Kesadaran Akan Kesehatan Mental Picu Hadirnya Tren Staycation

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Rabu, 23 Februari 2022
Kesadaran Akan Kesehatan Mental Picu Hadirnya Tren Staycation

Tren Staycation dan Workcation didorong oleh kesadaran kesehatan mental (Foto: pixabay/ageglobalgroup)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

PADA masa pandemi COVID-19, tren staycation dan workcation terus meningkat. Dipriediksi pada tahun 2022 ini staycation dan workcation masih akan menjadi tren liburan.

Mengenai tren tersebut, Chief Marketing Officer Traveloka Shirley Lesmana mengatakan bahwa Staycation dan Workcation didorong oleh kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan mental di tengah berbagai keterbatasan.

Baca Juga:

Menekuni Hobi, Kunci Jaga Kesehatan Mental saat Pandemi

Staycation merupakan pilihan untuk melepas penat (Foto: pixabay/mosiunterwegs)

"Ternyata ini merupakan salah satu tren yang berkembang karena kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental cukup tinggi," jelas Shirley, seperti yang dikutip dari laman Antara.

Staycation merupakan pilihan untuk melepas penat di tengah sedikitnya kesempatan untuk berlibur ke tempat yang jauh, untuk meminimalkan risiko penyebaran virus.

Staycation juga dianggap masyarakat sebagai cara untuk sekadar menenangkan diri dan menyegarkan pikiran, yang merupakan kebutuhan di tengah hidup penuh aktivitas.

Dibandingkan dengan sebelum pandemi COVID-19, pencarian tentang staycation pada mesin pencari kini naik 10 kali lipat.

Selain staycation, tren yang yang diprediksi masih akan diminati pada 2022 yakni workcation. Ini merupakan gabungan kata dari 'work' dan 'vacation', atau bekerja di tempat liburan. Gaya hidup tersebut didorong dari sejumlah perusahaan yang menerapkan kebijakan pekerjaan yang lebih fleksibel, yakni tak mengharuskan karyawannya untuk datang ke kantor.

Baca Juga:

Movement #Pelarian Ajak Kaum Muda Jangan Tunda Kenali Isu Kesehatan Mental

Pekerjaan diperbolehkan dilakukan dari mana saja, asalkan tugas-tugas terselesaikan. Kebijakan seperti itu pun semakin banyak dipraktikkan sejumlah perusahaan ketika pandemi melanda Tanah Air.

"Ini direspons pengguna untuk kerja di tempat lain, seperti di Bali, Bandung atau Puncak, yang diperlukan hanyalah koneksi internet yang baik dan workcation yang nyaman," ujar Shirley.

Selain Staycation, Workcation juga cukup diminati di masa pandemi COVID-19 (Foto: pixabay/photomix-company)

Tingginya kebutuhan konsumen mencari tempat staycation dan workcation yang nyaman, membuahkan Holiday Stays di Traveloka pada kuartal 4 tahun 2021. Pengguna dapat mencari akomodasi selain hotel, mulai dari resort, vila hingga glamping.

Selain Indonesia, tren staycation juga terlihat di Singapura. "Sebelum pandemi, dominasi perjalanan ke luar negeri. Saat pandemi yang populer staycation. Tahun lalu staycation jadi primadona saat orang butuh refreshing," ucap Shirley.

Tempat-tempat populer yang paling dicari oleh pengguna di Asia Tenggara, yakni destinasi berbasis alam, seperti halnya gunung atau pantai. Sebab, masyarakat ingin mencari hiburan setelah 'terkurung' melakukan semua aktivitas di rumah saja. (ryn)

Baca Juga:

Stigma Negatif dan Mitos Jadi Penghambat Penanganan Kesehatan Mental

#Travel #Kesehatan Mental #Staycation
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Travel
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa
Airbnb Experiences ini mulai diluncurkan Kamis (21/8) di Seoul dan akan segera hadir di Los Angeles dan Tokyo, bertepatan dengan tur mendatang SEVENTEEN, ‘SEVENTEEN WORLD TOUR [NEW_]’.
Dwi Astarini - Kamis, 21 Agustus 2025
Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa
Fun
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Pelarian Artscape hadir sebagai pelampiasan yang sehat dan penuh makna.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 04 Agustus 2025
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Indonesia
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Kelelahan mental merupakan sindrom yang dihasilkan dari stres terkait dengan pekerjaan kronis.
Dwi Astarini - Rabu, 30 Juli 2025
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Lifestyle
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Gangguan perasaan bisa berupa emosi yang tumpul atau suasana hati yang kacau
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 26 Juli 2025
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Indonesia
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Hasil ini menjadi sinyal penting perlunya konsultasi lebih lanjut dengan tenaga profesional.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 21 Juli 2025
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Indonesia
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Depresi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan depresi yang resistan terhadap pengobatan atau treatment resistant depression atau (TRD).
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 11 Juli 2025
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Travel
Selamatkan Putrinya yang Jatuh ke Laut, Seorang Ayah Melompat dari Kapal Pesiar Disney Dream
Gadis itu terjatuh saat sang ayah sedang memotretnya di dekat pagar pembatas.
Dwi Astarini - Selasa, 01 Juli 2025
 Selamatkan Putrinya yang Jatuh ke Laut, Seorang Ayah Melompat dari Kapal Pesiar Disney Dream
Lifestyle
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Untuk skizofrenia, faktor risikonya mencakup genetik
Angga Yudha Pratama - Kamis, 15 Mei 2025
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja
Fun
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Skizofrenia dapat menurunkan kualitas hidup secara signifikan.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 15 Mei 2025
Apa Saja Gejala Awal Penyebab Skizofrenia Pada Anak-Anak dan Remaja
Bagikan