Gagal Lawan Peretas, Kemkominfo Pasrah Kehilangan Data Berharga


Kemkominfo pasrah kehilangan data berharga. Foto: Unsplash/ Mika Baumeister
MerahPutih.com - Pusat Data Nasional (PDN) kini belum pulih dari serangan siber Ransomware Brain Cipher. Serangan itu terjadi pada Kamis (20/6) lalu. Tak hanya mengakibatkan gangguan terhadap sejumlah layanan, serangan siber itu juga membuat data 282 kementerian/lembaga dan pemerintah daerah di PDN terkunci dan diretas.
Tim dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Polri, serta Telkom selaku pengelola PDN, sudah berupaya untuk mengembalikan data-data tersebut.
Sayangnya, upaya tersebut tidak berhasil melawan serangan ransomware dari peretas. Pada akhirnya, pemerintah mengaku gagal memulihkan data-data yang tersimpan di PDN.
“Kita berupaya keras melakukan recovery resource yang kita miliki. Yang jelas data yang sudah kena ransomware sudah tidak bisa kita recovery. Jadi sekarang menggunakan sumber daya yang masih kita miliki,” ujar Direktur Network dan IT Solution Telkom, Herlan Wijanarko, dikutip dari berbagai sumber, Rabu (26/6).
Baca juga:
Serangan Server PDN, Wamenkominfo: Tidak Ada Tempat yang Aman
Sementara itu, Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria menyebutkan, insiden ini merupakan pelajaran yang sangat penting untuk memperkuat transformasi digital yang lebih aman ke depannya.
"Kita jangan kalah atau pun kita jangan mundur hanya gara-gara insiden ini. Tentu saja kita harus belajar banyak, kita harus membuat satu sistem yang menutup semua kemungkinan kejadian-kejadian yang sama terulang lagi," ujarnya dalam laman resmi Kemkominfo, Selasa (25/6).
Ransomware Brain Cipher Pernah Serang Bank Syariah Indonesia

Virus yang menyerang PDNS 2 merupakan pengembangan dari varian yang dikenal dengan nama Lockbit 3.0. Bahkan, virus itu pernah menyerang Bank Syariah Indonesia (BSI).
"Yang baru ini, kemudian dikembangkan satu kelompok dan melabelkannya dengan nama Brain Cipher. Dan sama seperti ransomware lain, ia mengenkripsi semua data, semua file yang ada di server yang mereka serang," tuturnya.
Menurut Nezar, serangan virus tersebut menyasar Pusat Data Nasional Sementara yang kedua (PDNS), dan bukan Pusat Data Nasional (PDN).
“Ada dua PDNS, yakni yang pertama berada di Serpong dan yang kedua berada di Surabaya. Yang terkena itu yang di Surabaya. Ini juga lagi kita lokalisir wilayah-wilayah yang terdampak,” ujarnya.
Baca juga:
Menkominfo Ungkap Peretas Server PDN Minta Tebusan USD 8 Juta
Saat ini, tim Kemkominfo terus melakukan pemulihan terhadap semua sektor layanan publik terdampak serangan siber tersebut.
Sampai saat ini, beberapa layanan publik sudah mulai dipulihkan, seperti layanan imigrasi dan layanan publik yang berada di bawah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
Pasrah Kehilangan Data Berharga

Berdasarkan laporan terbaru, tim gabungan menemukan pesan yang berisi permintaan tebusan dari sang peretas.
Pemerintah diminta untuk menebus sekitar Rp 131 miliar oleh peretas. Namun, pemerintah menolak permintaan tersebut.
“Ya pemerintah kan enggak mau menebus, sudah dinyatakan tidak akan memenuhi tuntutan Rp 131 miliar,” ujar Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Usman Kansong.
Menurutnya, keputusan ini diambil setelah memastikan data yang terenkripsi oleh peretas masih berada di dalam server PDN. Kemudian, BSSN juga sudah mengisolasi dan memutus jaringan server PDN, sehingga peretas tidak bisa mengakses hingga mengambil data yang ada.
Baca juga:
Jadi, Pemerintah sudah pasrah dengan kehilangan data-data berharga tersebut. Hal itu dikarenakan tidak ada jaminan bahwa peretas akan memulihkan dan tidak mengambil data pemerintahan.
Menanggapi terkait permintaan tebusan dari peretas, Wamenkominfo, Nezar Patria menegaskan, pihaknya akan menempuh cara lain. Sebab, objek yang diserang merupakan infrastruktur penting milik negara. (*)
Bagikan
Soffi Amira
Berita Terkait
Era Baru Kejahatan Digital, CrowdStrike Sebut Serangan AI Makin Meningkat di 2025

Belajar dari Pengalaman, Pengamat Ingatkan Payment ID Rentan Dibobol Hacker

Akun X @H4ckmanac Klaim Bobol 700.000 Data Penerimaan CPNS, Begini Penjelasan Kemenhan

16 Miliar Data Bocor, Pengguna Apple hingga Google Diminta Ganti Password

Terungkap! Kebocoran Data Login Terbesar dalam Sejarah: 16 Miliar Kredensial Bobol Akibat Malware Infostealer

Nike hingga Lenovo Dapat Surat Peringatan dari Kominfo, Terancam Diblokir Karena Tak Penuhi Aturan

Modus Mantan Dirjen Kominfo Habiskan Duit Negara Ratusan Miliar Bangun PDNS Tak Layak hingga Akhirnya ‘Jebol’

Dituding Terima Jatah dari Judi Online, Budi Arie Merasa Namanya Dijual

Sosok Calon Tersangka Kasus Korupsi PDNS di Kominfo Diungkap Kejaksaan

Dugaan Korupsi Proyek PDNS di Kominfo Picu Kebocoran Data dan Serangan Ransomware
