut.
Pada bukunya, Dokter Jiemi memberikan tips terkait latihan mindfulness serta cara menghindari dan mengatasi pikiran-pikiran tentang menyakiti diri sendiri, dorongan untuk bunuh diri, hingga pemahaman seseorang untuk mengasihi dan membantu orang dengan depresi.
Baca Juga:
"Saya menyusun buku yang berisi langkah-langkah praktis ini sebagai alat swabantu untuk mengenali dan mengatasi depresi. Apa saja yang perlu dilakukan, kemana kita mencari pertolongan, perlukah menggunakan obat-obatan dari psikiater, teknik apa yang perlu dilakukan akan coba dibahas dalam buku ini," ujar dr. Jiemi pada siaran pers Gramedia Pustaka Utama seperti yang dikutip dari laman Antara.

Jiemi secara khusus membahas perihal depresi yang merupakan kumpulan perasaan sangat menggangu serta begitu melekat, seakan kamu tidak bisa terlepas dari perasaan itu. Semua orang yang mengalaminya ingin menjauh dari pola merusaknya.
Tapi, sebanyak apapun movitasi seperti halnya 'kamu pasti bisa melewati semua ini, kamu harus bersyukur, banyak orang tidak seberuntung kamu' dan saran 'kamu kurang beriman, banyak-banyak berdoa,' depresi tetap ada.
Bahkan, Jiemi mengatakan bahwa depresi tidak akan hilang dengan senyuman atau tawa palsu yang seolah menjadi obat bius maupun usaha berkata pada diri sendiri 'ayo kamu pasti bisa' yang sebenarnya sama saja dengan memhobongi diri.
Meski begitu, Jiemi mengatakan bahwa buku itu tidak bisa menggantikan peran dari tenaga profesional seperti pskiater atau psikolog klinis. Namun, bisa menjasi pegangan bersama tenaga kerja profesional untuk bisa keluar dari depresi.
Baca Juga:

Sedikit informasi, Jiemi Ardian menyelesaikan pendidikan dokter dan spesialis kedokteran jiwa di Universitas Sebelas Maret. Saat masa pendidikan kedokteran jiwa, Jiemi sangat tertarik dengan beberapa tema seperti depresi, bunuh diri, self-harm dan trauma.
Berangkat dari pengalaman pribadinya, Jiemi ingin sebanyak mungkin orang mengizinkan dirinya ditolong dan mendapatkan kembali kebahagiaannya.
Saat ini Jiemi masih terus belajar hingga tersertifikasi sebagai pengajar Mindfulness Based Stress Reduction (MBSR) dan Mindfulness Based Cognitive Therapy (MBCT) dari Mindful Academy Solterreno, Spanyol dan Bangor University, Wales. (Ryn)
Baca Juga:
Kesadaran Akan Kesehatan Mental Picu Hadirnya Tren Staycation
Bagikan
Berita Terkait
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya

Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui

Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental

Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan

Kalau Kamu Rasakan 3 Hal Ini Lebih dari 2 Pekan, Dokter Bilang Itu Depresi Lho!

Antony Ngaku Depresi di Manchester United, Mengurung Diri hingga Tidak Makan Berhari-hari

Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja

Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
