Kenali Gejala Perimenopause dan Cara Mengatasinya


Perimenopause mengacu pada waktu perubahan reproduksi yang dialami perempuan menjelang menopause. (Foto: Unsplash/Christina @ wocintechchat com)
SIKLUS kesuburan berakhir seperti ketika dimulai, dengan menstruasi yang tidak teratur. Kamu mungkin mendapati diri bangun dari kursi, katakanlah, ruang konferensi kantor atau di restoran, dan merasakan kengerian remaja yang familiar, bahwa ada noda darah di rok atau celana. Lalu, kamu akan berpikir, "Mengapa tidak ada yang memperingatkan tentang ini?" Selamat datang di perimenopause.
Perimenopause mengacu pada waktu perubahan reproduksi yang dialami perempuan menjelang menopause, yang terjadi ketika menstruasi secara resmi berakhir—12 bulan setelah periode terakhirnya.
Baca Juga:

Selama perimenopause, indung telurnya mulai menghentikan operasi pembuatan bayi, menyebabkan hormon yang mereka hasilkan, estrogen, progesteron, dan testosteron, berfluktuasi dan menurun.
Saat itu terjadi, kamu mungkin mengalami pendarahan hebat dan gejala lain seperti hot flashes, nyeri payudara yang intens, siklus menstruasi yang lebih lama atau lebih pendek, jerawat, kehilangan libido dan/atau kekeringan pada vagina, PMS yang ekstrem, kecemasan, depresi, dan kesulitan tidur.
"Gejala menopause menarik semua perhatian, tetapi masa transisi perimenopause jauh lebih sulit," kata JoAnn V. Pinkerton, MD, NCMP, mantan direktur eksekutif North American Menopause Society dan profesor kebidanan dan ginekologi di University of Virginia, AS.
Mengenai menstruasi yang tidak teratur dan banyak, "Kami menyebutnya membuka pintu air. Saat estrogen melonjak, kamu mengalami pendarahan yang sangat berat dan sering kali tidak terduga, tanpa persiapan, lalu melambat lagi," kata Pinkerton seperti diberitakan Real Simple.
Kapan dimulai dan berapa lama berlangsung?

Perempuan umumnya memasuki perimenopause sekitar usia 40, gejalanya dapat dimulai pada akhir usia 30-an. Durasinya sangat bervariasi antar individu. Beberapa mengalaminya selama rata-rata empat tahun, tetapi ada juga yang berlangsung hanya beberapa bulan dan hingga 10 tahun, kata Pinkerton.
Tidak ada tes medis yang menentukan apakah kamu sedang dalam masa perimenopause, diagnosis biasanya sebagian besar dari gejalanya. Dokter mungkin menawarkan untuk memeriksa kadar hormon untuk melihat apakah kamu telah memasuki perimenopause, tetapi karena hormon berfluktuasi selama waktu ini, Pinkerton mengatakan, para ahli telah sepakat bahwa itu bukan tes yang dapat menjadi acuan. Perimenopause berakhir 12 bulan setelah menstruasi terakhirmu, yang merupakan tanda bahwa kamu telah resmi memasuki masa menopause.
Baca Juga:
Keadaan Tidak Memungkinkan? Ini Cara untuk Menahan Buang Air Kecil
Gejala paling umum

Tujuh puluh lima persen perempuan mengalami setidaknya beberapa gejala perimenopause, kata Pinkerton. Jika kamu termasuk dalam kelompok itu, pastikan untuk membicarakannya dengan dokter.
"Anda tidak harus mengalami gejala yang tidak menyenangkan seperti pendarahan hebat dan lainnya yang mengganggu hidupmu," kata Anne Moore, DNP, WHNP, pelatih klinis kesehatan perempuan di Tennessee Department of Health dan penasihat klinis untuk Association of Reproductive Health Professionals.
Pendarahan hebat dan gejala perimenopause khas lain terkadang juga merupakan tanda tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif. "Dokter dapat menguji untuk memastikan disfungsi tiroid bukan kontributor, dan membuat episode ini lebih jarang atau mencegahnya terjadi sama sekali."
Berikut adalah beberapa gejala perimenopause yang umum dialami perempuan dan cara mengatasinya:
1. Haid tidak teratur dapat diatasi dengan strategi hormonal yang membantu mempercepat menstruasi. "Terapi hormon seperti pil KB, cincin vagina, atau IUD progestin, dapat memodulasi itu dan menjaga lapisan rahim tetap tipis. Dan itu memiliki manfaat ganda untuk mencegah kehamilan, karena tubuh masih mampu mencapai kehamilan," kata Moore.
2. Hot flashes merupakan kepanasan sebagai aliran tiba-tiba di seluruh tubuh bagian atas yang dapat berlangsung selama lima menit. Gejala ini dapat diatasi dengan pil KB yang mencegah ovarium memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit estrogen Ada juga cara non-hormonal untuk meringankan ketidaknyamanan hot flashes, seperti terapi perilaku kognitif, serta antidepresan dan obat untuk nyeri saraf.
3. Perubahan kulit yang dapat diatasi dengan mempertahankan keseimbangan estrogen dengan terapi hormonal. Cara ini dapat membantu membersihkan kulitmu dari kekeringan dan jerawat. Kamu juga dapat berbicara dengan dokter kulit tentang pengobatan resep topikal seperti klindamisin untuk jerawat, dan retinoid untuk membantu menghentikan penipisan kulit.
4. Kekeringan vagina dan hilangnya libido, menurut Pinkerton, dapat diatasi dengan menggunakan pelumas saat berhubungan seks, serta pelembab vagina. "Pelembab vagina seperti pelembab untuk kulit yang diserap ke dalam kulit, dan harus digunakan secara teratur," jelasnya. Jika pengobatan ini tidak berhasil dan seks terasa menyakitkan, bicarakan dengan dokter tentang resep produk estrogen vagina dosis rendah yang dapat mengembalikan kelembapan pada area tersebut.
5. Nyeri payudara yang parah merupakan gejala yang juga dapat berkurang dengan terapi hormon. Namun, jika kamu tidak ingin melakukannya, Pinkerton menyarankan untuk mengonsumsi vitamin E dan suplemen minyak evening primrose untuk membantu mengurangi rasa sakit.
6. Gejala PMS, seperti kram, kembung, perubahan suasana hati, sakit kepala di hari-hari menjelang menstruasi. Gejala ini dapat diatasi dengan obat bebas termasuk pil dan NSAID untuk kram, dan magnesium dan kalsium telah dapat mengurangi gejala PMS. "Jika cukup parah itu mungkin gangguan dysphoric pramenstruasi, atau PMDD," tambah Pinkerton. Untuk mengatasinya, dokter mungkin akan meresepkan pil KB atau antidepresan dosis rendah selama tujuh hingga 10 hari sebelum siklus, atau selama sebulan penuh.
Baca Juga:

7. Kencing sedikit saat bersin atau berolahraga merupakan stres inkontinensia urin (SUI). Merasa seperti harus buang air kecil saat ini juga? Itulah urgensi inkontinensia urin (UUI). Keduanya dapat berkembang saat kamu bertransisi ke menopause. Mengosongkan kandung kemih lebih sering dapat membantu gejala ini. Estrogen vagina juga dapat membantu meringankan gejala kandung kemih yang terlalu aktif. Poise Impressa, alat mirip tampon yang tersedia di toko obat dapat memberi tekanan pada dinding kandung kemih untuk mencegah SUI.
8. Saat hormon turun di minggu sebelum menstruasi, kamu mungkin merasa lelah. Begitu juga jika kamu mengalami pendarahan hebat atau mengalami hot flashes. "Latih teknik kebersihan tidur yang cerdas," saran Moore. Mandi air hangat sebelum tidur, tidak ada kafein setelah jam 4 sore, membatasi alkohol, membaca sebelum tidur dan bukan melihat layar gawai atau televisi, dan tidur pada waktu yang sama setiap malam.
9. "Jika pernah mengalami depresi secara hormonal, selama pascapersalinan atau pubertas, kamu lebih mungkin mengalaminya selama perimenopause," kata Pinkerton. Jika kamu merasa depresi atau tertekan, bicarakan dengan dokter spesialis untuk mendiskusikan pilihan pengobatan.
10. "Beberapa orang mengalami lebih banyak sakit kepala tegang selama perimenopause," kata Pinkerton. Jika kamu memiliki riwayat migrain, sakit kepala ini sering menjadi lebih sering atau parah. Atasi sakit kepala seperti biasa, dengan kompres panas atau es, pergi ke akupunktur atau pijat, atau minum obat penghilang rasa sakit yang dijual bebas.
11. Penambahan berat badan yang dikatakan para ahli terjadi akibat perubahan hormonal dan menyebabkan lemak ekstra menumpuk di sekitar bagian tengah tubuh. "Hampir semua perempuan akan melihat beberapa lemak perut," kata Dr Pinkerton. Komitmen untuk menjalani gaya hidup seimbang untuk menjaga berat badan yang sehat bagi tubuhmu.
Apakah kamu pernah mengalami semua gejala, hanya beberapa, atau tidak sama sekali, Pinkerton dan Moore menekankan pentingnya menjaga diri sendiri selama perimenopause. "Biasanya, ini adalah momen di mana perempuan tidak perlu terlalu memperhatikan orang lain," kata Moore.
"Manjakan diri dengan olahraga yang sebelumnya tidak sempat kamu lakukan. Pastikan kamu melakukan pemeriksaan yang selama ini diabaikan. Inilah saat di mana kamu dapat menjadikan diri sendiri sebagai prioritas," tutupnya. (aru)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
